Hanura Anggap Perpindahan Kader Biasa
Lolak optimis kejadian kader pindah partai seperti di Klungkung tidak akan terjadi lagi di kabupaten/kota lainnya di Bali.
Pasca Aksi ‘Lompat Pagar’ Seratusan Kader di Klungkung
JAKARTA, NusaBali
Perpindahan seratusan kader Hanura Klungkung ke Partai NasDem tak membuat Hanura panik. Korwil Bali, NTB, NTT DPP Hanura, I Kadek Arimbawa atau biasa disapa Lolak mengungkapkan aksi ‘lompat pagar’ kader parpol merupakan hal biasa. Hal serupa juga diungkapkan Ketua DPD Hanura Bali, Made Sudarta. Sudarta bahkan mengklaim aksi serupa juga dilakukan kader parpol lain ke Hanura.
"Ketum (Oesman Sapta Odang) menyatakan perpindahan parpol hal biasa. Saya juga menganggap itu biasa. Semoga kader yang pindah membawa ilmu yang mereka dapatkan di Hanura ke parpol barunya. Saat ini, kami fokus pemantapan struktur ranting dan anak ranting, karena Agustus nanti ada pengukuhan pengurus se Bali," ujar Lolak kepada NusaBali, Selasa (25/7).
Pengukuhan pengurus dilaksanakan setelah Rapimnas berlangsung di Pulau Dewata. Mengenai lokasi pengukuhan masih dirapatkan. Dengan begitu, kata Lolak, pindahnya 110 kader Hanura Klungkung tidak terlalu berpengaruh bagi Hanura. Justru masih ada ribuan masyarakat yang tertarik gabung dengan Hanura. Bahkan berebut masuk strukturnya.
Sebab Hanura Bali sekarang berbeda dengan dahulu, lantaran bergabungnya Gede Pasek Suardika sebagai Wakil Ketua Umum, dirinya sebagai korwil dan Ni Made Suastini alias Dek Ulik sebagai pimpinan Srikandi Hanura Bali. Masuknya mereka membuat mesin politik partai berjalan. Apalagi masing-masing dari mereka memiliki massa tersendiri. Maklum Lolak dan Dek Ulik di Bali terkenal sebagai seniman.
Sementara Pasek Suardika adalah wakil rakyat Bali yang sepak terjangnya di tingkat nasional cukup baik. Oleh karena itu, Lolak menilai perpindahan mereka menjelang pilkada adalah suatu hal yang lumrah dan tidak akan mempengaruhi Hanura ketika mengikuti pilkada nanti.
"Pindahnya 110 kader Hanura tidak membuat kami merasa kehilangan. Hilang 110, tumbuh seribuan simpatisan, karena Hanura punya magnet tersendiri. Mudah-mudahan yang pindah betah di partai barunya," kata Lolak. Ketika disinggung mereka pindah karena alasan pengurus baru tidak ada komunikasi dengan mereka. Selain itu juga mengikuti mantan Ketua DPC Hanura Klungkung, I Putu Tika Winawan yang sudah duluan pindah.
Lolak mengatakan, soalnya komunikasi, sebagai Korwil Bali ia sudah melakukannya. Sampai-sampai ia memberikan posisi utama kepada Tika Winawan menjadi Korda yang langsung berada di bawahnya. Namun yang bersangkutan ingin cepat-cepat ada SK. Jika tidak dapat SK, yang bersangkutan mau segera pindah.
Berhubung Lolak tidak bisa memastikan SK, karena ada mekanisme. Lolak tidak bisa mencegahnya. Ia mempersilakan yang bersangkutan mengambil keputusan. Kini Tika Winawan telah pindah ke NasDem dan membawa gerbongnya. Lagi-lagi Lolak menanggapi santai.
"Tidak apa-apa dia bawa pergi satu gerbong. Kami bisa bawa 10 gerbong," papar Lolak. Lolak pun optimis kejadian kader pindah partai di Klungkung tidak terjadi lagi di kabupaten/kota lainnya di Bali.
Di Rapimnas, kata Lolak, juga akan dibahas tentang pilkada. Oleh karena itu, sampai saat ini, belum ada rekomendasi untuk pilkada Klungkung dan Bali. Memang, beredar sejumlah nama menjadi kandidat calon bupati Klungkung. Mulai dari Ketua DPC Hanura Klungkung, Dek Ulik dan dirinya. Ia pun menyerahkan semua kepada Ketum Hanura. "Kalau saya tetap berada di pusat, tetapi semua nanti Ketum yang putuskan," imbuh pria yang duduk di Komite II DPD RI ini. Sementara Ketua DPD Hanura Bali, Made Sudarta melalui pesan singkat (SMS), kemarin mengatakan perpindahan kader, dari partai ke partai itu biasa saja sehingga bukan sesuatu hal luar biasa.
"Banyak juga kader partai lain yang pindah ke Hanura. Kalau di Klungkung itu, kader yang pindah itu kan, orang-orang yang memang sudah tidak di Hanura. Mereka mundur dari Hanura, mungkin kepentingannya tidak terpenuhi. Padahal mereka memang bukan pengurus Hanura baru," terang Sudarta. Sekarang, lanjut anggota DPRD Badung ini, Hanura baru jauh lebih maju dan berkembang. Ditambah lagi elektabilitas dan elektoralnya di Bali makin positif.
