Guru SD Jatuh dari Jembatan Tukad Cangkir, Gianyar
Diduga Korban Terpental Setelah Kecelakaan Motor
GIANYAR, NusaBali - Jembatan Tukad Cangkir di Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Gianyar kembali memakan korban jiwa.
Seorang pengendara motor, I Made Karmawan,25, asal Lingkungan/Kelurahan Bebalang, Kecamatan/Kabupaten Bangli ditemukan tewas di aliran Tukad Cangkir di bawah jembatan sedalam 15 meter, Senin (12/2) pagi. Lokasi ditemukannya korban persis di titik jatuh dan tewasnya siswa SMA yang cebur diri pada awal November 2023 lalu.
Foto: Suasana di rumah duka I Kadek Karmawan di Lingkungan/Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Senin (12/2). -IST
Informasi yang dihimpun, korban Made Karmawan, seorang guru kontrak di SD Penatahan Susut, Bangli ini mulanya melaju dari timur ke barat menggunakan sepeda motor Yamaha NMax DK 3743 PY. Diduga sepeda motor korban membentur pipa besi di utara jembatan hingga kemudian terseret di aspal. Sementara korban terpental jatuh terjun ke jurang di bawah jembatan. Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Kabupaten Gianyar yang mengetahui kejadian tersebut langsung meluncur melakukan evakuasi. Mengingat TKP yang dikenal cukup angker, tim mengawali penyisiran dengan jalur niskala.
Tim menghaturkan banten pejati di palinggih setempat dengan harapan korban bisa ditemukan dan dievakuasi. Hadir langsung saat evakuasi kemarin Kalaksa BPBD Kabupaten Gianyar Ida Bagus Putu Suamba beserta Kabid Kedaruratan dan Logistik I Gusti Ngurah Dibya Presasta yang memimpin penyisiran. "Indikasi korban jatuh ke dalam jurang. Anggota TRC regu A mulai melakukan penyisiran sekitar pukul 05.00 Wita," jelas IB Suamba. Suasana jurang yang masih gelap membuat jarak pandang terbatas. Namun selama dua jam penyisiran hingga matahari terbit, sosok tubuh korban belum ditemukan. "Diduga korban tenggelam ke dalam air," jelasnya. Atas dugaan itu, Tim Balawista dikerahkan untuk berenang melakukan penyisiran di dalam air.
Akhirnya sekitar 20 meter dari dugaan titik jatuhnya, jasad korban berhasil ditemukan pada pukul 08.30 Wita. Jasad korban tenggelam persis dekat bebatuan titik jatuhnya siswa SMA yang cebur diri tahun 2023 lalu. Hal ini diungkapkan Kabid Kedaruratan dan Logistik IGN Dibya Prasasta usai evakuasi. "Persis sama dengan titik tempat jatuhnya siswa. Kalau siswa itu di batu, korban ini di dalam air," jelasnya.
Sementara dari kondisi di TKP, diduga motor korban melaju kencang hingga membentur pipa besi di sebelah utara, lalu terpental jatuh ke jurang. "Kalau di sana pasti kecepatan tinggi. Motor terpental jauh ke barat sekitar 15 meter. Langsung dievakuasi oleh Polsek Gianyar," jelasnya. Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kota Gianyar Kompol I Gede Sudyatmaja mengatakan pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi dan membantu evakuasi korban. Diketahui bahwa korban sekitar pukul 04.15 Wita datang dari arah timur menuju barat. Setiba di TKP di Jalan Astina Timur tepatnya di Jembatan Tukad Cangkir, tiba-tiba korban tidak bisa menguasai laju kendaraannya sehingga terjatuh ke bawah jembatan.
Personel Polsek Gianyar dan Petugas BPBD Gianyar saat menerima laporan ada peristiwa orang jatuh ke bawah jembatan, langsung turun ke TKP. "Korban ditemukan sekira pukul 08.30 Wita dalam keadaan sudah meninggal dunia," jelas Kompol Sudyatmaja.
Korban kemudian dievakuasi dengan cara ditarik dengan tali ke atas jembatan dan selanjutnya dibawa menggunakan ambulance PMI Gianyar menuju Rumah Sakit Umum Bangli karena korban berasal dari Desa Bebalang Bangli. Cukup seringnya Jembatan Tukad Cangkir ini memakan korban jiwa menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gianyar, IGN Dibya harus menjadi perhatian serius. Sisi barat maupun timur jembatan perlu diberi tanda peringatan ‘Hati-Hati’.
"Lampu penerangan rasanya sudah cukup. Tapi perlu dipertegas dengan tanda peringatan. Karena dari timur itu jalan turunan, lalu agak menikung di jembatan. Maka harus ada penanda," ujarnya. Selain itu, menurutnya sling besi pembatas jembatan perlu ditinggikan dan dirapatkan agar tidak ada yang jatuh. "Ini sudah kejadian kedua, agar tidak ada kejadian serupa lagi," harapnya.
