Elpiji 3 Kilogram Langka Lagi di Bali, Tembus Rp 26.000 di Pengecer
MANGUPURA, NusaBali.com - Gas Elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG) ukuran tabung 3 kilogram mulai sukar diperoleh di Bali. Sejak pekan silam, masyarakat dan pemilik warung/toko di Denpasar dan Badung sulit mendapatkan Elpiji 3 kg, Bahkan pangkalan pun terpampang tulisan HABIS.
Beberapa pemilik toko di Badung Utara mengaku sudah tidak dikirimi stok gas sejak sebelum hari pencoblosan, Rabu (14/2/2024). Ada juga yang stoknya baru diperbarui pada Senin (19/2/2024) ini.
"Sempat ada kiriman pas Jumat lalu dan baru dikirim lagi hari (Senin) ini. Saya dapat Rp 24.000, dijual Rp 26.000," ujar Palimin, 50, seorang pemilik toko kelontong asal Jawa Tengah di Desa Mekar Bhuana, Kecamatan Abiansemal, ditemui Senin siang.
Palimin masih cukup beruntung lantaran mendapat stok 'gas melon' ini. Sedangkan, sebuah toko kelontong di Jalan Blumbungan, Desa Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal mengaku sudah tidak menjual gas Elpiji 3 kilogram selama dua pekan.
"Saya telepon-telepon langganan saya untuk mengirim stok tapi tidak pernah nyambung. Sudah dua minggu tidak ada stok di toko saya," kata pemilik toko yang enggan diungkap identitasnya.
Saat ditemui NusaBali.com pada Senin siang, hanya tabung 'gas melon' kosong saja berbaris di tokonya. Sumber ini juga bilang bahwa suaminya tengah keliling mencari stok tabung gas untuk dijual di toko.
Masih kata sumber ini, ia menilai terjadi ketimpangan penyaluran gas Elpiji 3 kilogram. Sebab, ada toko yang dapat kirim stok walaupun sedikit, ada juga yang sama sekali tidak dapat seperti dirinya.
Sementara itu, Oka Parwata, 35, pemilik toko di Desa Carangsari, Kecamatan Petang mengaku kesusahan mendapat stok sejak sebelum Pemilu 2024. Padahal, toko miliknya berstiker penyalur bantuan sembako dalam situasi pandemi Covid-19.
"Sejak sebelum pemilu sudah tidak ada kiriman. Harga beras sekarang sudah naik, ini gas Elpiji 3 kilogram ikut susah dicari," kata Oka ketika ditemui pada Senin pagi.
Sementara itu, Sukerti, 50, seorang konsumen di Desa Pelaga, Kecamatan Petang menuturkan, kelangkaan gas Elpiji 3 kilogram ini kerap terjadi. Kalau pun ada, harganya tembus Rp 25.000.
"Di sini sudah cukup lama kondisinya seperti ini (langka). Pas kebetulan susah dicari, terus ada yang jual, harganya mahal di Rp 25.000," beber Sukerti yang juga seorang pedagang makanan dan minuman di kawasan wisata Air Terjun Nungnung.
"Sempat ada kiriman pas Jumat lalu dan baru dikirim lagi hari (Senin) ini. Saya dapat Rp 24.000, dijual Rp 26.000," ujar Palimin, 50, seorang pemilik toko kelontong asal Jawa Tengah di Desa Mekar Bhuana, Kecamatan Abiansemal, ditemui Senin siang.
Palimin masih cukup beruntung lantaran mendapat stok 'gas melon' ini. Sedangkan, sebuah toko kelontong di Jalan Blumbungan, Desa Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal mengaku sudah tidak menjual gas Elpiji 3 kilogram selama dua pekan.
"Saya telepon-telepon langganan saya untuk mengirim stok tapi tidak pernah nyambung. Sudah dua minggu tidak ada stok di toko saya," kata pemilik toko yang enggan diungkap identitasnya.
Saat ditemui NusaBali.com pada Senin siang, hanya tabung 'gas melon' kosong saja berbaris di tokonya. Sumber ini juga bilang bahwa suaminya tengah keliling mencari stok tabung gas untuk dijual di toko.
Masih kata sumber ini, ia menilai terjadi ketimpangan penyaluran gas Elpiji 3 kilogram. Sebab, ada toko yang dapat kirim stok walaupun sedikit, ada juga yang sama sekali tidak dapat seperti dirinya.
Sementara itu, Oka Parwata, 35, pemilik toko di Desa Carangsari, Kecamatan Petang mengaku kesusahan mendapat stok sejak sebelum Pemilu 2024. Padahal, toko miliknya berstiker penyalur bantuan sembako dalam situasi pandemi Covid-19.
"Sejak sebelum pemilu sudah tidak ada kiriman. Harga beras sekarang sudah naik, ini gas Elpiji 3 kilogram ikut susah dicari," kata Oka ketika ditemui pada Senin pagi.
Sementara itu, Sukerti, 50, seorang konsumen di Desa Pelaga, Kecamatan Petang menuturkan, kelangkaan gas Elpiji 3 kilogram ini kerap terjadi. Kalau pun ada, harganya tembus Rp 25.000.
"Di sini sudah cukup lama kondisinya seperti ini (langka). Pas kebetulan susah dicari, terus ada yang jual, harganya mahal di Rp 25.000," beber Sukerti yang juga seorang pedagang makanan dan minuman di kawasan wisata Air Terjun Nungnung.
Kondisi serupa terjadi di Denpasar. Bukan hanya pembeli yang mengeluh, beberapa pedagang pun mengeluhkan minimnya jumlah pasokan gas dari agen atau distributor setempat.
