Kemacetan di Legian Tuai Keluhan
Titik kemacetan di Legian di antaranya di persimpangan Jalan Arjuna (Double Six Street), Jalan Nakula, dan Jalan Legian.
MANGUPURA, NusaBali
Kemacetan yang kian parah terjadi di wilayah Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, Badung, menuai keluhan masyarakat. Sementara Dishubkominfo Kabupaten Badung sedang mencari beberapa format untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut.
Kepala Lingkungan Legian Kaja I Wayan Riasa menyatakan, sebelumnya sudah pernah mengajukan usulan kepada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Badung untuk melakukan rekayasa lalu lintas (lalin). Namun hingga kini usulan itu belum mendapat jawaban. “Kami sebenarnya bertanya-tanya kelanjutan dari usulan kami sebelumnya. Soalnya tidak jelas kelanjutannya seperti apa. Padahal ini adalah masalah yang serius. Bukan hanya aktivitas masyarakat saja yang terdampak, kegiatan pariwisata pun ikut dirugikan,” kata Riasa, Rabu (26/7).
Menurutnya sejumlah persimpangan yang menyumbangkan kemacetan di antaranya persimpangan Jalan Arjuna (Double Six Street), Nakula, dan Legian, adalah titik sentral kemacetan. Pertemuan arus lalu lintas dari berbagai arah, merupakan salah satu faktornya. Dirinya mengharapkan agar masalah ini segera diambil tindakan oleh instansi berwenang.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Badung Tofan Priyanto, mengatakan hingga kini pihaknya masih melakukan kajian teknis untuk pemecahan masalah itu. Dirinya mengaku sebelumnya sudah pernah turun untuk mengecek kondisi di lapangan. Menurutnya hasil kajian atas usulan masyarakat itu tak layak untuk diterapkan karena jalan raya tempat alur pembuangan/pengalihan kendaraan sangat sempit. Menurutnya, jika itu dipaksakan maka akan menimbulkan masalah baru yang mungkin lebih besar lagi. “Problem kemacetan yang terjadi di Legian itu hingga kini kami belum menemukan solusinya. Bukan berarti karena hingga kini belum melakukan sesuatu kami mendiamkan masalah itu. Hingga kini kami masih terus melakukan kajian,” tutur Tofan.
Diakuinya, pihaknya terus mencoba menggali format terbaik. Ketika menemukan formulasinya nanti akan kembali dibicarakan dengan pihak kelurahan dan para tokoh masyarakat. “Kami mencari sejumlah alternatif. Rencananya nanti kami akan sodorkan beberapa alternatif. Mana yang disepakati itulah yang akan diujicobakan,” kata Tofan. *cr64
Kepala Lingkungan Legian Kaja I Wayan Riasa menyatakan, sebelumnya sudah pernah mengajukan usulan kepada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Badung untuk melakukan rekayasa lalu lintas (lalin). Namun hingga kini usulan itu belum mendapat jawaban. “Kami sebenarnya bertanya-tanya kelanjutan dari usulan kami sebelumnya. Soalnya tidak jelas kelanjutannya seperti apa. Padahal ini adalah masalah yang serius. Bukan hanya aktivitas masyarakat saja yang terdampak, kegiatan pariwisata pun ikut dirugikan,” kata Riasa, Rabu (26/7).
Menurutnya sejumlah persimpangan yang menyumbangkan kemacetan di antaranya persimpangan Jalan Arjuna (Double Six Street), Nakula, dan Legian, adalah titik sentral kemacetan. Pertemuan arus lalu lintas dari berbagai arah, merupakan salah satu faktornya. Dirinya mengharapkan agar masalah ini segera diambil tindakan oleh instansi berwenang.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Badung Tofan Priyanto, mengatakan hingga kini pihaknya masih melakukan kajian teknis untuk pemecahan masalah itu. Dirinya mengaku sebelumnya sudah pernah turun untuk mengecek kondisi di lapangan. Menurutnya hasil kajian atas usulan masyarakat itu tak layak untuk diterapkan karena jalan raya tempat alur pembuangan/pengalihan kendaraan sangat sempit. Menurutnya, jika itu dipaksakan maka akan menimbulkan masalah baru yang mungkin lebih besar lagi. “Problem kemacetan yang terjadi di Legian itu hingga kini kami belum menemukan solusinya. Bukan berarti karena hingga kini belum melakukan sesuatu kami mendiamkan masalah itu. Hingga kini kami masih terus melakukan kajian,” tutur Tofan.
Diakuinya, pihaknya terus mencoba menggali format terbaik. Ketika menemukan formulasinya nanti akan kembali dibicarakan dengan pihak kelurahan dan para tokoh masyarakat. “Kami mencari sejumlah alternatif. Rencananya nanti kami akan sodorkan beberapa alternatif. Mana yang disepakati itulah yang akan diujicobakan,” kata Tofan. *cr64
1
Komentar