Harga BBM Turun, SPBU ‘Berlomba’ Tutup
SPBU tutup karena terlambat mendapatkan pasokan BBM dari Depo Manggis.
SINGARAJA, NusaBali
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) di wilayah Kota Singaraja, Buleleng, sebagian besar tutup. Kondisi itu terjadi pasca kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM jenis Premium dan Solar. Pihak SPBU berdalih, penutupan terjadi karena kehabisan stok.
Harga BBM jenis Permium kini menjadi Rp 6.950 per liter dari Rp 7.300 per liter, harga Solar dari Rp 6.700 per liter menjadi Rp 5.650 per liter. Pantuan Selasa (5/1), dari enam SPBU di Kota Singaraja, ternyata hanya satu beroperasi yakni SPBU di Jalan A Yani.
Sedangkan 5 SPBU lainnya yakni di Jalan Gajah Mada, Banyuasri, Sukasada, Penarukan dan Baktiseraga, tutup. Tutupnya, ada yang sejak pagi, ada pula yang tutup siang.
Kendati sebagian besar SPBU tutup, namun tidak terlihat kepanikan pemilik kendaraan mencari BBM. Karena, mereka sudah membeli BBM baik jenis Premium maupun Solar sejak mengetahui ada kebijakan penurunan harga BBM. “Saya sudah beli, tangki mobil sudah terisi, sekarang tinggal cari setoran saja,” kata Putu Ariasa, seorang sopir angkot yang ditemui sedang ngetem di pinggi jalan.
Putu Ariasa mengaku, penurunan harga BBM itu cukup membantu. Karena pendapatan dalam sehari tidak banyak berkurang untuk pembelian BBM. Biasanya, dalam sehari, ia bisa membeli Premiun Rp 50 ribu, untuk dua kali puturan Kota Singaraja. Namun dengan harga sekarang, Ariasa mengaku bisa lebih leluasa dalam mencari penumpang. “Belinya tetap sama, tapi sekarang dapatnya lebih banyak. Jadi bisa tiga kali putaran wilayah Kota Singaraja mencari penumpang, dari biasanya hanya dua kali jalan,” ujarnya.
Salah seorang petugas SPBU di Penarukan mengaku, penutupan SPBU terjadi akibat kehabisan stok. Sedangkan pengiriman jatah dari Depo Manggis, Karangasem, belum tiba. “Sejak buka, warga sudah ramai beli Premium, jadi stok sudah habis. Biasanya, sebelum stok habis, pengiriman jatah dari Depo Manggis sudah datang. Mungkin karena harga turun, warga rami membeli hingga tangki kendaraan penuh,” katanya.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Koperasi Perdagangan, dan Perindustrian (Diskopdagprin) Buleleng Made Arnika mengatakan, SPBU yang tutup karena terlambat mendapatkan pasokan pengiriman dari Depo Manggis. Keterlambatan pengiriman ini pun langsung dikoordinasikan dengan pihak Pertamina di Denpasar. Koordinasi tersebut menyebut pengiriman telat karena antrian pesanan di Depo Manggis juga meningkat, sehingga berpengaruh pada distribusi. “Dari pantauan staf di lapangan hanya satu SPBU di kota yang buka. Yang lain tutup karena belum dapat kiriman. Kami sudah hubungi Pertamina, dan dikatakan situasi di Depo Manggis juga lagi krodit, sehingga kiriman ke daerah kita juga telat,” terang Arnika. 7 k19
1
Komentar