Libur Sekolah, Siswa Ngayah Ngulat Slepan
GIANYAR, NusaBali - Libur sekolah rangkaian Hari Raya Galungan, Kuningan, dan Nyepi dimanfaatkan oleh sejumlah siswa untuk mengikuti kegiatan pasraman di Pura Taman Pule, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar. Para siswa ini berbaur ngayah ngulat slepan. Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali I Kadek Ariasa mengapresiasi kegiatan siswa untuk mengisi hari libur.
Pemerhati hak anak ini mengatakan, ngayah tidak hanya mengisi waktu luang saat liburan, juga berfungsi sebagai pencegahan potensi kekerasan seperti bullying, kecelakaan, dan perilaku negatif lainnya.
Kadek Ariasa mengungkapkan keprihatinannya terhadap berbagai kasus kekerasan atau potensi kekerasan terhadap anak-anak, terutama saat liburan sekolah. Beberapa kasus yang mencuat adalah kecelakaan lalu lintas melibatkan anak-anak sebagai korban atau bahkan pelaku, tindakan bullying, pelecehan seksual, serta potensi kekerasan lainnya yang kerap terjadi di jalanan karena kurangnya pengawasan dan bimbingan.
Di tengah kekhawatiran tersebut, ada cahaya harapan dari kegiatan pasraman ini. Beberapa krama adat dengan ikhlas menyediakan wadah bagi anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka. “Kegiatan pasraman anak-anak SD di Desa Mas dibantu dari program wajib Desa Adat Mas dari penyisihan dana BKK yang diberikan oleh Pemprov Bali. Diselenggarakan oleh para pangayah atau relawan yang mau mengabdi untuk pelestarian adat budaya Bali sekaligus penguatan karakter,” ujarnya, Rabu (6/3).
Melalui kegiatan ini, anak-anak dapat belajar tentang budaya Bali dan melestarikan adat, seperti membuat perlengkapan upacara, majejaitan, buat canang, banten, dan sebagainya.
Menurut Kadek Ariasa, kegiatan pasraman juga sebagai alternatif positif untuk mengisi waktu luang anak-anak di hari Minggu dan liburan sekolah. “KPPAD Provinsi Bali sangat mendukung dan bersinergi dalam upaya pemenuhan hak anak untuk pendidikan, mengisi waktu luang, dan kegiatan budaya sebagai bagian yang harus dilindungi oleh negara dan masyarakat,” imbuhnya.
KPPAD Provinsi Bali berharap kegiatan pasraman dapat diikuti oleh tokoh masyarakat, sekolah, banjar, dan desa adat di seluruh Bali. Selain menjadi upaya pelestarian budaya, kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan anak-anak pada gadget dan media sosial yang cenderung negatif.
KPPAD Provinsi Bali mendukung penuh program pemerintah dalam memberikan bantuan dan anggaran untuk berbagai kegiatan yang mewadahi waktu luang anak-anak, sebagai langkah preventif dalam menekan potensi kekerasan dan perilaku negatif di masa depan. 7 nvi
Komentar