Sementara pihak keluarga langsung melaksanakan upacara makingsan ring gni untuk jenasah Kadek Karmawan pada, Senin siang kemarin pukul 14.00 Wita di Krematorium Bebalang. Sedangkan upacara ngaben akan digelar pada Soma Umanis Sungsang, Senin (19/2) mendatang. Pantauan NusaBali, Senin kemarin banyak pelayat yang datang ke rumah duka di Lingkungan Bebalang. Baik kerabat, krama/masyarakat hingga rekan sesama guru.
Foto: Suasana di rumah duka I Kadek Karmawan di Lingkungan/Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Senin (12/2). -EKA SRI
Paman korban, I Nyoman Dama menuturkan pada, Senin pagi dirinya mendapat pesan jika keponakannya Kadek Karmawan mengalami kecelakaan di wilayah Gianyar. Saat itu dirinya mendapat foto kondisi kendaraan milik Kadek Karmawan, yakni NMax DK 3743 PY. Mendapat kabar tersebut Nyoman Dama langsung berangkat ke Gianyar. "Saat itu saya langsung ke Polsek Gianyar karena sepeda motor sudah diamankan di sana. Namun ketika itu belum diketahui keberadaan keponakan saya ini," kata Nyoman Dama yang juga anggota Polri ini.
Setelah memastikan kendaraan tersebut milik Kadek Karmawan, Nyoman Dama langsung mengabari pihak keluarga di rumah.
Kemudian, upaya untuk mengecek ke rumah sakit juga dilakukan, tetapi Kadek Karmawan tidak ada dirawat di rumah sakit. Kemungkinan besar dirinya jatuh ke tukad (sungai). Lantas dilakukan upaya pencarian di Tukad Cangkir oleh petugas BPBD Gianyar. Akhirnya Kadek Karmawan ditemukan di dalam air. "Petugas menemukan di dalam air. Kami tidak tahu pasti bagaimana kronologi kejadian kecelakaan tersebut," jelasnya.
Begitu jenazah berhasil dievakuasi, pihaknya meminta untuk langsung dibawa ke RSU Bangli. Nyoman Dama yang merupakan Bhabinkamtibmas Bebalang ini mengatakan saat di ruang jenazah dilakukan proses pembersihan. Kadek Karmawan mengalami patah tulang kaki kiri dan lecet-lecet. Karena terendam air, kulit berwarna putih.
Di sisi lain ayah Kadek Karmawan, yakni I Nyoman Rapia mengaku jika dirinya mendapatkan kabar anaknya mengalami kecelakaan pada, Senin pagi sekitar pukul 07.30 Wita. Saat itu dirinya tidak tahu jika anaknya belum diketemukan. Diceritakan pada, Minggu (11/2) malam, Kadek Karmawan sempat bilang akan latihan megambel dan dilanjutkan melayat karena ada warga meninggal di Bebalang. Setelah menyampaikan hal itu, tidak ada lagi komunikasi. Rapia tidak tahu pasti tujuan anaknya ke Gianyar.
"Saya saat itu sedang menjaga istri karena dirawat di rumah sakit. Anak saya bilang mau latihan dan medelokan (melayat). Tidak ada bilang mau ke Gianyar. Tapi dengan teman bilang mau ke Gianyar membeli obat. Obat itu mungkin untuk ibunya karena lagi sakit," ungkapnya. Sekitar pukul 01.00 Wita, Kadek Karmawan masih berada di lokasi melayat. Diperkirakan, Senin dinihari dia berangkat ke Gianyar. Nyoman Rapia yang akrab disapa Nyoman Rapi ini mengatakan jika sebelum kejadian tidak ada firasat apa-apa. Tidak ada hal-hal aneh lainnya, semua seperti biasa. Pihak keluarga tentu saja sangat terpukul atas kepergian anak kedua dari dua bersaudara ini.
Pihak keluarga, Senin kemarin melaksanakan upacara makingsan ring gni jenazah Kadek Karmawan. Sedangkan rencana upacara Ngaben akan dilaksanakan pada 19 Februari mendatang. "Jenazah tidak dibawa pulang, tetapi langsung kami laksanakan upacara makingsan ring gni di Krematorium Bebalang," sebutnya. Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, Komang Pariarta mengatakan Kadek Karmawan merupakan pegawai di lingkungan Disdikpora Bangli. Dia merupakan guru olahraga di SDN 3 Susut yang berlokasi di Banjar Penatahan, Desa/Kecamatan Susut.
"Sudah hampir 2 tahun ini menjadi guru honorer di SDN 3 Susut," ucapnya. Orang tua Kadek Karmawan juga merupakan keluarga besar Disdikpora Bangli, yakni Kepala Sekolah di SDN 3 Bunutin dan ibunya adalah staf di Bagian Pendidikan Dasar di Disdikpora. "Kami menyampaikan bela sungkawa, almarhum dan keluarga adalah keluarga besar kami di Dinas Pendidikan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," kata Komang Pariarta. 7 nvi, esa
1
Komentar