Air Cukup, Petani Ogah Ikut Asuransi
GIANYAR, NusaBali - Minat petani di Gianyar ikut asuransi pertanian masih rendah. Ketersediaan air membuat petani merasa tetap aman. Selain cukup air, gangguan penyakit terhadap tanaman pangan khususnya padi tidak siginifikan. Dari 2.000 hektare lahan pertanian, hanya 70 hektare ikut asuransi.
Kabid Tanaman, Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, Nyoman Sadakarya, menjelaskan pada tahun 2023 yang ikut asuransi pertanian hanya 70 hektare. Peserta asuransi dari Subak Lange dan Subak Cau Duur di Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati.
Jumlah petani keseluruhan 56 orang. Jumlah petani yang ikut asuransi tahun ini lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Krama Subak Kesian, Gianyar dan Subak Taro di Desa Taro, Kecamatan Tegalalang ikut asuransi dengan luas keseluruhan 60 hektare. Petani yang ikut asuransi sebanyak 140-an orang.
Petani yang ikut asuransi hanya membayar Rp 36.000 per hektare dan disubsidi pemerintah sebesar Rp 144.000. Jika terjadi gagal panen dengan luas kerusakan paling sedikit 75%. Bila klaim memenuhi syarat, petani diberikan pertanggungan kerusakan sebesar Rp 6 juta per hektare.
Rendahnya kepesertaan asuransi pertanian di Gianyar karena secara umum di Gianyar sangat jarang terjadi gagal panen atau padi yang terserang hama sejenis blass atau tungro dan penyakit lain. “Di sisi lain, saluran irigasi juga masih normal, sangat jarang kekurangan air dan sistem pemeliharaan tanaman sangat terjaga,” jelas Sadakarya.
Kasus kerusakan yang terjadi di Tahun 2023 hanya 30 are di Kecamatan Sukawati. Sedangkan kasus terakhir tanaman padi terserang hama blass di Tahun 2021 seluas 11 hektare di Kecamatan Tegalalang. “Ya, kasus terakhir Tahun 2021 seluas 11 hektare, petani sudah mendapat klaim Rp 3 juta sampai Rp 6 juta, tergantung tingkat kerusakan tanaman,” jelas Sadakarya. 7 nvi
Komentar