Cok Rat, Diah Werdhi, Prof Wita Deklarasi Dukung Ganjar–Mahfud
Tim Pemenangan Klaim Hasil Survei di Badung Capai 89 Persen
DENPASAR, NusaBali - Amunisi dukungan buat Capres–Cawapres Ganjar Pranowo–Mahfud MD di Provinsi Bali terus mengalir.
Sejumlah tokoh dan relawan yang dikomando tokoh politik Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, akademisi Prof Dr dr I Wayan Wita SpJP dan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi, mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar–Mahfud di Jalan Puputan, Niti Mandala, Denpasar, Sabtu (3/2) sore.
Cok Rat adalah dedengkot PDI Perjuangan Provinsi Bali yang saat ini menjabat Dewan Pertimbangan Daerah DPD PDIP Bali. Prof Wita adalah mantan Rektor Universitas Udayana yang pernah diusung PDIP sebagai Calon Bupati Badung di Pilkada Badung 2010 silam. Sementara Diah Werdhi adalah Srikandi PDIP Bali yang saat ini Caleg DPR RI Dapil Bali untuk Pemilu 2024.
Cok Rat yang merupakan tokoh Puri Satria, Denpasar, sekaligus mantan Ketua DPD PDIP Bali bersama Prof Wita, Diah Werdhi, dan relawan akan konsisten bergerak untuk kemenangan Ganjar–Mahfud. Dalam deklarasi kemarin sore, Cok Rat, Prof Wita, dan Diah Werdhi mengenakan jaket Ganjar–Mahfud kepada para relawan. Selanjutnya, Diah Werdhi mengomando yel-yel dukungan buat Ganjar–Mahfud dengan target kemenangan 95 persen di Bali.
Pasangan Ganjar–Mahfud dengan nomor urut 3 diusung PDIP bersama PPP, Hanura, dan Perindo. Pasangan Ganjar–Mahfud akan bertarung dengan pasangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1 dan pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 2.
Usai deklarasi, Prof Wita mengatakan dirinya mendukung Ganjar–Mahfud karena ada tiga alasan yang sangat mendasar. Pertama, karena Prof Wita melihat program kerja pasangan Ganjar–Mahfud di bidang pendidikan dan hukum menjadi harapan bagi rakyat Indonesia.
“Apalagi Pak Mahfud adalah pendekar hukum. Kemudian Pak Ganjar tokoh yang pro anak dan membela pemajuan kualitas sumber daya manusia generasi muda,” ujarnya.
Kemudian yang kedua, Prof Wita pernah mendapatkan amanah sebagai Calon Bupati pada Pilkada Badung 2010 berpasangan dengan Wayan Disel Astawa (kini kader Gerindra). Kata Prof Wita, walaupun dirinya tidak memenangkan Pilkada 2010, namun dirinya tetap berutang budi dengan PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
“Saya berterima kasih kepada Ibu Ketua Umum, saya dapat amanah. Sejak dicalonkan PDIP, saya tidak pernah beralih dari PDIP sampai sekarang," ujar akademisi asal Desa Sibang, Kecamatan Abiansemal, Badung ini.
Alasan ketiga, kata Prof Wita, adanya pemilu yang tidak harmonis dan kondusif, yang secara etika dan moral melenceng dari prinsip-prinsip demokrasi. “Ada yang ikut mendegradasi nilai-nilai demokrasi yang selama ini sudah banyak mencapai kemajuan,” kata Prof Wita.
Menurut Prof Wita, setelah deklarasi kemarin, diharapkan masyarakat Bali memilih dengan hati nuraninya, mendukung Ganjar–Mahfud agar bisa memimpin Indonesia sebagai negara maju. “Saya sebagai akademisi menjatuhkan dukungan kepada Ganjar–Mahfud. Semua calon yang bertarung adalah calon yang baik. Namun yang terbaik adalah Ganjar–Mahfud. Pasangan yang akan membawa Indonesia Emas,” tegasnya.
