Harga Beras Dijanjikan Turun Dalam 2 Pekan
Bukan biang kerok beras mahal, Jokowi sebut bansos justru untuk tekan harga
JAKARTA, NusaBali
Presiden Jokowi berjanji harga beras akan turun dalam dua minggu. Dia berkata Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah turun tangan mengatasinya. Jokowi mengatakan stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, masih melimpah. Persoalan beras di daerah akan diatasi dengan mengirim pasokan tersebut.
"Nanti dilihat, saya kira akan dalam seminggu-dua minggu ini saya rasa akan sedikit turun. Sambil nunggu panen, kalau panen raya datang pasti sudah (turun)," kata Jokowi di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (15/2).
Jokowi membantah kabar beras hilang dari ritel. Menurutnya, beras masih tersedia melimpah, tetapi ada masalah distribusi. Dia telah memerintahkan menteri-menteri untuk segera menyalurkan beras. Jokowi mengatakan pemerintah akan mengeluarkan stok sesuai kebutuhan pasar.
"Sudah pokoknya pasar minta berapapun beri. Daerah minta berapa beri, baik yang SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pasar) maupun yang komersial, beri. Barangnya ada," ujarnya.
Dia juga membantah kabar beras langka dan mahal karena dipakai untuk bansos. Jokowi mengatakan bansos beras justru upaya menekan harga yang naik.
"Justru itu menahan harga agar tidak naik. Kalau ndak, justru malah melompat. Ini rumus supply dan demand," ucap Jokowi.
Sebelumnya, beras premium langka di toko ritel modern. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan pengusaha ritel kesulitan mendapatkan pasokan beras premium.
"(Suplai) SPHP lancar, tetapi kemarin kan ada prioritas bansos (bantuan pangan). Jadi, kan beras SPHP (dari beras) impor, impornya belum masuk, tapi pemerintah harus tetap memberikan (bantuan pangan kepada) 22 juta masyarakat marjinal itu yang 10 kg. Selama Januari kemarin sudah terkirim hampir 850 ribu ton, jadi kondisinya utamakan itu (bantuan pangan) harus jalan dong," ucap Roy di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Senin (12/2).
Di sisi lain, Aprindo meminta relaksasi berupa kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) komoditas beras. Dia meminta pengusaha ritel dipertemukan dengan produsen bersama pemerintah. Pertemuan itu membahas terkait harga beras premium yang akan dijual di ritel, seperti kesepakatan HET beras premium di ritel.
Pasalnya, peritel menemukan harga beras di tingkat distributor harganya sudah berada di atas HET, maka dari itu seharusnya acuan harga naik juga.
Atas permintaan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan sampai saat ini belum ada pembicaraan untuk mengotak-atik harga eceran tertinggi (HET), artinya HET beras belum ada rencana dinaikkan.
"Belum ada pembicaraan mengenai itu," ungkap Jokowi dikutip dari detikcom. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi sendiri menyatakan pemerintah tidak akan melakukan relaksasi HET beras.
"Tegas! HET tidak disesuaikan. HET sudah diputuskan oleh Presiden tidak disesuaikan, Jadi, tetap," ujar Bayu di Kantor Pusat Perum Bulog, Selasa (13/2) kemarin. 7
Komentar