Jenazah PMI Gus Subali Tiba di Bali
Jenazah PMI
Gus Subali
Pekerja Migran
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
Cargo International
BP3MI Bali
DENPASAR, NusaBali - Jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Jembrana Ida Bagus Subali alias Gus Subali, yang meninggal dunia di Jepang, 22 Januari 2024 lalu, tiba di Bali. Setelah sempat terhalang prosedur otopsi, jenazah Gus Subali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Rabu (21/2) sore.
Ida Bagus Subali meninggal dunia di Jepang diduga akibat sakit. Jenazahnya tidak dapat segera dipulangkan karena dari pihak kepolisian setempat harus melakukan investigasi untuk memastikan penyebab kematian almarhum.
Status Gus Subali yang bekerja di Jepang secara non prosedural atau ilegal juga semakin mempersulit kepulangan jenazah dengan segera.
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali Anak Agung Gde Indra Hardiawan, menyampaikan jenazah Ida Bagus Subali diterbangkan dari Bandara Narita Jepang ke Bandara I Gusti Ngurah Rai menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA881 yang tiba pukul 17.45 Wita.
Proses clearance di Cargo International Ngurah Rai didampingi oleh BP3MI Bali, Dinas Ketenagakerjaan Kota Denpasar, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Jembrana, Polres Ngurah Rai beserta keluarga almarhum.
“Sesuai SOP negara penempatan, diagnosa almarhum sakit diabetes dan komplikasi. Ada SOP pemeriksaan oleh pihak medis rumah sakit negara penempatan. Estimasi pemulangan biasanya memang membutuhkan waktu dari saat meninggal dunia,” kata Agung Hardiawan, dikonfirmasi, Rabu (21/2) malam.
Agung Hardiawan menyampaikan bahwa pemulangan jenazah berkat kerja sama dan koordinasi berbagai pihak dari keluarga, KBRI Tokyo, Kemenlu, BP2MI, BP3MI, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah.
Jenazah dipulangkan dengan biaya swadaya masyarakat Bali, perkumpulan WNI di Jepang, setelah pihak keluarga open donasi, karena tidak sedikit biaya yang diperlukan untuk administrasi kepengurusan jenazah di luar negeri yang mencapai puluhan juta rupiah.
Donasi tersebut diinisiasi oleh Puskor Hindunesia untuk menggalang donasi atau penggalangan punia agar meringankan beban keluarga di mana almarhum meninggalkan istri dan 3 orang anak.
“Biaya kepulangan pure melalui dukungan donasi swadaya. Kami di sini artinya perwakilan kami dan pemda di awal sudah saling koordinasi fasilitasi apa yang dapat diberikan kepada keluarga,” kata Agung Hardiawan.
Dia menambahkan, hasil dari donasi dan santunan tersebut nantinya juga dimanfaatkan untuk prosesi upacara-upacara almarhum Ida Bagus Subali.
Agung Hardiawan menjelaskan, bahwa almarhum tidak terdata sebagai PMI jalur pemerintah, sehingga tidak tercover asuransi hingga BPJS Ketenagakerjaan. Meski demikian pemerintah tidak lepas tangan dan membantu memfasilitasi segala kepengurusan dokumen almarhum.
“BP3MI melakukan tracing data tidak tercatat di pemerintah, almarhum ke Jepang menggunakan dokumen visit atau kunjungan. Jadi memang secara dokumen dan pendukung lainnya tidak tercover asuransi BPJS Ketenagakerjaan khusus pekerja migran,” jelasnya.
“Itu sebenarnya salah satu covering yang dapat dimanfaatkan warga negara kita jika tercatat. Namun BP3MI, BP2MI tetap membantu koordinasi dengan instansi terkait baik itu pemda maupun pemerintah pusat, keluarga juga menyatakan kurang mampu,” kata Agung Hardiawan. 7 a
1
Komentar