Sementara Cok Rat, mengatakan kondisi negara dan bangsa yang tengah menggelar pemilu mulai dikikis oleh tangan-tangan kekuasaan dengan segala campur tangannya. Sudah saatnya masyarakat Indonesia mendukung Ganjar–Mahfud. “Demokrasi kita harus terjaga dan terkawal dari campur tangan kekuasaan. Masa mau kampanye tanpa izin cuti. Itu namanya memihak. Makanya orang yang cerdas dan waras dan pro demokrasi harus tegak lurus memilih Ganjar–Mahfud,” ujar Cok Rat.
Cok Rat menambahkan, hanya sosok Ganjar–Mahfud yang bisa meneruskan cita-cita Bung Karno. Menjadikan Indonesia sebagai negara yang sejahtera, berdaulat dan demokratis serta bebas korupsi. “Nggak kayak sekarang, korupsi di mana-mana,” tutur Cok Rat.
“Saya rasa dengan hidupnya nilai-nilai perjuangan Soekarno, saat ini saya rasa banteng-banteng akan bangkit. Generasi muda akan bangkit, karena generasi muda ingin negara ini baik. Jangan pemilu ini membuat negara ini mundur dan hancur. Rebut kemenangan untuk majunya generasi muda. Gerakan besar-besaran sudah mulai ada ini, jangan diam kita,” kata mantan Bupati Badung dan Ketua DPRD Bali ini.
Sementara itu, Tim Pemenangan Ganjar–Mahfud Kabupaten Badung mengaku telah melakukan survei kepada masyarakat. Dari penuturan Ketua Tim Pemenangan Ganjar–Mahfud Kabupaten Badung Putu Parwata, sebanyak 89 persen pemilih di Gumi Keris memilih pasangan calon (paslon) nomor urut 3 hingga per Jumat (2/2).
Cok Rat adalah dedengkot PDI Perjuangan Provinsi Bali yang saat ini menjabat Dewan Pertimbangan Daerah DPD PDIP Bali. Prof Wita adalah mantan Rektor Universitas Udayana yang pernah diusung PDIP sebagai Calon Bupati Badung di Pilkada Badung 2010 silam. Sementara Diah Werdhi adalah Srikandi PDIP Bali yang saat ini Caleg DPR RI Dapil Bali untuk Pemilu 2024.
Cok Rat yang merupakan tokoh Puri Satria, Denpasar, sekaligus mantan Ketua DPD PDIP Bali bersama Prof Wita, Diah Werdhi, dan relawan akan konsisten bergerak untuk kemenangan Ganjar–Mahfud. Dalam deklarasi kemarin sore, Cok Rat, Prof Wita, dan Diah Werdhi mengenakan jaket Ganjar–Mahfud kepada para relawan. Selanjutnya, Diah Werdhi mengomando yel-yel dukungan buat Ganjar–Mahfud dengan target kemenangan 95 persen di Bali.
Pasangan Ganjar–Mahfud dengan nomor urut 3 diusung PDIP bersama PPP, Hanura, dan Perindo. Pasangan Ganjar–Mahfud akan bertarung dengan pasangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1 dan pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 2.
Usai deklarasi, Prof Wita mengatakan dirinya mendukung Ganjar–Mahfud karena ada tiga alasan yang sangat mendasar. Pertama, karena Prof Wita melihat program kerja pasangan Ganjar–Mahfud di bidang pendidikan dan hukum menjadi harapan bagi rakyat Indonesia.
“Apalagi Pak Mahfud adalah pendekar hukum. Kemudian Pak Ganjar tokoh yang pro anak dan membela pemajuan kualitas sumber daya manusia generasi muda,” ujarnya.
Kemudian yang kedua, Prof Wita pernah mendapatkan amanah sebagai Calon Bupati pada Pilkada Badung 2010 berpasangan dengan Wayan Disel Astawa (kini kader Gerindra). Kata Prof Wita, walaupun dirinya tidak memenangkan Pilkada 2010, namun dirinya tetap berutang budi dengan PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
“Saya berterima kasih kepada Ibu Ketua Umum, saya dapat amanah. Sejak dicalonkan PDIP, saya tidak pernah beralih dari PDIP sampai sekarang," ujar akademisi asal Desa Sibang, Kecamatan Abiansemal, Badung ini.
