Fenomena Bleaching Hancurkan Terumbu Karang di Pemuteran
Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak Buleleng, yang selama ini tersohor karena pesona keindahan bawah lautnya, sedang terpuruk.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak enam titik terumbu karang yang membentang di sepanjang laut Pemuteran disebut mengaami kerusakan parah. Bahkan 70 persennya dari enam titik kerusakan tersebut banyak terumbu karang yang sudah mati.
Menurut salah satu penggiat terumbu karang di Pemuteran, Putu Hendra Prayoga, Kamis (27/7) kemarin mengatakan kerusakan yang terjadi pada terumbu karang di Desa Pemuteran sudah berlangsung selama enam bulan terakhir. Banyak terumbu karang yang membentang dari Pantai Amertha Bali Villa hingga Taman Sari Bali Resort yang rusak tiba-tiba.
Bahkan sejumlah struktur yangs empat ditenggelamkan untuk tempat bertumbuhnya terumbu karang hanya tinggal kerangka. Terumbu karang yang sebelumnya tumbuh sangat indah sejak bertahun-tahun lalu melalui upaya konservasi nampak berserakan di dasar laut.
Sebagian besar mengalami pemutihan atau Bleaching yang dipengaruhi oleh pemanasan global. Fenomena tersebut pun dikatakan selalu datang setiap tahunnya. Terumbu karang yang tersisa di enam titik tersebut adalah terumbu karang yang mendapatkan sinar dari Biorock. Dengan situasi tersebut pihaknya pun mengaku sangat khawatir dengan kerusakan alam yang terjadi di wilayahnya.
Meski kerusakan tersebut disebabkan oleh faktor alam, namun sebenarnya masih dapat diperbaiki, dengan penanaman kembali terumbu karang yang mati dengan yang baru dengan sistem tambal sulam. “Kami khawatir, maklum terumbu karang adalah ikon utama yang kami punya sebagai daya tarik wisata Pemuteran, sehingga sempat mendapatkan penghargaan internasional,” kata dia.
Pihaknya pun berharap, pemerintah segera turun tangan untuk menangani masalah ini. bahkan ia dna teman-temannya di penggiat terumbu karang tidak menolak jika dilibatkan dalam upaya pemulihan terumbu karang yang menjadi nyawa mereka dalam menyambung hidup selama ini.
Camat Gerokgak Putu Ariadi Pribadi yang dihubungi terpisah, mengaku belum mendapat informasi menyeluruh terkait hal itu. Pihaknya pun mengaku akan melakukan penelusuran terlebih dahulu ke lapangan dan segera akan melaporkannya ke instansi terkait. *k23
Menurut salah satu penggiat terumbu karang di Pemuteran, Putu Hendra Prayoga, Kamis (27/7) kemarin mengatakan kerusakan yang terjadi pada terumbu karang di Desa Pemuteran sudah berlangsung selama enam bulan terakhir. Banyak terumbu karang yang membentang dari Pantai Amertha Bali Villa hingga Taman Sari Bali Resort yang rusak tiba-tiba.
Bahkan sejumlah struktur yangs empat ditenggelamkan untuk tempat bertumbuhnya terumbu karang hanya tinggal kerangka. Terumbu karang yang sebelumnya tumbuh sangat indah sejak bertahun-tahun lalu melalui upaya konservasi nampak berserakan di dasar laut.
Sebagian besar mengalami pemutihan atau Bleaching yang dipengaruhi oleh pemanasan global. Fenomena tersebut pun dikatakan selalu datang setiap tahunnya. Terumbu karang yang tersisa di enam titik tersebut adalah terumbu karang yang mendapatkan sinar dari Biorock. Dengan situasi tersebut pihaknya pun mengaku sangat khawatir dengan kerusakan alam yang terjadi di wilayahnya.
Meski kerusakan tersebut disebabkan oleh faktor alam, namun sebenarnya masih dapat diperbaiki, dengan penanaman kembali terumbu karang yang mati dengan yang baru dengan sistem tambal sulam. “Kami khawatir, maklum terumbu karang adalah ikon utama yang kami punya sebagai daya tarik wisata Pemuteran, sehingga sempat mendapatkan penghargaan internasional,” kata dia.
Pihaknya pun berharap, pemerintah segera turun tangan untuk menangani masalah ini. bahkan ia dna teman-temannya di penggiat terumbu karang tidak menolak jika dilibatkan dalam upaya pemulihan terumbu karang yang menjadi nyawa mereka dalam menyambung hidup selama ini.
Camat Gerokgak Putu Ariadi Pribadi yang dihubungi terpisah, mengaku belum mendapat informasi menyeluruh terkait hal itu. Pihaknya pun mengaku akan melakukan penelusuran terlebih dahulu ke lapangan dan segera akan melaporkannya ke instansi terkait. *k23
Komentar