Seorang Karyawan Menderita Luka Bakar
Gudang Produksi Kerajinan Fiberglass Terbakar
DENPASAR, NusaBali - Kebakaran hebat melanda gudang produksi kerajinan fiberglass Bali Resin yang berada di Jalan Kertapura IV, Pemecutan Klod, Denpasar Barat, pada Senin (5/2) sekitar pukul 17.30 Wita. Selain menghanguskan bangunan bersama isinya, juga mengakibatkan seorang karyawan menderita luka bakar pada bagian tangan.
Belum diketahui secara persis penyebab terjadinya kebakaran gudang tersebut. Kuat dugaan akibat korsleting listrik. Sebelum terjadi kebakaran, karyawan yang sedang bekerja mendengar suara ledakan kecil disertai percikan api. Seketika api cepat membesar menghanguskan bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam gudang.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dikonfirmasi, Selasa (6/2), mengungkapkan pada saat kejadian para karyawan sedang bekerja. AKP Sukadi mengatakan kebakaran pertama kali diketahui oleh Rida Udin, 44.
“Pada saat itu saksi dan temannya sedang bekerja. Awalnya ada ledakan kecil kemudian disusul percikan api hingga terjadi kebakaran,” kata AKP Sukadi.
Rida Udin dan teman kerjanya berusaha memadamkan api dengan menyemprotkan air keran. Selain itu melaporkan kejadian kepada bos mereka Herman Rasidi, 34. Selanjutnya Herman menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar.
“Melihat api makin membesar para saksi yang ada di lokasi berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Bersama warga mereka berusaha memadamkan api dengan menyemprotkan air keran. Pada saat itulah punggung tangan kiri Rida Udin tersambar api,” beber AKP Sukadi.
Sementara salah seorang saksi lain yang merupakan tetangga dari korban mengatakan kebakaran itu membuatnya panik. Perempuan asal Madura, Jawa Timur yang akrab disapa Bu Doni, itu mengaku pasrah karena rumah tempat tinggalnya dipenuhi barang mudah terbakar.
Pada saat terjadi kebakaran di gudang Bali Resin, Bu Doni kabur dari rumahnya hanya menyelamatkan anaknya yang masih balita. Untungnya kebakaran itu cepat ditangani Damkar Denpasar sehingga api hanya membakar pada satu titik saja.
“Saya tidak tahu bagaimana awal kejadiannya. Tiba-tiba api sudah membesar. Saya kabur dari sini membawa pergi anak saya,” ucap Bu Doni.
Bu Doni menceritakan selama ini gudang itu dibuka pukul 07.00 Wita sampai 17.00 Wita. Pemesan barang di tempat itu kebanyakan warga negara asing. “Barangnya banyak jenisnya. Biasanya bule-bule yang beli. Saya tidak tahu apa saja nama barang-barang yang mereka hasilkan,” ucapnya. 7 pol, cr79
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dikonfirmasi, Selasa (6/2), mengungkapkan pada saat kejadian para karyawan sedang bekerja. AKP Sukadi mengatakan kebakaran pertama kali diketahui oleh Rida Udin, 44.
“Pada saat itu saksi dan temannya sedang bekerja. Awalnya ada ledakan kecil kemudian disusul percikan api hingga terjadi kebakaran,” kata AKP Sukadi.
Rida Udin dan teman kerjanya berusaha memadamkan api dengan menyemprotkan air keran. Selain itu melaporkan kejadian kepada bos mereka Herman Rasidi, 34. Selanjutnya Herman menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar.
“Melihat api makin membesar para saksi yang ada di lokasi berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Bersama warga mereka berusaha memadamkan api dengan menyemprotkan air keran. Pada saat itulah punggung tangan kiri Rida Udin tersambar api,” beber AKP Sukadi.
Sementara salah seorang saksi lain yang merupakan tetangga dari korban mengatakan kebakaran itu membuatnya panik. Perempuan asal Madura, Jawa Timur yang akrab disapa Bu Doni, itu mengaku pasrah karena rumah tempat tinggalnya dipenuhi barang mudah terbakar.
Pada saat terjadi kebakaran di gudang Bali Resin, Bu Doni kabur dari rumahnya hanya menyelamatkan anaknya yang masih balita. Untungnya kebakaran itu cepat ditangani Damkar Denpasar sehingga api hanya membakar pada satu titik saja.
“Saya tidak tahu bagaimana awal kejadiannya. Tiba-tiba api sudah membesar. Saya kabur dari sini membawa pergi anak saya,” ucap Bu Doni.
Bu Doni menceritakan selama ini gudang itu dibuka pukul 07.00 Wita sampai 17.00 Wita. Pemesan barang di tempat itu kebanyakan warga negara asing. “Barangnya banyak jenisnya. Biasanya bule-bule yang beli. Saya tidak tahu apa saja nama barang-barang yang mereka hasilkan,” ucapnya. 7 pol, cr79
Komentar