Raih Perak Berkat Loloh Cemcem
Dari hasil penelitiannya dengan percobaan 20 tikus, kandungan dalam Loloh Cemcem dapat mempercepat proses tidur dan memperpanjang masa tidur, sehingga cocok untuk mereka yang mengalami susah tidur (insomnia).
Dua Siswi SMAN 3 Denpasar Torehkan Prestasi di Malaysia
DENPASAR, NusaBali
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan pelajar SMA Negeri 3 Denpasar. Kali ini, dua orang siswanya, Ni Luh Putu Hardy Lestari, 17, dan Ni Nyoman Maylina Triastuti,17, sukses membawa penelitian mereka tentang khasiat Loloh Cemcem ke ajang internasional di Kuala Lumpur, Malaysia dalam ajang RMC (Royal Military College) Young Scientists Conference Exhibition, pada Jumat (14/7) lalu.
Penelitian yang berbuah manis ini sudah dilakukan dua gadis ini sejak pertengahan tahun 2016 lalu. Mereka memilih Loloh Cemcem lantaran kandungan di dalamnya dapat mempercepat proses tidur dan memperpanjang masa tidur manusia yang mengalami susah tidur (insomnia). Penelitian tersebut diberi nama Environmental Science.
Saat ditemui, Senin (24/7) di SMAN 3 Denpasar, Hardy menceritakan, awal mengambil ide itu hingga maju ke ajang internasional berawal dari melihat kebanyakan teman-temannya di kelas XII yang sering mengantuk sampai ketiduran di kelas karena kurang tidur.
Nah, setelah ditanya-tanya, ternyata mereka itu sering susah tidur pada malam harinya sehingga ketika bangun pagi mereka susah berangkat sekolah. Kendati bisa bangun, ujung-ujungnya mereka harus menahan kantuk bahkan tidak jarang tidur di dalam kelas. "Karena ngantuk jadi bangun pagi susah dan sering ngantuk di kelas. Dan kebetulan masalah itu juga terjadi pada saya," ujar dara asal Banjar Petiles, Desa Antosari, Selemadeg Barat, Tabanan.
Dengan pengalamannya itu, pada pertengahan tahun 2016, Hardy yang saat itu tengah mencari inspirasi untuk penelitiannya menerima informasi dari pembinanya bahwa ada lomba di Canisius College Science Competition.
Nah dari sanalah Hardy mulai berpikir, ia lantas mengajak rekannya, Ni Nyoman Maylina Triastuti untuk mencari inspirasi terhadap penelitian yang bisa diikutkan dalam lomba tersebut. "Saya ingat dengan kejadian yang saya alami dan teman-teman lain juga, kenapa nggak coba bikin obat anti insomnia saja biar gak cepet ngantuk di kelas? Kemudian, pada waktu itu juga ada PKB (Pesta Kesenian Bali). Kami sempet jalan-jalan di PKB, dan melihat banyak orang yang beli Loloh Cemcem. Terus kami tanya sama dagangnya, apa sih khasiatnya Loloh Cemcem ini, lalu dibilangnya sih ya banyak manfaatnya, terutama dapat menurunkan tekanan darah," kenangnya.
Melihat banyak peminat dari Loloh Cemcem itu, Hardy dan Maylina mencoba mencari tahu kandungan dari Loloh Cemcem itu, dan menemukan bahwa ternyata senyawa-senyawa dalam bahan-bahannya dapat mempercepat proses tidur dan memperpanjang waktu tidur.
Kemudian mereka melakukan percobaan yang didampingi pembinanya dari SMAN 3 Denpasar. "Awalnya kami melakukan percobaan dengan menyuntikkan Loloh Cemcem pada 20 tikus, dan mengirim abstrak melalui email. Ternyata kami terpilih sebagai juara 2 di Jakarta. Kami sempat pesimis karena yang berangkat katanya hanya juara 1. Ternyata kami dipanggil lagi untuk mengikuti lomba ke Malaysia. Kami sangat senang sekali waktu itu," ujarnya.
Dikatakan, sebelum keberangkatannya ke Malaysia, Hardy dan Maylina sempat ditolak hasil penelitian oleh pembinanya di Jakarta karena menggunakan tikus sebagai percobaan. Namun akhirnya diterima dengan percobaan 20 tikus. Tak itu saja, juga sempat terkendala alat suntik yang dipakai percobaan karena alatnya hanya ada di Jawa. "Sempat bingung karena alatnya belum ada, pas saat itu semua toko libur karena Lebaran. Tapi setelah nego-nego melalui email dengan pedagangnya akhirnya bisa dikirimkan, kami lega. H-6 berangkat, akhirnya kami bisa selesai melakukan eksperimen," ujarnya.
Dijelaskan Maylina, pada eksperimen itu, tikus yang tidurnya dalam waktu normal selama 113 menit, bisa lebih panjang waktu tidur menjadi 134 menit. "Saat di Malaysia, kami presentasi itu, dan juri syukurnya memberikan masukan bukan memojokkan. Kami senang dan banyak orang yang bilang cocok untuk keluarga mereka yang susah tidur. Akhirnya saat pengumuman kami dapat juara dua meraih perak dan juara satunya dari Malaysia," jelas siswi asal Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang tinggal di Jalan Raya Abian Base Perum PLN No 4D, Badung.
