Ekonomi RI Diprediksi Bisa Tembus 5,5% Tahun Ini
JAKARTA, NusaBali - Bank Indonesia (BI) memprediksi ekonomi Indonesia 2024 dan 2025 masih tumbuh positif. Menurut Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar di angka 4,7%-5,5% pada 2024 dan 4,8%-5,6% pada 2025.
BI pun optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan baik dalam dua tahun mendatang. Di sisi lain, Destry menjelaskan BI memperkirakan tingkat inflasi dalam sasaran untuk 2024 dan 2025 masih terjaga di angka 2,5% YoY. Ini lebih baik dari dua tahun sebelumnya yang berkisar di angka 2,61% YoY (2023) dan 5,51% YoY (2022).
“Kami masih confident dikarenakan pertumbuhan ekonomi masih di bawah potential level yang optimal. Sehingga kita melihat ruang pertumbuhan ekonomi masih ada tanpa menyebabkan tekanan inflasi,” ujar Destry dalam agenda Virtual Seminar LPPI ‘Menangkap Peluang di Tengah Perlambatan Ekonomi Global’, Jumat (23/2) seperti dilansir detikcom.
Namun menurut Destry, BI tetap waspada karena kondisi perekonomian global masih dilanda ketidakpastian. Salah satunya adalah konflik geopolitik yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah.
“Kita tahu fakta ketidakpastian ekonomi global tinggi, sehingga harus cautious. Tapi di satu sisi ada ruang pertumbuhan untuk ekonomi domestik makanya optimis. Jadi kita cautious optimism, tetap optimis tapi waspada karena masih ada tantangan global. Ini jadi bahan pertimbangan kita buat membikin kebijakan,” ungkapnya.
Destry menambahkan sejumlah kebijakan prioritas akan dijalankan. Di antaranya seperti menjaga inflasi di angka 2,5%, menjaga stabilitas nilai Rupiah, mengelola aliran modal, sampai menjaga cadangan devisa untuk mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah. Di sisi lain, pihaknya juga mendorong akselerasi digitalisasi pembayaran untuk memperluas Ekonomi Keuangan Digital (EKD).
Salah satu cara yang dilakukan BI pun adalah melakukan triple intervention. Triple intervention adalah intervensi BI di pasar spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. 7
Komentar