Gubernur Minta Air Dialirkan Tanpa Water Meter
Karena alat pengganti water meter yang rusak belum tiba, Gubernur Pastika minta airnya dialirkan secara los tanpa dihitung. Ini demi memenuhi keperluan masyarakat akan air bersih.
Gubernur Pastika Tinjau Water Meter Rusak di Jalan Waribang
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Made Mangku Pastika meninjau water meter yang rusak di Jl Waribang, Denpasar, Selasa (5/1). Water meter yang rusak tersebut menjadi pemicu utama tersendatnya distribusi air bersih di Kota Denpasar dari Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Petanu.
Direktur Utama PDAM Denpasar Ida Bagus Gede Arsana menjelaskan, PDAM sebelumnya sudah mengadakan sosialisasi bahwa awal Januari 2016 air dari SPAM Petanu akan mulai didistribusikan. Hal itu karena hasil uji coba saluran distribusi air PDAM Kota Denpasar sepanjang Jalan Waribang–WR Supratman–Pattimura–Veteran sudah berjalan dengan baik. Namun seusai uji coba masalah mulai timbul, water meter yang berfungsi mengatur dan menghitung distribusi air ke Kota Denpasar rusak karena terlalu kerasnya tekanan air. Sehingga rencana distribusi air pun terancam mundur karena aliran ditutup sementara, menunggu rampungnya perbaikan water meter tersebut.
Sedangkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali Nyoman Astawa Riadi, juga membenarkan perihal kerusakan yang dialami tersebut. Dan usaha penanganan kerusakan sudah langsung dikerjakan, dengan memesan pengganti alat yang rusak tersebut. Perbaikan yang diperkirakan menghabiskan waktu dua pekan, disebabkan tidak tersedianya stok alat dimaksud, sehingga menunggu hingga pesanan datang. Jika perbaikan sudah rampung, dia yakin permasalahan air yang sering timbul di Kota Denpasar akan bisa tertangani. Karena distribusi air untuk untuk Kota Denpasar dari SPAM Petanu termasuk besar, mencapai 125 liter/detik. Distribusi yang direncanakan mencapai total 150 liter/detik, sisanya sebanyak 25 liter/detik akan didistribusikan dari SPAM Blusung.
Astawa juga menjelaskan ke depannya pemasangan kontrol water meter tidak lagi dalam terowongan, namun dibuat khusus di pinggir jalan sehingga memudahkan kontrol dan perbaikan.
Menanggapi hal itu, Gubernur Pastika berharap masalah tersebut segera ditangani. Karena air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan, terutama bagi masyarakat perkotaan yang sangat tergantung dengan air bersih. Pastika pun memerintahkan distribusi air dari SPAM Petanu untuk sementara dibuka dan didistribusikan tanpa water meter, hingga alat yang akan diganti tersebut tersedia. Hal ini diharapkan dapat menangani permasalahan yang ada untuk sementara, sehingga kebutuhan masyarakat akan air pun bisa terpenuhi.
“Saya minta dibuka aja dulu, alirkan dengan los, hingga pengganti alat yang rusak itu ada. Janganlah mikir pembukuan dulu kalau keadaannya sudah seperti ini. Yang penting airnya ngalir dan kebutuhan masyarakat terpenuhi. Pokoknya biarkan gratis,” tandas Pastika.
Sebelumnya diberitakan, proyek pemasangan pipa distribusi air PDAM Kota Denpasar sepanjang Jalan Waribang–WR Supratman–Pattimura–Veteran telah rampung. Bahkan proses penyerahan proyek dari PT Sakasoka selaku kontraktor ke PDAM Kota Denpasar telah dilakukan per 7 Desember 2015. Sayangnya hingga Januari 2016 air dari Tukad Petanu belum bisa disalurkan ke pipa. Molornya distribusi air PDAM dari Tukad Petanu ini dipicu belum siapnya sistem Sarbagita di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali.
“Begitu proyek rampung Desember lalu, kami langsung melakukan uji coba. Seharusnya per 1 Januari 2016, air dari Tukad Petanu sudah masuk sistem di IPA Waribang dan didistribusikan ke pelanggan. Tapi karena dari provinsi belum siap, sampai sekarang belum bisa,” kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Denpasar IB Arsana, Senin (4/1).
Arsana juga mengimbau pada masyarakat terutama para pelanggan PDAM yang semestinya sudah mendapatkan air maksimal setelah rampungnya proyek senilai Rp 2,1 miliar, itu. “Sebelumnya kami sudah terlanjur sosialisasi pada pelanggan kalau awal Januari 2016 air dari Tukad Petanu sudah bisa didistribusikan. Tapi nyatanya sampai sekarang belum bisa. Kami sudah koordinasi ke provinsi, katanya memerlukan waktu sampai sebulan. Mudah-mudahan bisa lebih cepat siap,” imbuh Yasa.
Padahal jika prosesnya lancar, air Tukad Petanu ini akan mendistribusikan air sebanyak 150 liter/detik untuk melayani sekitar 10 ribu lebih pelanggan. “Dengan masuknya air dari Petanu, akan melayani pelanggan di timur dan selatan. Sedangkan air dari Blusung yang selama ini didistribusikan ke semua pelanggan, nantinya akan difokuskan untuk pelanggan di Denbar dan Densel,” jelasnya. 7 nat
Komentar