Alasan ketiga, kata Prof Wita, adanya pemilu yang tidak harmonis dan kondusif, yang secara etika dan moral melenceng dari prinsip-prinsip demokrasi. “Ada yang ikut mendegradasi nilai-nilai demokrasi yang selama ini sudah banyak mencapai kemajuan,” kata Prof Wita.
Menurut Prof Wita, setelah deklarasi kemarin, diharapkan masyarakat Bali memilih dengan hati nuraninya, mendukung Ganjar–Mahfud agar bisa memimpin Indonesia sebagai negara maju. “Saya sebagai akademisi menjatuhkan dukungan kepada Ganjar–Mahfud. Semua calon yang bertarung adalah calon yang baik. Namun yang terbaik adalah Ganjar–Mahfud. Pasangan yang akan membawa Indonesia Emas,” tegasnya.
Sementara Cok Rat, mengatakan kondisi negara dan bangsa yang tengah menggelar pemilu mulai dikikis oleh tangan-tangan kekuasaan dengan segala campur tangannya. Sudah saatnya masyarakat Indonesia mendukung Ganjar–Mahfud. “Demokrasi kita harus terjaga dan terkawal dari campur tangan kekuasaan. Masa mau kampanye tanpa izin cuti. Itu namanya memihak. Makanya orang yang cerdas dan waras dan pro demokrasi harus tegak lurus memilih Ganjar–Mahfud,” ujar Cok Rat.
Cok Rat menambahkan, hanya sosok Ganjar–Mahfud yang bisa meneruskan cita-cita Bung Karno. Menjadikan Indonesia sebagai negara yang sejahtera, berdaulat dan demokratis serta bebas korupsi. “Nggak kayak sekarang, korupsi di mana-mana,” tutur Cok Rat.
“Saya rasa dengan hidupnya nilai-nilai perjuangan Soekarno, saat ini saya rasa banteng-banteng akan bangkit. Generasi muda akan bangkit, karena generasi muda ingin negara ini baik. Jangan pemilu ini membuat negara ini mundur dan hancur. Rebut kemenangan untuk majunya generasi muda. Gerakan besar-besaran sudah mulai ada ini, jangan diam kita,” kata mantan Bupati Badung dan Ketua DPRD Bali ini.
Sementara itu, Tim Pemenangan Ganjar–Mahfud Kabupaten Badung mengaku telah melakukan survei kepada masyarakat. Dari penuturan Ketua Tim Pemenangan Ganjar–Mahfud Kabupaten Badung Putu Parwata, sebanyak 89 persen pemilih di Gumi Keris memilih pasangan calon (paslon) nomor urut 3 hingga per Jumat (2/2).
Foto: Putu Parwata. -IST
Parwata menyebut, survei ini telah dilaksanakan mulai dari Kecamatan Petang hingga Kuta Selatan. Bahkan dari hasil survei tersebut, dia menilai masyarakat tampaknya telah objektif melihat siapa yang mereka yakini mengantarkan kesejahteraan masyarakat. “Selain itu bisa mengurus masyarakat dengan mata, hati nuraninya. Bisa membangun apa yang diharapkan generasi muda, tampaknya itu ke paslon Ganjar–Mahfud nomor urut 3,” kata Parwata, Sabtu (3/2).
“Kami tidak perlu sampaikan datanya, yang jelas signifikan Ganjar–Mahfud. Sampai hari ini 89 persen. Saya yakin ini (hasil survei Ganjar–Mahfud) akan bergerak terus,” kata politisi PDIP asal Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara tersebut.
Parwata yang juga Ketua DPRD Badung ini optimistis Ganjar–Mahfud dapat menang satu putaran. Terlebih lagi, target dari DPD PDIP Bali yakni meraih suara 95 persen. Dirinya yakin, paslon nomor urut 3 sejalan dengan keinginan masyarakat dan mengantarkan bangsa ini menuju bangsa yang damai, nyaman, sejahtera, dan demokrasi terbangun dengan baik. "Bisa terjadi Ganjar–Mahfud satu putaran, asalkan terjadi kekuatan rakyat lebih yakin,” ucap Sekretaris DPC PDIP Badung tersebut. 7 nat, ind
Komentar