Kolam Bocor, Populasi Ikan BBI Terancam
BANGLI, NusaBali - Kolam ikan di Balai Benih Ikan (BBI) milik Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli banyak terdapat titik bocor. Kondisi ini dapat mengancam populasi ikan dan benih ikan setempat.
Kepala Dinas PKP Bangli Wayan Sarma mengatakan di bawah Dinas PKP ada dua UPTD Balai Benih Ikan, yakni UPTD BBI Susut di Serokadan, Desa Susut, dan UPTD BBI Sidembunut di Kelurahan Cempaga. Kemudian BBI Sidembunut yang membawahi BBI Yangapi di Kecamatan Tembuku dan BBI Kedisan, Kecamatan Kintamani.
Kata Sarma, sebagai tempat memroduksi benih ikan dengan kualitas yang baik antinya akan didistribusikan ke pembudidaya ikan. Maka BBI harus didukung sarana prasarana yang memadai, salah satunya bangunan kolam ikan. Tidak dipungkiri kondisi kolam di beberapa BBI banyak yang rusak atau bocor. Seperti kolam di BBI Sidembunut dan Susut.
"Kondisi itu tentu akan berpengaruh pada volume air kolam yang terus menyusut sehingga berdampak pada kehidupan atau reproduksi ikan,” jelasnya, Kamis (1/2).
Menurut Sarma, untuk perbaikan kolam yang rusak terbentur masalah kepemilikan aset. Untuk BBI Sidembunut dan Susut masih tercatat sebagai aset pemerintah provinsi. Selama ini pemanfaatan aset tersebut baru sebatas hak pinjam pakai.
"Untuk hibah asset ini sedang tahap proses. Pada tahun 2023 Pemprov Bali menghibahkan lahan BBI Yangapi ke Pemkab Bangli. Sedangkan untuk lahan BBI Sidembunut dan Susut masih berproses,” jelas Sarma didampingi Kabid Perikanan Dinas PKP Bangli Wayan Agus Wirawan.
Jelas Sarma, ada tiga jenis ikan yang dibudidayakan di BBI yakni Nila, Lele, dan Koi. Koi diakhir tahun 2023 sudah muali bereproduksi. Namun demikian pihaknya masih terbentur masalah pemasaran. Kini sedang melakukan penjajakan untuk pemasaran ikan koi.
Dia menambahkan, BBI sebagai salah satu sumber pendapatan. Pendapatan dari penjulan benih dasar ditarget Rp 197 juta. "Target tahun 2024 lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang nilai Rp 179 juta," sambung Agus Wirawan.7esa
Komentar