Kaldu Tulang Bantu Meringankan Peradangan
KALDU tulang adalah cairan kaya nutrisi yang dibuat dengan mendidihkan tulang sapi, ayam, atau ikan bersama cuka, rempah, sayur, dan bumbu di dalam air. Hasil penelitian menunjukkan proses memasak itu membantu mengekstraksi nutrisi bernilai seperti kolagen, gelatin, asam amino, dan mineral dari tulang dan jaringan ikat.
Dalam EatingWell yang dilansir dari antaranews, Senin (19/2/2024), ahli diet terdaftar dan pemilik Whole Self Nutrition Caroline Young RD, menyampaikan kaldu tulang menyediakan mineral dan elektrolit seperti magnesium, kalsium, fosfor, sodium, dan potasium, yang penting untuk kesehatan.
Dia mengatakan kaldu tulang mengandung senyawa anti-inflamasi seperti kolagen, glutamine, dan glysine yang dapat membantu meringankan gejala peradangan seperti artritis.
“Kaldu tulang mengandung asam amino glycine, yang dapat membantu mencegah inflamasi kronis,” katanya.
Mineral seperti kalsium, magnesium, dan fosfor dalam kaldu tulang menurut penelitian penting untuk menjaga tulang tetap sehat dan kuat, membantu mencegah kondisi seperti osteoporosis.
"Kaldu tulang dapat membantu menjaga kesehatan tulang karena mengandung nutrisi yang penting untuk kesehatan tulang seperti kalsium dan fosfor," kata Young.
Selain itu, gelatin dan kolagen dalam kaldu tulang bermanfaat bagi kesehatan sendi, karena membantu menjaga integritas tulang rawan dan mengurangi nyeri sendi.
Gelatin dan kolagen yang kaya glutamine dan glysine juga dapat membantu memperkuat lapisan usus dengan mengurangi permeabilitas usus dan mencegah zat berbahaya memasuki aliran darah.
Meskipun menawarkan banyak manfaat kesehatan, kaldu tulang mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama mereka yang memiliki batasan pola makan seperti mereka yang mengikuti pola makan vegetarian dan vegan.
"Kaldu tulang secara umum baik untuk kebanyakan orang, tetapi, sebagaimana kebanyakan hal, itu menjadi tidak aman bagi siapapun kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak," katanya.
Menurut dia, risiko utama mengonsumsi kaldu tulang setiap hari adalah konsumsi logam berat beracun, seperti timbal dan kadmium. Namun, penelitian menunjukkan risiko yang terkait dengan konsumsi logam tersebut relatif minimal pada kaldu tulang yang dibeli di toko dan buatan sendiri. 7
Komentar