Pengelola TPS3R Juuk Manis Kembangkan Eco Enzyme di Sekolah
AMLAPURA, NusaBali - Pengelola TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle) Lingkungan Juuk Manis, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, mengembangkan eco enzyme, pupuk cair, dan kompos di SMAN 2 Amlapura.
Kegiatan itu, juga merupakan bagian dari pengembangan pembelajaran IKM P5 (Implementasi Kurikulum Merdeka, Proyek Penguatan Profile Pelajar Pancasila), khususnya gaya hidup berkelanjutan.
Koordinator Pengelola TPS3R Lingkungan Juuk Manis I Wayan Sukarba emberikan pelatihan kepada seratusan siswa SMAN 2 Amlapura, di Jalan Untung Surapati, Amlapura, Sabtu (24/2). Pengolahan sampah tengah dikembangkan, kata Sukarba, dijadikan eco enzyme, pupuk cair dan kompos. Setiap jenis pupuk, cara produksinya berbeda-beda. Memproduksi eco enzyme paling rumit, bahan bakunya sisa sayur dan kulit buah. Sampah itu dicacah dimasukkan ke dalam galon, diisi air, molase, kemudian diaduk. Caranya setiap hari galon yang tertutup rapat mesti dibuka, agar gasnya keluar menghindari terjadinya ledakan, begitu seterusnya hingga 3 bulan, baru bisa panen.
Sukarba menerangkan, teknik membuat eco enzyme, dengan takaran 500 ml air, ditambah 50 gram gula merah atau molase, kemudian masukkan sisa buah atau sayur ke galon plastik, sisakan ruang untuk proses fermentasi, selanjutnya diaduk biar rata, kemudian ditutup rapat. Sisa buah atau sisa sayur, yang bisa diolah jadi eco enzyme, melalui proses fermentasi selama tiga bulan. "Setelah tiga bulan baru panen eco enzyme, nanti bermanfaat untuk membersihkan lantai, kamar mandi, menghilangkan bau, bisa untuk cuci piring hand sanitizer, detoks tubuh, pembersih udara, obat luka, anti radiasi, pembersih kolam, dan untuk pupuk," kata Sukarba.
Sedangkan produksi pupuk cair, prosesnya hanya dua minggu, hasilnya hanya bisa untuk pupuk tanaman buah dan bunga. Prosesnya juga melalui fermentasi hanya saja galon tidak perlu ditutup.
Sedangkan pupuk kompos padat, beda lagi cara produksinya, dengan mencacah sampah organik yang telah dipilah, di campur sekam, ditunggu beberapa minggu jadi kompos.
Kasek SMAN 2 Amlapura I Wayan Puja Astawa mengapresiasi pengelola TPS3R Lingkungan Juuk Manis, yang telah berbagi ilmu pengetahuan buat siswa. Paling tidak ke depan siswa mampu memproduksi pupuk cair dan kompos secara mandiri. "Kebetulan di SMAN 2 Amlapura, ada program IKMP5 (implementasi kurikulum merdeka, proyek penguatan profile pelajar Pancasila), khususnya gaya hidup berkelanjutan," kata Puja Astawa.
IKMP5 itu, katanya, sebagai bentuk pendidikan penguatan kompetensi siswa dalam membentuk profil pelajar Pancasila. Sesuai amanat Kemendikbud dan Ristek Nomor 56/m/2022, P5 itu kegiatan kurikuler berbasis aksi nyata. Bertujuan untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi siswa, di samping untuk mewujudkan karakter anak didik. "Apalagi kami punya kebun, hasil produksi pupuk cair, eco enzyme dan pupuk kompos, bermanfaat untuk penyubur tanaman, lingkungan sekolah jadi rindang," kata Puja Astawa.7k16
Koordinator Pengelola TPS3R Lingkungan Juuk Manis I Wayan Sukarba emberikan pelatihan kepada seratusan siswa SMAN 2 Amlapura, di Jalan Untung Surapati, Amlapura, Sabtu (24/2). Pengolahan sampah tengah dikembangkan, kata Sukarba, dijadikan eco enzyme, pupuk cair dan kompos. Setiap jenis pupuk, cara produksinya berbeda-beda. Memproduksi eco enzyme paling rumit, bahan bakunya sisa sayur dan kulit buah. Sampah itu dicacah dimasukkan ke dalam galon, diisi air, molase, kemudian diaduk. Caranya setiap hari galon yang tertutup rapat mesti dibuka, agar gasnya keluar menghindari terjadinya ledakan, begitu seterusnya hingga 3 bulan, baru bisa panen.
Sukarba menerangkan, teknik membuat eco enzyme, dengan takaran 500 ml air, ditambah 50 gram gula merah atau molase, kemudian masukkan sisa buah atau sayur ke galon plastik, sisakan ruang untuk proses fermentasi, selanjutnya diaduk biar rata, kemudian ditutup rapat. Sisa buah atau sisa sayur, yang bisa diolah jadi eco enzyme, melalui proses fermentasi selama tiga bulan. "Setelah tiga bulan baru panen eco enzyme, nanti bermanfaat untuk membersihkan lantai, kamar mandi, menghilangkan bau, bisa untuk cuci piring hand sanitizer, detoks tubuh, pembersih udara, obat luka, anti radiasi, pembersih kolam, dan untuk pupuk," kata Sukarba.
Sedangkan produksi pupuk cair, prosesnya hanya dua minggu, hasilnya hanya bisa untuk pupuk tanaman buah dan bunga. Prosesnya juga melalui fermentasi hanya saja galon tidak perlu ditutup.
Sedangkan pupuk kompos padat, beda lagi cara produksinya, dengan mencacah sampah organik yang telah dipilah, di campur sekam, ditunggu beberapa minggu jadi kompos.
Kasek SMAN 2 Amlapura I Wayan Puja Astawa mengapresiasi pengelola TPS3R Lingkungan Juuk Manis, yang telah berbagi ilmu pengetahuan buat siswa. Paling tidak ke depan siswa mampu memproduksi pupuk cair dan kompos secara mandiri. "Kebetulan di SMAN 2 Amlapura, ada program IKMP5 (implementasi kurikulum merdeka, proyek penguatan profile pelajar Pancasila), khususnya gaya hidup berkelanjutan," kata Puja Astawa.
IKMP5 itu, katanya, sebagai bentuk pendidikan penguatan kompetensi siswa dalam membentuk profil pelajar Pancasila. Sesuai amanat Kemendikbud dan Ristek Nomor 56/m/2022, P5 itu kegiatan kurikuler berbasis aksi nyata. Bertujuan untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi siswa, di samping untuk mewujudkan karakter anak didik. "Apalagi kami punya kebun, hasil produksi pupuk cair, eco enzyme dan pupuk kompos, bermanfaat untuk penyubur tanaman, lingkungan sekolah jadi rindang," kata Puja Astawa.7k16
1
Komentar