‘Hari Tanpa Bayangan’ Akan Muncul di Bali
MANGAPURA, NusaBali - Fenomena hari tanpa bayangan atau yang dikenal sebagai kulminasi matahari akan terjadi pada Selasa (27/2) mendatang. Berdasarkan hasil analisis dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Badung, fenomena ini terjadi setiap periodik tertentu, mempengaruhi suhu udara dengan membuatnya terasa lebih panas dari biasanya.
Pada 2024 di Pulau Bali terdapat berbagai daerah yang mengalami fenomena kulminasi utama atau yang dikenal sebagai hari tanpa bayangan. Di Bali, pada 27 dan 28 Februari 2024 sekitar pukul 12.30 sampai 12.35 Wita, matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit, menciptakan hari tanpa bayangan. Fenomena ini terjadi di beberapa daerah di Bali seperti Mengwi, Tabanan, Gianyar, Klungkung, Bangli, Amlapura, Negara, dan Singaraja. Setiap daerah mengalami waktu kulminasi utama yang berbeda, namun semuanya terjadi pada Februari hingga Maret 2024 dan fenomena ini umumnya hanya sekitar 1 menit.
Ketua Pokja Manajemen Operasi Geofisika BBMKG Wilayah III Badung Ein Nuzulul Laily, menjelaskan kulminasi atau transit atau istiwa’ adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama. Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat ‘menghilang’, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
“Tidak akan mempengaruhi apa-apa fenomena ini, tidak ada dampak fatal juga. Suhu hanya akan agak lebih panas dibanding biasanya, tapi karena sekarang musim hujan mungkin agak lebih hangat saja, tidak ada himauan khusus dari BMKG kepada masyarakat, karena juga fenomena ini mungkin hanya terjadi semenit. Daripada khawatir lebih baik dinikmati karena ini jarang, bisa setahun 2 kali saja,” ucap Ein Nuzulul Laily saat dimintai keterangan, Rabu (21/2).
Masyarakat di Bali dan sekitarnya dapat melihat fenomena ini, menyaksikan bayangan hampir menghilang ketika matahari mencapai puncaknya di langit. Ini akan menjadi momen yang jarang dirasakan, karena memberikan pengalaman unik bagi penduduk setempat dan pengunjung yang datang ke Bali.
Selain itu, Ein Nuzulul Laily mengatakan proses fenomena ini terjadi karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi, sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU s.d. 23,5o LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari. Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2024 pukul 10.06 WIB dan 22 September 2024 pukul 19.43 WIB. Adapun pada 21 Juni 2024 pukul 03.50 WIB matahari berada di titik balik utara dan pada 21 Desember 2024 pukul 16.20 WIB matahari berada di titik balik selatan.
Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa. Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut. Khusus untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2024, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 8 Oktober 2024, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB. Secara umum, kulminasi utama tahun 2024 di Indonesia terjadi terjadi antara 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh dan 7 September 2024 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur. 7 cr79
Komentar