Jelang Galungan, Harga Daging Babi di Pasar Tradisional Tak Alami Kenaikan
SINGARAJA, NusaBali - Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, harga daging babi di pasar tradisional tak mengalami kenaikan yang signifikan. Namun demikian, para pedagang daging di pasar tradisional menyebut penjualan masih tergolong sepi.
Salah satu pedagang di Pasar Anyar Buleleng, Komang Budiani menyebut, jika harga daging babi yang dia jual masih normal. Untuk harga per kilogramnya sekitar Rp 70.000 untuk daging babi yang muda. Sedangkan untuk daging yang usianya tua, dijual kisaran Rp 50.000 hingga Rp 60.000 perkilogram.
Meski harga tidak ada kenaikan, penjualan daging hanya mengalami sedikit kenaikan jika di bandingkan hari-hari biasanya. “Harga tidak ada kenaikan. Tapi pembelinya agak sepi. Beda dengan hari raya Galungan sebelum-sebelumnya, biasanya seminggu sebelumnya sudah ramai,” ujarnya, ditemui Senin (26/2).
Kata Budiani, faktor kemungkinan sepinya pembeli daging babi lantaran masyarakat banyak yang tidak punya uang. Yang datang untuk membeli daging babi, kata Budiani kebanyakan langganan dia saja. “Tumben seperti ini (pembeli sepi). Kadang Kalau tidak langganan ke sini, ya tidak ada yang beli. Mungkin lagi krisis,” tutur Budiani.
Hal senada diungkapkan pedagang lain, Ketut Susila. Dagangannya kerap tersisa karena sepi pembeli hingga menyisakan daging babi hingga mencapai 5 kilogram perharinya. Kondisi tersebut membuatnya harus mengolah beberapa daging menjadi makanan yang lebih awet, seperti urutan babi yang dapat dijual kembali.
Susila menyebut, jika dia menjual daging babi masih di harga normal yakin kisaran Rp 75.000 hingga Rp 80.000 perkilogram. “Harga tidak ada kenaikan. Cuman kalau dekat hari raya baru mulai agak rame. Tapi, tidak serame seperti pas sebelum Covid-19,” ungkapnya.7 mzk
Meski harga tidak ada kenaikan, penjualan daging hanya mengalami sedikit kenaikan jika di bandingkan hari-hari biasanya. “Harga tidak ada kenaikan. Tapi pembelinya agak sepi. Beda dengan hari raya Galungan sebelum-sebelumnya, biasanya seminggu sebelumnya sudah ramai,” ujarnya, ditemui Senin (26/2).
Kata Budiani, faktor kemungkinan sepinya pembeli daging babi lantaran masyarakat banyak yang tidak punya uang. Yang datang untuk membeli daging babi, kata Budiani kebanyakan langganan dia saja. “Tumben seperti ini (pembeli sepi). Kadang Kalau tidak langganan ke sini, ya tidak ada yang beli. Mungkin lagi krisis,” tutur Budiani.
Hal senada diungkapkan pedagang lain, Ketut Susila. Dagangannya kerap tersisa karena sepi pembeli hingga menyisakan daging babi hingga mencapai 5 kilogram perharinya. Kondisi tersebut membuatnya harus mengolah beberapa daging menjadi makanan yang lebih awet, seperti urutan babi yang dapat dijual kembali.
Susila menyebut, jika dia menjual daging babi masih di harga normal yakin kisaran Rp 75.000 hingga Rp 80.000 perkilogram. “Harga tidak ada kenaikan. Cuman kalau dekat hari raya baru mulai agak rame. Tapi, tidak serame seperti pas sebelum Covid-19,” ungkapnya.7 mzk
Komentar