Harga Beras Masih Mahal, Masyarakat Masih Bertahan Konsumsi Beras Premium
SINGARAJA, NusaBali - Harga beras hingga Selasa (5/3) kemarin masih tergolong mahal.
Penyediaan beras murah oleh pemerintah baik melalui beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun beras bantuan pangan belum berdampak signifikan menurunkan harga beras di pasaran. Masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas masih cenderung bertahan mengkonsumsi beras premium meski harganya mahal.
Beras Premium di pasaran masih bertengger di harga Rp 17.000 per kilogram. Padahal Harga Eceran Terendah (HET) Rp 13.900 per kilogram. Begitu juga beras medium harganya masih dikisaran Rp 15.000 dari HET Rp 10.900 per kilogram.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa ditemui Selasa (5/3) kemarin menjelaskan, masih tingginya harga beras di pasaran karena masih terpengaruh permintaan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Selain juga ketersediaan beras yang mengalami keterlambatan panen tidak karena dampak musim kemarau panjang membuat ketidakseimbangan kebutuhan pasar dengan ketersediaan pasokan.
“Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya intervensi. Bahkan dari Bulog menyiapkan beras SPHP dengan harga terjangkau. Namun konsumsi masyarakat terhadap beras masih di tingkat premium. Padahal SPHP sesungguhnya adalah beras premium. Seandainya masyarakat kelompok menengah bersedia menikmati beras SPHP tentu harga beras jenis lain bisa dikendalikan,” ucap Suyasa.
Birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula ini mengatakan, Bulog secara khusus menyiapkan beras SPHP cukup banyak untuk dapat dijangkau masyarakat Buleleng. Bahkan Bulog Bali menyiapkan 52 ton beras SPHP untuk Buleleng. Ketersediaan itu mencukupi kebutuhan beras sampai akhir Maret ini.
Puluhan ton beras itu didistribusikan untuk 67 retail, 18 Toko Pangan Kita (TPK) dan 5 toko pengecer. Selain juga dibantu dua perusahaan daerah milik Pemkab Buleleng. Dirut Perusahaan Daerah (PD) Swatantra Buleleng, Gede Bobi Suryanto menyebut dalam seminggu Bulog membatasi pasokan beras SPHP sebanyak 2 ton.
“Serapan beras SPHP cukup ramai dicari masyarakat. Kalau di ruko kami di Pasar Banyuasri, sehari bisa 200 orang yang beli. Tetapi untuk beras lokal yang kita siapkan juga banyak peminat. Memang kebutuhan beras ada peningkatan, pengaruh hari raya,” terang Bobi.7 k23
Beras Premium di pasaran masih bertengger di harga Rp 17.000 per kilogram. Padahal Harga Eceran Terendah (HET) Rp 13.900 per kilogram. Begitu juga beras medium harganya masih dikisaran Rp 15.000 dari HET Rp 10.900 per kilogram.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa ditemui Selasa (5/3) kemarin menjelaskan, masih tingginya harga beras di pasaran karena masih terpengaruh permintaan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Selain juga ketersediaan beras yang mengalami keterlambatan panen tidak karena dampak musim kemarau panjang membuat ketidakseimbangan kebutuhan pasar dengan ketersediaan pasokan.
“Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya intervensi. Bahkan dari Bulog menyiapkan beras SPHP dengan harga terjangkau. Namun konsumsi masyarakat terhadap beras masih di tingkat premium. Padahal SPHP sesungguhnya adalah beras premium. Seandainya masyarakat kelompok menengah bersedia menikmati beras SPHP tentu harga beras jenis lain bisa dikendalikan,” ucap Suyasa.
Birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula ini mengatakan, Bulog secara khusus menyiapkan beras SPHP cukup banyak untuk dapat dijangkau masyarakat Buleleng. Bahkan Bulog Bali menyiapkan 52 ton beras SPHP untuk Buleleng. Ketersediaan itu mencukupi kebutuhan beras sampai akhir Maret ini.
Puluhan ton beras itu didistribusikan untuk 67 retail, 18 Toko Pangan Kita (TPK) dan 5 toko pengecer. Selain juga dibantu dua perusahaan daerah milik Pemkab Buleleng. Dirut Perusahaan Daerah (PD) Swatantra Buleleng, Gede Bobi Suryanto menyebut dalam seminggu Bulog membatasi pasokan beras SPHP sebanyak 2 ton.
“Serapan beras SPHP cukup ramai dicari masyarakat. Kalau di ruko kami di Pasar Banyuasri, sehari bisa 200 orang yang beli. Tetapi untuk beras lokal yang kita siapkan juga banyak peminat. Memang kebutuhan beras ada peningkatan, pengaruh hari raya,” terang Bobi.7 k23
Komentar