Target pasokan jumlah gas untuk masing-masing warung berbeda satu sama lain. Misalnya, Fitri (29), seorang pedagang gas elpiji 3 kg di Gg. Merta Yoga, Dauh Puri, Denpasar Barat, menjelaskan, jumlah pasokan gas di warungnya pada saat masa normal berada di angka 16 biji sehari. Namun untuk sekarang ini, jumlah pasokan itu sudah merosot tajam di kisaran 8-10 biji per hari.
“Jumlah gas yang bisa diantar oleh langganan (distributor gas) saya, sudah semakin sedikit sekarang. Padahal permintaan pembeli gas Elpiji 3 kg di warung saya ini tetap stabil seperti biasanya,” kata Fitri saat ditemui Jumat (16/2/2024).
Harga gas Elpiji yang dipasok Fitri dari distributor berada di kisaran Rp 19.000 per biji. Selanjutnya Fitri akan menjual kembali gas tersebut kepada para konsumen dengan harga Rp 21.000 per biji.
Berbeda dengan yang dialami Fitri, salah satu pedagang lainnya atas nama Riani, mengalami nasib yang sangat tidak menguntungkan dari kelangkaan gas bersubsidi ini. Dari keterangan yang disampaikan oleh wanita 26 tahun itu, kurang lebih hampir sebulan ini pasokan gas elpiji berbentuk melon itu sudah tidak masuk ke warungnya lagi.
“Dari tanggal 15 Januari, distributor sudah tidak memasok lagi gas Elpiji 3 kg. Biasanya, dalam sehari, kurang lebih 3 sampai 4 kali datang ke warung ini,” kata Riani, wanita yang sudah berdagang gas Elpiji bersubsidi selama 8 bulan.
Pertamina sebenarnya sudah mengantisipasi lonjakan kebutuhan Elpiji 3 kg terkait hari libur dan Pemilu.
Target pasokan jumlah gas untuk masing-masing warung berbeda satu sama lain. Misalnya, Fitri (29), seorang pedagang gas elpiji 3 kg di Gg. Merta Yoga, Dauh Puri, Denpasar Barat, menjelaskan, jumlah pasokan gas di warungnya pada saat masa normal berada di angka 16 biji sehari. Namun untuk sekarang ini, jumlah pasokan itu sudah merosot tajam di kisaran 8-10 biji per hari.
“Jumlah gas yang bisa diantar oleh langganan (distributor gas) saya, sudah semakin sedikit sekarang. Padahal permintaan pembeli gas Elpiji 3 kg di warung saya ini tetap stabil seperti biasanya,” kata Fitri saat ditemui Jumat (16/2/2024).
Harga gas Elpiji yang dipasok Fitri dari distributor berada di kisaran Rp 19.000 per biji. Selanjutnya Fitri akan menjual kembali gas tersebut kepada para konsumen dengan harga Rp 21.000 per biji.
Berbeda dengan yang dialami Fitri, salah satu pedagang lainnya atas nama Riani, mengalami nasib yang sangat tidak menguntungkan dari kelangkaan gas bersubsidi ini. Dari keterangan yang disampaikan oleh wanita 26 tahun itu, kurang lebih hampir sebulan ini pasokan gas elpiji berbentuk melon itu sudah tidak masuk ke warungnya lagi.
“Dari tanggal 15 Januari, distributor sudah tidak memasok lagi gas Elpiji 3 kg. Biasanya, dalam sehari, kurang lebih 3 sampai 4 kali datang ke warung ini,” kata Riani, wanita yang sudah berdagang gas Elpiji bersubsidi selama 8 bulan.
Pertamina sebenarnya sudah mengantisipasi lonjakan kebutuhan Elpiji 3 kg terkait hari libur dan Pemilu.
Di sisi lain, berdasarkan keterangan salah satu agen Elpiji 3 kilogram yang bermarkas di Desa/Kecamatan Abiansemal. Pengiriman saat ini berangsur normal namun memang sempat ada libur panjang dari Imlek, Isra Miraj, dan Pemilu 2024 yang sedikit banyak mempengaruhi alur distribusi agen ke pangkalan/toko.
Di samping itu, libur keagamaan ini juga disebut mendorong peningkatan konsumsi gas Elpiji 3 kilogram. Sedangkan, proses distribusi dikatakan fakultatif ketika ada libur nasional dan hari Minggu.
Di samping itu, libur keagamaan ini juga disebut mendorong peningkatan konsumsi gas Elpiji 3 kilogram. Sedangkan, proses distribusi dikatakan fakultatif ketika ada libur nasional dan hari Minggu.
Manajer Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara, Ahad Rahedi, Minggu (11/2/2024) menjelaskan, Pertamina sudah mempertebal pasokan gas elpiji 3kg sebanyak 392 metrik ton untuk wilayah Bali.
Jika dikalkulasikan, persentase penambahan pasokan ini sekitar 50,1 persen dari rata-rata konsumsi normal harian di Bali yang mencapai 794 metrik ton.
“Penambahan stok tersebut dilakukan berdasarkan pemantauan konsumsi Elpiji beberapa pekan terakhir di sembilan kabupaten/kota di wilayah Bali," kata Ahad. Sayangnya penebalan stok ini tidak berjalan mulus.*rat, ol4
“Penambahan stok tersebut dilakukan berdasarkan pemantauan konsumsi Elpiji beberapa pekan terakhir di sembilan kabupaten/kota di wilayah Bali," kata Ahad. Sayangnya penebalan stok ini tidak berjalan mulus.*rat, ol4
1
Komentar