Sebelumnya diberitakan semua kader yang tergabung dalam Pasukan Inti Partai Hanura (Pasti/Satgas) Klungkung yang berjumlah 110 orang, akhirnya berbulat tekad mengundurkan diri dari partainya. Mereka sepakat lompat pagar ke Partai NasDem, mengikuti jejak I Putu Tika Winawan, mantan Ketua DPC Hanura Klungkung yang sudah lebih dulu hengkang, Mei 2017 lalu. *k22
JAKARTA, NusaBali
Perpindahan seratusan kader Hanura Klungkung ke Partai NasDem tak membuat Hanura panik. Korwil Bali, NTB, NTT DPP Hanura, I Kadek Arimbawa atau biasa disapa Lolak mengungkapkan aksi ‘lompat pagar’ kader parpol merupakan hal biasa. Hal serupa juga diungkapkan Ketua DPD Hanura Bali, Made Sudarta. Sudarta bahkan mengklaim aksi serupa juga dilakukan kader parpol lain ke Hanura.
"Ketum (Oesman Sapta Odang) menyatakan perpindahan parpol hal biasa. Saya juga menganggap itu biasa. Semoga kader yang pindah membawa ilmu yang mereka dapatkan di Hanura ke parpol barunya. Saat ini, kami fokus pemantapan struktur ranting dan anak ranting, karena Agustus nanti ada pengukuhan pengurus se Bali," ujar Lolak kepada NusaBali, Selasa (25/7).
Pengukuhan pengurus dilaksanakan setelah Rapimnas berlangsung di Pulau Dewata. Mengenai lokasi pengukuhan masih dirapatkan. Dengan begitu, kata Lolak, pindahnya 110 kader Hanura Klungkung tidak terlalu berpengaruh bagi Hanura. Justru masih ada ribuan masyarakat yang tertarik gabung dengan Hanura. Bahkan berebut masuk strukturnya.
Sebab Hanura Bali sekarang berbeda dengan dahulu, lantaran bergabungnya Gede Pasek Suardika sebagai Wakil Ketua Umum, dirinya sebagai korwil dan Ni Made Suastini alias Dek Ulik sebagai pimpinan Srikandi Hanura Bali. Masuknya mereka membuat mesin politik partai berjalan. Apalagi masing-masing dari mereka memiliki massa tersendiri. Maklum Lolak dan Dek Ulik di Bali terkenal sebagai seniman.
Sementara Pasek Suardika adalah wakil rakyat Bali yang sepak terjangnya di tingkat nasional cukup baik. Oleh karena itu, Lolak menilai perpindahan mereka menjelang pilkada adalah suatu hal yang lumrah dan tidak akan mempengaruhi Hanura ketika mengikuti pilkada nanti.
"Pindahnya 110 kader Hanura tidak membuat kami merasa kehilangan. Hilang 110, tumbuh seribuan simpatisan, karena Hanura punya magnet tersendiri. Mudah-mudahan yang pindah betah di partai barunya," kata Lolak. Ketika disinggung mereka pindah karena alasan pengurus baru tidak ada komunikasi dengan mereka. Selain itu juga mengikuti mantan Ketua DPC Hanura Klungkung, I Putu Tika Winawan yang sudah duluan pindah.
Lolak mengatakan, soalnya komunikasi, sebagai Korwil Bali ia sudah melakukannya. Sampai-sampai ia memberikan posisi utama kepada Tika Winawan menjadi Korda yang langsung berada di bawahnya. Namun yang bersangkutan ingin cepat-cepat ada SK. Jika tidak dapat SK, yang bersangkutan mau segera pindah.
Berhubung Lolak tidak bisa memastikan SK, karena ada mekanisme. Lolak tidak bisa mencegahnya. Ia mempersilakan yang bersangkutan mengambil keputusan. Kini Tika Winawan telah pindah ke NasDem dan membawa gerbongnya. Lagi-lagi Lolak menanggapi santai.
"Tidak apa-apa dia bawa pergi satu gerbong. Kami bisa bawa 10 gerbong," papar Lolak. Lolak pun optimis kejadian kader pindah partai di Klungkung tidak terjadi lagi di kabupaten/kota lainnya di Bali.
Di Rapimnas, kata Lolak, juga akan dibahas tentang pilkada. Oleh karena itu, sampai saat ini, belum ada rekomendasi untuk pilkada Klungkung dan Bali. Memang, beredar sejumlah nama menjadi kandidat calon bupati Klungkung. Mulai dari Ketua DPC Hanura Klungkung, Dek Ulik dan dirinya. Ia pun menyerahkan semua kepada Ketum Hanura. "Kalau saya tetap berada di pusat, tetapi semua nanti Ketum yang putuskan," imbuh pria yang duduk di Komite II DPD RI ini. Sementara Ketua DPD Hanura Bali, Made Sudarta melalui pesan singkat (SMS), kemarin mengatakan perpindahan kader, dari partai ke partai itu biasa saja sehingga bukan sesuatu hal luar biasa.
"Banyak juga kader partai lain yang pindah ke Hanura. Kalau di Klungkung itu, kader yang pindah itu kan, orang-orang yang memang sudah tidak di Hanura. Mereka mundur dari Hanura, mungkin kepentingannya tidak terpenuhi. Padahal mereka memang bukan pengurus Hanura baru," terang Sudarta. Sekarang, lanjut anggota DPRD Badung ini, Hanura baru jauh lebih maju dan berkembang. Ditambah lagi elektabilitas dan elektoralnya di Bali makin positif.
Sebelumnya diberitakan semua kader yang tergabung dalam Pasukan Inti Partai Hanura (Pasti/Satgas) Klungkung yang berjumlah 110 orang, akhirnya berbulat tekad mengundurkan diri dari partainya. Mereka sepakat lompat pagar ke Partai NasDem, mengikuti jejak I Putu Tika Winawan, mantan Ketua DPC Hanura Klungkung yang sudah lebih dulu hengkang, Mei 2017 lalu. *k22
1
Komentar