Waspadai Sariawan yang Tak Kunjung Sembuh
APABILA luka di rongga mulut atau sariawan yang tidak kunjung sembuh, penderitanya harap waspada, karena bisa jadi merupakan gejala munculnya kanker rongga mulut. Dokter I Gusti Ngurah Gunawan Wibisana SpB(K) Onk dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyampaikan bahwa normalnya sariawan akan sembuh dalam waktu dua sampai tiga minggu.
“Jadi, ada luka dalam bentuk sariawan, seringkali bisa di daerah lidah atau mungkin di daerah bagian lain dalam rongga mulut, tapi dia tidak sembuh dalam waktu tiga minggu,” katanya dalam gelar wicara via daring yang diikuti dari Jakarta, seperti dilansir antaranews, Selasa (13/2/2024).
“Begitu dia tidak sembuh dalam waktu tiga minggu, kita harus mulai curiga bahwa ini mungkin ada sesuatu yang lebih serius dibandingkan sekadar sariawan biasa,” dia menambahkan.
Menurut Gunawan, kanker rongga mulut bisa terjadi karena bagian rongga mulut atau lidah sering tergigit akibat susunan gigi geligi yang tidak rata.
“Lidahnya sering tergigit, terus sering jadi luka akibat susunan gigi geligi sehingga terjadi trauma yang berulang terus,” kata Gunawan, yang berpraktik di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Gunawan mengatakan bahwa kanker rongga mulut lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang memiliki kebiasaan merokok, mengunyah sirih, dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut serta rutin melakukan pemeriksaan rongga mulut setiap bulan, menurut dia, dapat mencegah munculnya penyakit.
“Jadi, secara berkala satu bulan sekali atau setiap tanggal ulang tahun setiap bulan kita memeriksa kondisi di dalam rongga mulut kita, ada atau tidak misalkan luka atau sariawan yang tidak sembuh. Kemudian, ada atau tidak bercak keputihan yang sebelumnya tidak ada sekarang ada dan kemudian meluas,” kata Gunawan.
Sariawan merupakan peradangan yang terjadi di dalam rongga mulut, dan penyakit ini diklasifikasikan dalam tiga kategori tergantung dari ukurannya.
Dokter Herwanto SpA dari RS Mitra Keluarga, Jakarta mengatakan sariawan selalu ditandai dengan kemerahan, bengkak, luka bahkan perdarahan. Lokasinya pun bisa terjadi di seluruh rongga mulut.
Ada tiga kategori dari sariawan yakni minor, mayor, dan herpetiform. Yang paling sering dialami oleh kebanyakan orang adalah sariawan minor dengan ukuran yang tidak sampai 1 cm dan bisa sembuh dengan sendirinya.
“Yang paling sering minor, bisa sembuh sendiri, biasanya sampai dua minggu. Tapi siapa yang tahan tidak nyaman sampai dua minggu, orang dewasa aja senewen apalagi anak-anak,” kata dr Herwanto.
Sementara sariwan mayor biasanya berukuran lebih dari 1 cm dan terdiri dari beberapa sariawan. Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya namun memakan waktu yang cukup lama.
“Dia tidak berdiri sendiri, bisa sampai tiga sariawan. Ini bisa sembuh sendiri sampai empat minggu dan biasanya memberikan sisa perlukaan, jadi ada bekas lukanya,” ujar dr Herwanto.
Yang terakhir adalah sariawan herpetiform. Pada kategori ini, ukuran sariawannya kecil seperti pada sariawan minor namun jumlahnya banyak.
Dikatakannya, pada dasarnya sariawan dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan bantuan obat-obatan. Namun, jika sariawan berlangsung terus-menerus dan sampai mengalami perdarahan maka harus segera diperiksakan ke dokter.
“Kalau ukurannya besar, kalau sudah mayor atau herpetiform, itu langsung ke dokter baik dokter umum atau dokter anak, lebih dini lebih baik daripada sampai terjadi perdarahan,” kata dr Herwanto.
“Kalau timbul terus-menerus, sudah diobati tetap muncul berulang, itu harus khawatir dan harus periksa. Kalau nyerinya tidak teratasi sampai tidak bisa makan dan minum sampai demam harus ke dokter,” imbuhnya.
Laman Mayo Clinic mencatat, kanker mulut terbentuk ketika sel-sel di bibir atau di mulut mengalami perubahan (mutasi) pada DNA. Sel kanker mulut abnormal yang terkumpul dapat membentuk tumor dan seiring waktu dapat menyebar ke dalam mulut dan ke area lain di kepala dan leher atau bagian tubuh lainnya.
Ada sederet faktor yang bisa meningkatkan risiko orang terkena kanker mulut meliputi kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, bibir terpapar sinar matahari yang berlebihan, virus menular seksual yang disebut human papillomavirus (HPV), dan sistem kekebalan yang melemah.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, kasus kanker mulut sekitar 5,6 persen dari total kasus kanker pada tahun ini diperkirakan akan meningkat 21,5 persen akibat kurangnya deteksi dini dan gejala yang kerap diabaikan.
Dari sisi pencegahan, belum ada cara yang terbukti ampuh untuk mencegah kanker mulut. Namun, Anda dapat mengurangi risiko kanker mulut yakni berhenti merokok, berhenti konsumsi minuman beralkohol, hindari paparan sinar matahari yang berlebihan ke bibir Anda.
Selain itu, lindungi kulit bibir Anda dari sinar matahari dengan tetap berada di tempat teduh jika memungkinkan. Anda bisa mengenakan topi bertepi lebar untuk menaungi seluruh wajah Anda, termasuk mulut Anda. Oleskan produk bibir tabir surya sebagai bagian dari rutinitas perlindungan matahari.
Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter gigi secara teratur untuk mendapatkan pemeriksaan gigi rutin, sekaligus meminta dokter memeriksa seluruh mulut Anda untuk mencari area abnormal yang mungkin mengindikasikan kanker mulut atau perubahan prakanker.Seperti dikutip antaranews dari laman Medical News Today, jika Anda mengalami sariawan, cobalah untuk mengatasi gejala dan penyebabnya seperti alergi, infeksi atau kekurangan nutrisi akibat pengobatan atau diet.
Untuk pengobatan, obatan topikal yang dioleskan langsung ke kulit untuk membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan bisa menjadi pilihan. 7
Komentar