Beras Langka di Toko Ritel
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)
Arief Prasetyo Adi
Istana Kepresidenan
Perpadi
Beras Premium
Harga Beras
Perpadi sebut salah satunya angka panen yang terus menurun
JAKARTA, NusaBali
Sejumlah gerai ritel modern seperti Indomaret hingga Alfamart terpantau mengalami kelangkaan stok beras premium. Apa penyebabnya? Pasokan terbatas dan harga yang tinggi disebut jadi biang keroknya.
Terkait kelangkaan beras, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan sejumlah kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi stok beras hingga ke pasar tradisional dan modern.
Bos Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan dirinya dan sejumlah menteri terkait serta Bulog ditugaskan untuk mendistribusikan stok beras yang ada di Bulog ke pasar, untuk merespons laporan kelangkaan stok beras.
“Saat ini di (Pasar Induk Beras) Cipinang stoknya termasuk tinggi, di atas 34 ribu ton, dan ini yang harus sampai ke pasar-pasar tradisional dan modern market. Sekali lagi perintahnya adalah ‘banjiri pasar’,” ujar Arief di Istana Kepresidenan, Jakarta, seperi dilansir Antara, Senin.
Apa kata Aprindo? Menurut Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey, kelangkaan beras premium di ritel-ritel modern disebabkan tingginya harga beras di produsen, sehingga banyak peritel memilih tidak memasok beras premium ke ritelnya. Dia menyebut peningkatan harga beras premium cukup signifikan, dari sekitar Rp13.000 per kilogram menjadi Rp16.000-Rp17.000 per kilogram.
Sementara itu berdasarkan panel harga Bapanas, Senin, harga beras melambung tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET). Harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp15.860 per kilogram, sementara HET beras tersebut berkisar Rp12.900-Rp14.800 per kilogram.
Namun Arief meminta masyarakat tidak panik. Meskipun harga beras sedang meroket, harga beras bisa turun paling lambat bulan Maret 2024. Dia menyatakan panen raya akan terjadi di bulan Maret 2024 dengan prediksi produksi sebesar 3,5 juta ton. Dengan begitu, harga beras akan turun karena stoknya tercukupi.
"Khusus beras kita harap bulan Maret 2024 ini produksi kita sesuai KSA BPS itu di atas 3,5 juta ton. Kita harapkan bulan Maret harga beras bisa lebih turun sedikit," ungkap Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (12/2).
Di sisi lain, Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso memberi tanggapan soal kelangkaan beras. Ia menilai banyak faktor yang membuat beras langka, salah satunya terkait angka panen yang terus menurun. Akibatnya stok beras juga menurun.
"Selama 5 tahun terakhir luas panen turun terus dan produktivitas stagnan, sehingga ketersediaan stok menurun," katanya seperti dikutip dari detikcom, Senin (12/2).
Belum lagi Indonesia dihadapkan pada fenomena El Nino yang menyebabkan mundurnya waktu tanam dan panen padi. Ia juga menyebut saat ini banyak penggilingan padi berhenti bekerja.
Kalau pun ada yang bekerja, hasilnya adalah beras pecah kulit atau beras medium. Selain itu harga gabah dan beras di penggilingan juga masih meningkat.
"Saat ini banyak penggilingan yang berhenti bekerja, sekalipun sebagian tetap bekerja dengan menghasilkan beras pecah kulit, dan atau beras medium. Harga gabah dan beras di penggilingan masih meningkat," jelasnya. 7
1
Komentar