Siswa di Sukasada Ikuti Lomba Nyurat Aksara Bali
SINGARAJA, NusaBali - Desa Adat Sukasada, Buleleng, kembali mengagendakan upaya pelestarian bahasa dan sastra Bali. Sebanyak 20 orang siswa perwakilan 4 SD di Sukasada dilibatkan dalam lomba nyurat aksara Bali. Pelestarian menyasar anak-anak sebagai upaya pembibitan generasi muda yang cinta budaya dan sastra Bali.
Lomba dilangsungkan di wantilan Desa Adat Sukasada. Seluruh peserta bersaing ketat untuk menjadi yang terbaik. Seluruh peserta lomba nyastra diberikan waktu satu jam untuk mengerjakan sejumlah soal berbahasa Bali lalu disalin menggunakan aksara Bali.
Kelian Desa Adat Sukasada, Jro Putu Joni Sandiyasa mengatakan, pelaksanaan lomba nyurat aksara Bali ini merupakan salah satu kewajiban desa adat berpartisipasi menyukseskan program Bulan Bahasa dan Sastra Bali Pemerintah Provinsi Bali.
“Kami batasi setiap sekolah lima orang perwakilan dari empat sekolah di wewidangan desa adat kami. Kami gelar setiap tahunnya untuk memupuk kelestarian sastra Bali pada anak-anak kami disini,” kata Jro Putu Joni, Senin (26/2) kemarin.
Lomba Nyurat Bali dipilih karena dinilai menjadi hal yang paling pelik dalam regenerasi. Menulis dan membaca aksara Bali sejauh ini masuk dalam kategori pembelajaran yang cukup ditakuti siswa selain Matematika. Terutama dalam pasang aksara Bali yang memerlukan pemahaman mendalam.
Kegiatan pelestarian ini juga disebutnya untuk menegaskan kembali pembelajaran nyurat aksara Bali di sekolah. “Kami mulai dari generasi muda, agar mereka tak lupa dengan adat budaya dan sastra Bali yang menjadi identitas krama Bali. Harapan kami melalui kegiatan ini dapat membentuk karakter generasi muda untuk mencintai tanah kelahirannya,” ungkap Jro Joni.7 k23
Kelian Desa Adat Sukasada, Jro Putu Joni Sandiyasa mengatakan, pelaksanaan lomba nyurat aksara Bali ini merupakan salah satu kewajiban desa adat berpartisipasi menyukseskan program Bulan Bahasa dan Sastra Bali Pemerintah Provinsi Bali.
“Kami batasi setiap sekolah lima orang perwakilan dari empat sekolah di wewidangan desa adat kami. Kami gelar setiap tahunnya untuk memupuk kelestarian sastra Bali pada anak-anak kami disini,” kata Jro Putu Joni, Senin (26/2) kemarin.
Lomba Nyurat Bali dipilih karena dinilai menjadi hal yang paling pelik dalam regenerasi. Menulis dan membaca aksara Bali sejauh ini masuk dalam kategori pembelajaran yang cukup ditakuti siswa selain Matematika. Terutama dalam pasang aksara Bali yang memerlukan pemahaman mendalam.
Kegiatan pelestarian ini juga disebutnya untuk menegaskan kembali pembelajaran nyurat aksara Bali di sekolah. “Kami mulai dari generasi muda, agar mereka tak lupa dengan adat budaya dan sastra Bali yang menjadi identitas krama Bali. Harapan kami melalui kegiatan ini dapat membentuk karakter generasi muda untuk mencintai tanah kelahirannya,” ungkap Jro Joni.7 k23
1
Komentar