Pasca Bentrok, Tokoh Masyarakat Banjar Cengiling Dikumpulkan
Pihak Kepolisian
Banjar Cengiling
Buruh Proyek
Bentrok
Tokoh Masyarakat
Kapolsek Kuta Selatan
Kompol Tri Joko Widiyanto
MANGUPURA, NusaBali - Bentrok antara buruh proyek asal Sumba, Nusa Tenggara Timur dengan warga Banjar Cengiling, Kelurahan Jimbaran, Kuta Selatan, sudah berakhir damai. Namun, mengantisipasi kasus serupa terulang Kapolsek Kuta Selatan (Kutsel) Kompol Tri Joko Widiyanto tetap mengumpulkan para tokoh masyarakat Banjar Cengiling. Tokoh masyarakat seperti kepala lingkungan, kelian banjar, dan prajuru itu dikumpulkan untuk menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas.
Melalui para tokoh masyarkat yang hadir Kapolsek menyampaikan bila terjadi peristiwa yang mengganggu Kamtibmas segera lapor polisi. Jangan sampai peristiwa salah paham seperti yang terjadi antara warga setempat dengan buruh asal Sumba terulang lagi.
“Bila terjadi suatu kejadian langsung lapor polisi. Jangan main hakim sendiri. Masalah yang bisa diatasi selesaikan dengan musyawarah mufakat. Kami dari kepolisian sangat mengharapkan kerja sama dengan masyarkat,” ujar Kompol Joko, Selasa (20/2).
Sebelumnya sejumlah buruh proyek asal Sumba bentrok dengan warga setempat. Bentrok itu terjadi karena salah paham antara kedua belah pihak. Bentrok yang terjadi pada Minggu (18/2) sore itu mengakibatkan dua orang menderita luka-luka. Setelah dimediasi oleh Polsek Kutsel, kedua belah pihak sepakat untuk damai.
“Setelah ditindaklanjuti oleh Polsek Kuta Selatan masalah itu ternyata terjadi karena salah paham antara kedua belah pihak. Kedua belah pihak sudah saling memaafkan atas kesalah pahaman itu dan menandatangani surat perjanjian perdamaian,” ungkap Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dalam keterangan persnya, Senin (19/2).
Keterangan dari pihak buruh asal Sumba jelas Kombes Jansen, bahwa pada Rabu (14/2) malam bedeng proyek tempat mereka tinggal dilempar orang tak dikenal. Kejadian serupa terjadi lagi pada Sabtu (17/2) malam. Kali ini bedeng mereka dilempar sebanyak dua kali dan membuat lubang dinding triplek pada bedeng mereka.
Para buruh yang ada di dalam bedeng saat itu langsung keluar. Mereka melihat dua sepeda motor jenis kabur dari dekat bedeng. Dua sepeda motor itu ditandai pada buruh proyek yang saat itu sudah emosi. Keesokan harinya, Minggu (18/2) kelompok buruh ini melihat kedua sepeda motor yang sama melintas di TKP. Para buruh ini langsung menghentikan keduanya dan diinterogasi.
“Kelompok buruh ini tanya, apakah kamu yang melempar bedeng kami tadi malam? Kedua pemotor itu bilang bukan. Kalau bukan kamu silahkan lanjut. Kalau kamu, apa alasannya kamu lempar? Kedua pemotor itu minta waktu untuk panggil temannya,” ungkap Kombes Jansen.
Tak berselang lama kemudian dua pemotor yang diinterogasi tadi datang bersama banyak orang lainnya. Merasa terancam dengan kedatangan massa itu, kelompok buruh proyek tadi juga memanggil temannya. Saat bertemu, kedua kelompok massa ini saling serang dengan melempar batu dan kayu.
“Akibat kejadian itu ada dua korban luka berinisial KY dan IKS. KY menderita luka lebam pada pelipis kanan dan IKS luka luka robek pada kepala bagian belakang akibat kena lemparan batu,” jelas Kombes Jansen. 7 pol
1
Komentar