Dengan raihan hasil ini, keduanya mengaku sangat senang karena bisa mempersembahkan medali perak untuk Indonesia. “Kami sudah berusaha tampil maksimal untuk meraih medali emas, namun ternyata hanya perak. Tapi tetap kami bersyukur, kami menjadi nomor 2. Ada 13 negara yang kami sisihkan," ujarnya, senang. *cr63
DENPASAR, NusaBali
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan pelajar SMA Negeri 3 Denpasar. Kali ini, dua orang siswanya, Ni Luh Putu Hardy Lestari, 17, dan Ni Nyoman Maylina Triastuti,17, sukses membawa penelitian mereka tentang khasiat Loloh Cemcem ke ajang internasional di Kuala Lumpur, Malaysia dalam ajang RMC (Royal Military College) Young Scientists Conference Exhibition, pada Jumat (14/7) lalu.
Penelitian yang berbuah manis ini sudah dilakukan dua gadis ini sejak pertengahan tahun 2016 lalu. Mereka memilih Loloh Cemcem lantaran kandungan di dalamnya dapat mempercepat proses tidur dan memperpanjang masa tidur manusia yang mengalami susah tidur (insomnia). Penelitian tersebut diberi nama Environmental Science.
Saat ditemui, Senin (24/7) di SMAN 3 Denpasar, Hardy menceritakan, awal mengambil ide itu hingga maju ke ajang internasional berawal dari melihat kebanyakan teman-temannya di kelas XII yang sering mengantuk sampai ketiduran di kelas karena kurang tidur.
Nah, setelah ditanya-tanya, ternyata mereka itu sering susah tidur pada malam harinya sehingga ketika bangun pagi mereka susah berangkat sekolah. Kendati bisa bangun, ujung-ujungnya mereka harus menahan kantuk bahkan tidak jarang tidur di dalam kelas. "Karena ngantuk jadi bangun pagi susah dan sering ngantuk di kelas. Dan kebetulan masalah itu juga terjadi pada saya," ujar dara asal Banjar Petiles, Desa Antosari, Selemadeg Barat, Tabanan.
Dengan pengalamannya itu, pada pertengahan tahun 2016, Hardy yang saat itu tengah mencari inspirasi untuk penelitiannya menerima informasi dari pembinanya bahwa ada lomba di Canisius College Science Competition.
Nah dari sanalah Hardy mulai berpikir, ia lantas mengajak rekannya, Ni Nyoman Maylina Triastuti untuk mencari inspirasi terhadap penelitian yang bisa diikutkan dalam lomba tersebut. "Saya ingat dengan kejadian yang saya alami dan teman-teman lain juga, kenapa nggak coba bikin obat anti insomnia saja biar gak cepet ngantuk di kelas? Kemudian, pada waktu itu juga ada PKB (Pesta Kesenian Bali). Kami sempet jalan-jalan di PKB, dan melihat banyak orang yang beli Loloh Cemcem. Terus kami tanya sama dagangnya, apa sih khasiatnya Loloh Cemcem ini, lalu dibilangnya sih ya banyak manfaatnya, terutama dapat menurunkan tekanan darah," kenangnya.
Melihat banyak peminat dari Loloh Cemcem itu, Hardy dan Maylina mencoba mencari tahu kandungan dari Loloh Cemcem itu, dan menemukan bahwa ternyata senyawa-senyawa dalam bahan-bahannya dapat mempercepat proses tidur dan memperpanjang waktu tidur.
Kemudian mereka melakukan percobaan yang didampingi pembinanya dari SMAN 3 Denpasar. "Awalnya kami melakukan percobaan dengan menyuntikkan Loloh Cemcem pada 20 tikus, dan mengirim abstrak melalui email. Ternyata kami terpilih sebagai juara 2 di Jakarta. Kami sempat pesimis karena yang berangkat katanya hanya juara 1. Ternyata kami dipanggil lagi untuk mengikuti lomba ke Malaysia. Kami sangat senang sekali waktu itu," ujarnya.
Dikatakan, sebelum keberangkatannya ke Malaysia, Hardy dan Maylina sempat ditolak hasil penelitian oleh pembinanya di Jakarta karena menggunakan tikus sebagai percobaan. Namun akhirnya diterima dengan percobaan 20 tikus. Tak itu saja, juga sempat terkendala alat suntik yang dipakai percobaan karena alatnya hanya ada di Jawa. "Sempat bingung karena alatnya belum ada, pas saat itu semua toko libur karena Lebaran. Tapi setelah nego-nego melalui email dengan pedagangnya akhirnya bisa dikirimkan, kami lega. H-6 berangkat, akhirnya kami bisa selesai melakukan eksperimen," ujarnya.
Dijelaskan Maylina, pada eksperimen itu, tikus yang tidurnya dalam waktu normal selama 113 menit, bisa lebih panjang waktu tidur menjadi 134 menit. "Saat di Malaysia, kami presentasi itu, dan juri syukurnya memberikan masukan bukan memojokkan. Kami senang dan banyak orang yang bilang cocok untuk keluarga mereka yang susah tidur. Akhirnya saat pengumuman kami dapat juara dua meraih perak dan juara satunya dari Malaysia," jelas siswi asal Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang tinggal di Jalan Raya Abian Base Perum PLN No 4D, Badung.
Dengan raihan hasil ini, keduanya mengaku sangat senang karena bisa mempersembahkan medali perak untuk Indonesia. “Kami sudah berusaha tampil maksimal untuk meraih medali emas, namun ternyata hanya perak. Tapi tetap kami bersyukur, kami menjadi nomor 2. Ada 13 negara yang kami sisihkan," ujarnya, senang. *cr63
1
Komentar