Disbud Badung Imbau Jaga Keamanan
Terkait Ogoh-ogoh Ludes Terbakar
Sekaa teruna sebelumnya sudah menerima bantuan dana kreativitas dari Pemkab Badung Rp 20 juta dan atas kejadian ini kerugian yang ditaksir mencapai Rp 10 juta.
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung mengimbau seluruh sekaa teruna, pecalang dan prajuru desa untuk menjaga keamanan menyusul ogoh-ogoh karya Sekaa Teruna (ST) Dharma Satya Mandala dibakar oleh orang tak dikenal (OTK). Kasus pembakaran sendiri terjadi Rabu (21/2) lalu di Lingkungan Bhuana Asri, Dalung Permai, Kelurahan Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara.
“Kami mengimbau sekaa teruna untuk menjaga keamanan dengan dipandu oleh pecalang dan juga para prajuru Ida Bendesa se-Kabupaten Badung, barangkali juga lebih dapat memberikan perhatian ketika anak-anak berkreativitas di balai banjar,” ujar Kadisbud Badung I Gde Eka Suwarditha, Kamis (22/2).
Menurut Sudarwitha, ogoh-ogoh yang hangus terbakar itu diketahui oleh tim juri saat akan melakukan penilaian. Namun, ternyata ogoh-ogoh yang akan dinilai sudah dalam bentuk rangka, sehingga penilaian pun tak bisa dilakukan.
“Kemarin pagi ketika tim penilai lomba ogoh-ogoh ke sana, ternyata kok rangka saja. Rupanya informasinya anak-anak sekitar jam 02.00 Wita selesai, namun pintu balai banjar tidak ditutup, entah kelupaan atau bagaimana. Karena itu kan bahan-bahannya rawan dari api,” jelas Sudarwitha.
Terakhir kali progres ogoh-ogoh yang mengambil tema ‘Maha Guru Yoga’ itu sudah mencapai 50 persen. Sekaa teruna sebelumnya sudah menerima bantuan dana kreativitas dari Pemkab Badung sebesar Rp 20 juta dan atas kejadian ini kerugian yang ditaksir mencapai Rp 10 juta. Kendati demikian, Sudarwitha tetap mengapresiasi para pemuda yang sudah berkarya dalam membuat ogoh-ogoh.
Ketua ST Dharma Satya Mandala I Wayan Adi Saputra mengakui kejadian tersebut justru diketahui saat tim juri sedang melakukan penilaian. Adi Saputra mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan waktu kejadian dibakarnya ogoh-ogoh. Namun, diduga dilakukan dini hari. “Kejadiannya sepertinya dini hari, kami tidak tahu ada kejadian pembakaran, karena ada yang sekolah dan kerja. Saat tim juri datang, melihat sudah terbakar,” katanya.
Dia melanjutkan, ogoh-ogoh yang dibakar sebetulnya akan masuk ke tahap penempelan kertas, kemudian dilanjutkan dengan pengecatan. Adi Saputra memperkirakan ogoh-ogoh memang sengaja dibakar oleh OTK. Sebab dia menyebutkan sebelum pulang dari balai banjar semua lampu sudah dipadamkan.
“Di banjar posisi lampu sudah mati (setelah pembuatan ogoh-ogoh). Tapi banjar memang tidak terkunci,” ucap Adi Saputra sembari menegaskan sama sekali tidak ada perselisihan dengan kelompok lain.
Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono dikonfirmasi, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. “Kasus itu sedang kami selidiki. Kami masih koordinasi dengan banjar setempat,” ujar AKBP Teguh. Peristiwa pembakaran ogoh-ogoh itu diposting oleh akun Instagram @st.dharmasatyamandala, Rabu (21/2).
Diceritakan ogoh-ogoh ukuran raksasa itu terbakar hangus sampai tinggal rangka. “Kami hanya ST sederhana yang berusaha melestarikan adat dan budaya Bali, tapi hari ini ogoh-ogoh kami disabotase oleh orang yang tidak diketahui. Dengan segala hormat kami mohon masyarakat yang melihat postingan ini, bantu untuk memviralkan kasus ini,” tulis akun tersebut. 7 ind, pol
1
Komentar