RS Wangaya Bangun 6 Unit Gedung Baru
Direnovasi Setelah Berusia Lebih dari 100 Tahun
DENPASAR, NusaBali - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar bakal membangun 6 unit gedung baru.
Pembangunan gedung baru ini merupakan program renovasi besar-besaran rumah sakit terbesar di Denpasar yang sudah berusia 100 tahun alias satu abad ini. Pembangunan gedung baru ini menggunakan dana Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Dirut RSUD Wangaya, dr Anak Agung Made Widiasa, Kamis (29/2) mengatakan, keberadaan gedung RSUD Wangaya sudah berusia tua. Selama ini, masyarakat yang datang ke rumah sakit tertua di Bali ini terus meningkat. “Karena itu, pihak RS Wangaya bersama Pemkot Denpasar telah memiliki masterplan pengembangan gedung baru,” ujar Widiasa.
Kata Widiasa, RSUD Wangaya konsisten melakukan upaya peningkatan pelayanan kepada pasien. Bukan saja dalam pelayanan medik, namun juga fasilitas sarana dan prasarana gedung yang memadai. Hanya saja kendala yang dihadapi cukup berat, yakni lahan yang terbatas.
Melihat kondisi itu, RSUD Wangaya yang berdiri sejak 6 Januari 1921 telah melakukan rencana untuk membangun gedung dengan pola bertingkat. “Dalam desain yang sudah ada, bangunan yang akan dibuat ini semua berlantai lima. Sedikitnya akan ada perubahan 6 gedung yang sudah direncanakan,” ujar Widiasa.
Mulai dari UGD, gedung manajemen, geriatri, poli klinik, serta penunjang lainnya. “Dengan pola bertingkat ini, semua pelayanan akan terpusat.
Pembangunan gedung ini akan menggunakan proyek KPBU. Artinya, anggarannya dari Kemenkeu, sehingga tidak menggunakan APBD,” ujar Widiasa.
“Prosesnya cukup panjang, seperti di Bapenas, Kemenkeu, dan sekarang sudah masuk proses melengkapi administrasi dan setelah itu baru pelelangan. Ditarget, pada 2025 awal sudah bisa melakukan pembangunan fisik,” imbuh Widiasa.
Kata Widiasa, selain membangun 6 unit gedung dengan menggunakan pola KPBU, pihak RS Wangaya juga akan melakukan renovasi gedung ruang Praja Amertha (VIP). Karena pada saat pandemi Covid-19, gedung tersebut digunakan untuk layanan pasien Covid-19. Sejumlah ruangan telah mengalami kerusakan, sehingga perlu diperbaiki kembali. Renovasi ini menggunakan anggaran rumah sakit, sehingga dilakukan bertahap. Setidaknya, tahap awal sudah bisa disediakan 24 tempat tidur untuk pasien VIP ini. Widiasa mengatakan, selain perbaikan gedung, dalam hal layanan kepada pasien juga terus dilakukan inovasi. “Seperti layanan geriatri untuk pasien usia di atas 60 tahun, dilakukan dengan penjemputan pasien. Kami juga melakukan layanan terpadu dengan mendatangi geriatri yang sudah berkumpul di satu tempat untuk diberikan layanan,” tegasnya.
RSUD Wangaya juga akan mengembangkan layanan pengantaran obat, serta pendaftaran online. Pasien juga bisa memilih dokter, sehingga akan mempecepat penanganan. “Masyarakat ingin pelayanan cepat, sehingga RS perlu merubah pola layanan,” ujar Widiasa.mis
Dirut RSUD Wangaya, dr Anak Agung Made Widiasa, Kamis (29/2) mengatakan, keberadaan gedung RSUD Wangaya sudah berusia tua. Selama ini, masyarakat yang datang ke rumah sakit tertua di Bali ini terus meningkat. “Karena itu, pihak RS Wangaya bersama Pemkot Denpasar telah memiliki masterplan pengembangan gedung baru,” ujar Widiasa.
Kata Widiasa, RSUD Wangaya konsisten melakukan upaya peningkatan pelayanan kepada pasien. Bukan saja dalam pelayanan medik, namun juga fasilitas sarana dan prasarana gedung yang memadai. Hanya saja kendala yang dihadapi cukup berat, yakni lahan yang terbatas.
Melihat kondisi itu, RSUD Wangaya yang berdiri sejak 6 Januari 1921 telah melakukan rencana untuk membangun gedung dengan pola bertingkat. “Dalam desain yang sudah ada, bangunan yang akan dibuat ini semua berlantai lima. Sedikitnya akan ada perubahan 6 gedung yang sudah direncanakan,” ujar Widiasa.
Mulai dari UGD, gedung manajemen, geriatri, poli klinik, serta penunjang lainnya. “Dengan pola bertingkat ini, semua pelayanan akan terpusat.
Pembangunan gedung ini akan menggunakan proyek KPBU. Artinya, anggarannya dari Kemenkeu, sehingga tidak menggunakan APBD,” ujar Widiasa.
“Prosesnya cukup panjang, seperti di Bapenas, Kemenkeu, dan sekarang sudah masuk proses melengkapi administrasi dan setelah itu baru pelelangan. Ditarget, pada 2025 awal sudah bisa melakukan pembangunan fisik,” imbuh Widiasa.
Kata Widiasa, selain membangun 6 unit gedung dengan menggunakan pola KPBU, pihak RS Wangaya juga akan melakukan renovasi gedung ruang Praja Amertha (VIP). Karena pada saat pandemi Covid-19, gedung tersebut digunakan untuk layanan pasien Covid-19. Sejumlah ruangan telah mengalami kerusakan, sehingga perlu diperbaiki kembali. Renovasi ini menggunakan anggaran rumah sakit, sehingga dilakukan bertahap. Setidaknya, tahap awal sudah bisa disediakan 24 tempat tidur untuk pasien VIP ini. Widiasa mengatakan, selain perbaikan gedung, dalam hal layanan kepada pasien juga terus dilakukan inovasi. “Seperti layanan geriatri untuk pasien usia di atas 60 tahun, dilakukan dengan penjemputan pasien. Kami juga melakukan layanan terpadu dengan mendatangi geriatri yang sudah berkumpul di satu tempat untuk diberikan layanan,” tegasnya.
RSUD Wangaya juga akan mengembangkan layanan pengantaran obat, serta pendaftaran online. Pasien juga bisa memilih dokter, sehingga akan mempecepat penanganan. “Masyarakat ingin pelayanan cepat, sehingga RS perlu merubah pola layanan,” ujar Widiasa.mis
Komentar