Pasar Hewan Beringkit Rasa Sanggar Kesenian
Pengunjung Gratis ‘Ngerindik’
DENPASAR, NusaBali - Pasar Hewan Beringkit di Banjar Beringkit, Desa Mengwi Tani, Kecamatan Mengwi, memang dikenal sebagai pasar sentra jual beli ternak, khususnys ternak sapi.
Selain sapi, pasar Beringkit sejatinya juga menjadi tempat penjualan beragam keperluan. Perabotan pertanian, pakaian, obat-obatan alternatif, perabotan rumah tangga dan pertanian dan lainnya. Termasuk tempat penjualan alat atau instrumen musik tradisional atau gamelan. Antara lain suling, gangsa, tawa-tawa, kendang, cengceng sampai rindik.
Malah karena keberadaan pedagang gamelan Pasar Beringkit jadi memiliki nuansa lain, seperti suasana di sanggar kesenian. Hal itu karena tak jarang pengunjung, tak cukup melihat-lihat atau membeli barang tetapi juga belajar menabuh gamelan. Dari mencoba-coba memainkan nada sampai ada yang menekuni secara serius.
Yang paling sering ‘ngerindik’, bermain rindik. Untuk itu tak bayar alias gratis. Karena yang empunya dagangan tak keberatan. Selain meramaikan suasana, sekaligus menunjukkan di tempat itu ada penjualan gamelan.
“Ya, memang seperti ini suasana setiap pasaran,” ujar I Made Bersih, 56, salah seorang pedagang gamelan, Minggu(11/2). Karena itulah Made Bersih merasa tidak rugi, kalau ada pengunjung suntuk bermain musik, memanfaatkan alat-alat gamelan yang dia jual.
Malah ada diantara pengunjung yang sering datang ngerindik, diajak bareng ikut serta bermain musik sungguhan untuk prosesi upacara adat. Terutama upacara perkawinan.
“Ya, saya juga kadang menerima job untuk ngerindik. Misalnya untuk joget,” ungkap pria yang sudah 25 tahun jualan di Pasar Beringkit.
Karena itulah, bila pengunjung pasar Beringkit mendengar alunan tabuh rindik atau gamelan lain, hampir dipastikan berasal dari orang bermain gamelan. Salah satunya di lantai bawah sisi timur gedung Pasar Beringkit, tempat Made Bersih dan pedagang lain yang berjualan gamelan.
Sekaligus menghibur pengunjung lain yang sedang belanja serta ada juga yang sedang menikmati makanan atau minuman di pedagang sekitarnya.
I Nyoman Sentra, menuturkan hampir setiap hari pasaran di Pasar Beringkit, hari Minggu dan Rabu, dia datang menikmati dan kadang bermain gamelan.
“Ya, pang polih meselihan (supaya dapat rileks),” kata pria asal Abiantuwung, Kediri, Tabanan.
Apalagi jarak antara Abiantuwung dengan Pasar Beringkit, tidak berjauhan. Tidak lebih dari 3 kilometer ke arah barat.
“Saya bereskan dulu, pekerjaan di rumah, setelah itu baru datang ke sini,” ungkap Sentra yang sehari-hari adalah pedagang kembang rampe bersama istrinya.
Dia mengaku suka melihat orang bermain gamelan di Pasar Beringkit. “Kadang saya juga ikut bareng menabuh mendampingi yang lain,” kata Sentra.
Menurut dia, keberadaan pedagang gamelan, dimana pengunjung bisa belajar megamel sendiri, menjadi ciri lain dari Pasar Hewan Beringkit, selain sebagai pusat jual beli ternak, khususnya sapi. “Ya tiap pasaran, Minggu dan Rabu, pasti ada saja yang megamel,” teranng Sentra. K17.
Komentar