Awal 2016, Terdata 11 Kasus DBD
Warga di Desa Dalung dan Kwanji, Kecamatan Kuta Utara, memasang baliho untuk mengingatkan agar mewaspadai serangan demam berdarah.
Diskes Ingatkan Ancaman DBD saat Musim Hujan
MANGUPURA, NusaBali
Masa-masa peralihan dari musim panas ke musim hujan patut diwaspadai, terutama dari ancaman penyakit seperti demam berdarah. Awal 2016 sudah tercatat ada 11 kasus serangan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung. Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
Beberapa desa di Badung pun mulai siaga. Di antaranya Desa Dalung dan Kwanji, Kuta Utara. Salah satu cara yang dilakukan adalah memasang baliho pada ruas jalan yang strategis. Baliho tersebut bertulisan, ‘waspada, nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah dengue ada di sekitar kita!’.
Kepala Diskes Badung Gede Putra Suteja menyatakan, musim peralihan sangat berpotensi besar terjadi serangan DBD. Sehingga pihaknya berharap masyarakat lebih awas dan lebih menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. “Seperti biasa awal musim hujan sangat berpotensi terjadi serangan DBD. Sudah 11 orang terkena DBD. Ini menjadi perhatian kami,” katanya, Selasa (5/1). Dia tidak merinci 11 kasus DBD tersebut tersebar di mana saja, karena tidak membawa data lantaran sedang berada di luar kantor.
Putra Suteja menilai serangan DBD tahun lalu masih bisa terulang kembali tahun ini. Menurutnya selama ini wilayah Kuta Utara memang kerap menjadi langganan DBD. Sehingga pihaknya mengapresiasi langkah masyarakat memasang baliho peringatan di Dalung, karena untuk saling mengingatkan satu sama lain. Selain Kuta Utara, Mengwi serta Kuta Selatan juga tergolong daerah rawan DBD.
Meski tahun ini sudah terdapat 11 kasus serangan DBD, namun Diskes Badung mengaku belum bisa mengambil kesimpulan. Pihaknya masih memantau perkembangan kasus di enam kecamatan.
Untuk mengantisipasi meluasnya kasus DBD, menurut Putra Suteja, masyarakat bisa melaksanakan program PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dan fogging. Sebab pemerintah tidak bisa sendiri melakukan PSN tanpa dibantu oleh masyarakat.
“Kami perlu dukungan dari semua pihak. Terutama pihak kelurahan dan desa untuk menggalakkan juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) yang biasa bertugas keliling desa,” harap Putra Suteja. Pihaknya memprediksi periode Januari hingga Maret merupakan puncak musim hujan. Sehingga dimungkinkan kasus serangan DBD meningkat. 7 asa
1
Komentar