Diduga Masalah Asmara, Dua Kelompok Pemuda Terlibat Perkelahian
Desa Werdi Bhuwana
Perkelahian
Kelompok Pemuda
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Polsek Mengwi
Iptu I Ketut Sudana
MANGAPURA, NusaBali - Dua kelompok pemuda asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat perkelahian di depan salah satu Indomaret kawasan Banjar Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Senin (19/2) sekitar pukul 19.00 Wita. Perkelahian itu diduga karena masalah asmara antara Markus Kondo dan Joni.
Peristiwa tersebut mendapat respons cepat dari aparat Polsek Mengwi. Polisi yang datang ke TKP mengamankan sembilan orang pelaku yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah Markus Kondo bersama satu anggota gengnya Pelipus Kaleka diamankan langsung di TKP. Sementara itu dua orang lainnya yakni Adi dan Marten yang sempat melarikan diri saat warga setempat datang diamankan beberapa saat kemudian.
Sementara lima orang lainnya yang merupakan kelompok lawan adalah Dominggus Nene, Joni, Jenley, Anis, dan Andre. Mereka diamankan setelah sempat melarikan diri dari TKP. Selain sembilan orang juga diamankan dua pelaku lainnya yang datang belakangan dalam peristiwa tersebut. Hingga kemarin sore Polres Badung juga masih melakukan pengejaran terhadap enam orang lainnya.
“Awalnya dua orang saja yang berkelahi. Keduanya undang teman. Bentrokan mereka didengar teman mereka yang lain dan datang ke TKP,” kata Kasi Humas Polres Badung Iptu I Ketut Sudana dikonfirmasi, Selasa (20/2).
Iptu Sudana menjelaskan sebelum terjadi bentrok, sore harinya terjadi saling caci maki lewat pesan WhatsApp antara Markus dan Joni karena persoalan asmara. Sekitar pukul 18.45 Wita, Markus yang saat itu berada di kos temannya di sekitar TKP keluar untuk beli makan. Ternyata pada saat itu Joni sudah berada di depan Indomaret. Terjadilah cekcok dan berujung pemukulan terhadap Markus.
Tak terima dipukul, Markus menghubungi temannya yakni Pelipus, Adi, dan Marten untuk datang ke lokasi. Setelah ketiga temannya itu datang mereka melakukan penyerangan terhadap Joni yang saat itu juga sudah menghadirkan empat orang temannya. Peristiwa saling serang itu diketahui warga sekitar dan berdatangan ke TKP. Melihat warga berdatangan sebagian dari mereka memilih untuk kabur dari lokasi.
“Mengetahui peristiwa itu warga setempat menghubungi Polsek Mengwi. Mendapat informasi tentang adanya kejadian itu anggota Polsek Mengwi mendatangi lokasi dan mengamankan tiga orang,” ungkap Iptu Sudana.
Hingga kemarin sore 11 orang yang terlibat dalam bentrokan itu belum ada yang ditetapkan jadi tersangka. Penanganan perkaranya pun kini langsung dilakukan Satreskrim Polres Badung yang semula ditangani Polsek Mengwi. “Keterangan dari para pelaku masih di dalami penyidik Satreskrim Polres Badung. Belum ada yang ditetapkan jadi tersangka. Nanti kalau sudah gelar perkara baru diketahui apakah ada yang jadi tersangka atau tidak,” kata Iptu Sudana.
Bentrokan dua kelompok pemuda asal Sumba itu mendapat atensi khusus dari Kapolda Bali Irjen Pol Ida Bagus Kade Putra Narendra. Jenderal bintang dua di pundak itu langsung datang ke Mapolres Badung untuk memberikan arahan kepada penyidik sekaligus melihat langsung para pelaku.
Kapolda meminta penyidik Satreskrim Polres Badung yang menangani kasus tersebut untuk tidak ragu-ragu. Kapolda juga meminta kepada jajaran Reksrim Polres Badung untuk kejar dan tangkap enam pelaku lainnya untuk diproses hukum. Kapolda menilai tindak onar yang dilakukan pada pelaku dapat merusak citra Bali sebagai daerah pariwisata.
Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono, juga menjelaskan mereka yang terlibat perkelahian karena persoalan asmara. “Adanya caci maki serta saling tantang ini, karena sebelumnya ada masalah saling memperebutkan perempuan, warga sekitar merespons dengan cepat setelah melihat kejadian tersebut, sehingga banyak pelaku lain yang melarikan diri dan berlarian hingga ke Taman Ayun,” ungkap AKBP Teguh Priyo Wasono, Selasa (20/2). 7 pol, cr79
Komentar