Dishub Rekayasa Lalin Selama 5 Hari
Tawur Agung Kasanga di Kota Denpasar
Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar menyarankan melasti digelar pada 7 – 10 Maret 2024.
DENPASAR, NusaBali
Arus lalu lintas di seputaran Patung Catur Muka, Denpasar, akan dilakukan rekayasa dengan melakukan penutupan dan buka tutup selama lima hari. Penutupan dilakukan berkaitan dengan rangkaian upacara Tawur Agung Kasanga yang dimulai pada Buda Paing Kuningan, Rabu (6/3) sore, hingga Redita Umanis Langkir, Minggu (10/3).
Kawasan yang akan ditutup meliputi Jalan Gajah Mada timur menuju kawasan Catur Muka, Jalan Veteran dan Jalan Kresna. Jalan dari arah Gajah Mada barat dan Jalan Arjuna akan diarahkan langsung ke Jalan Sumatra. Sementara, dari arah Jalan Udayana menuju Jalan Surapati akan dilakukan buka tutup.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Denpasar I Ketut Sriawan, Rabu kemarin, mengungkapkan jadwal rekayasa arus lalin selama lima hari. Namun proses penutupan itu bersifat insidentil. Sebab, penutupan akan menyesuaikan dengan proses rangkaian persiapan Tawur Agung Kasanga. Akan tetapi, jika masih memungkinkan akan dilakukan buka tutup.
Namun, untuk 9-10 Maret dipastikan akan ditutup total karena sudah mulai prosesi upacara. Bahkan, Dishub juga mengantisipasi prosesi melasti (melis) di setiap pintu masuk pantai.
“Rangkaiannya ada pembuatan tetaring dan tempat-tempat upakara lainnya akan dibangun pada 6 Maret 2024, tetapi pada 6-8 Maret itu kami bisa tutup bisa buka tutup sesuai kebutuhan,” kata Sriawan.
Kata Sriawan, khusus untuk Tawur Agung Kasanga, pihaknya menyiapkan 30 personel, sementara pangerupukan disiapkan 100 personel untuk antisipasi kepadatan lalu lintas di masing-masing kecamatan terutama kawasan Catur Muka.
“Kami harapkan masyarakat memahami dan menghindari penggunaan kendaraan roda 4 kecuali emergency,” imbuhnya.
Sementara, Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar Anak Agung Ketut Sudiana mengatakan Tawur Agung Kasanga akan digelar pada 10 Maret 2024. Akan tetapi, rangkaiannya sudah mulai dari sebelumnya yakni 21 Februari 2024 dengan maturan artos pamuput acara yakni nyukat genah, netegan beras, ngingsah, mapepada, puncak karya.
Selanjutnya di 24 Februari 2024 dilakukan Mepiuning Karya, Tawur Agung Kasanga Kota Denpasar di Pura Prajanatha, Pura Agung Lokanatha, Pura Agung Jagatnatha. Pada 2 Maret 2024 dilakukan Nyukat Genah Catur Muka Denpasar Yadnyamana Karya.
Selanjutnya pada 4 Maret 2024 digelar netegang beras di Pura Agung Jagatnatha, pada 7 Maret 2024 dilakukan nunas tirta Pakuluh. Sementara pada 8 Maret 2024 digelar Ngingsah di Pura Agung Jagatnatha, Ngalinggihin Ida Betara Manik Galih yang dilanjutkan dengan Mapepada di Jaba Pura Agung Jagatnatha.
“Selanjutnya pada 9 Maret 2024 pukul 13.00 Wita digelar Ngunggahang Banten, Nedunang Pakuluh/Tirta, Madatengan yang dilanjutkan dengan Memben. Sementara 10 Maret 2024 merupakan Puncak Karya Tawur Agung Tilem Kasanga Tahun Caka 1946 yang dilakukan mulai pukul 10.00 Wita,” ungkapnya.
Untuk prosesi melasti (melis), menurut Sudiana, bisa digelar pada 7, 8, 9, dan 10 Maret pagi sesuai dengan dresta masing-masing. “Untuk pamelisannya yakni tanggal 7, 8, 9, dan 10 (Maret). Pamelisannya itu bisa diambil salah satu sesuai dengan dresta masing-masing. Sudah sosialisasi juga ke banjar adat. Biasanya tanggal 10 pagi ada juga yang masih melis,” ujar Sudiana. 7 mis
Arus lalu lintas di seputaran Patung Catur Muka, Denpasar, akan dilakukan rekayasa dengan melakukan penutupan dan buka tutup selama lima hari. Penutupan dilakukan berkaitan dengan rangkaian upacara Tawur Agung Kasanga yang dimulai pada Buda Paing Kuningan, Rabu (6/3) sore, hingga Redita Umanis Langkir, Minggu (10/3).
Kawasan yang akan ditutup meliputi Jalan Gajah Mada timur menuju kawasan Catur Muka, Jalan Veteran dan Jalan Kresna. Jalan dari arah Gajah Mada barat dan Jalan Arjuna akan diarahkan langsung ke Jalan Sumatra. Sementara, dari arah Jalan Udayana menuju Jalan Surapati akan dilakukan buka tutup.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Denpasar I Ketut Sriawan, Rabu kemarin, mengungkapkan jadwal rekayasa arus lalin selama lima hari. Namun proses penutupan itu bersifat insidentil. Sebab, penutupan akan menyesuaikan dengan proses rangkaian persiapan Tawur Agung Kasanga. Akan tetapi, jika masih memungkinkan akan dilakukan buka tutup.
Namun, untuk 9-10 Maret dipastikan akan ditutup total karena sudah mulai prosesi upacara. Bahkan, Dishub juga mengantisipasi prosesi melasti (melis) di setiap pintu masuk pantai.
“Rangkaiannya ada pembuatan tetaring dan tempat-tempat upakara lainnya akan dibangun pada 6 Maret 2024, tetapi pada 6-8 Maret itu kami bisa tutup bisa buka tutup sesuai kebutuhan,” kata Sriawan.
Kata Sriawan, khusus untuk Tawur Agung Kasanga, pihaknya menyiapkan 30 personel, sementara pangerupukan disiapkan 100 personel untuk antisipasi kepadatan lalu lintas di masing-masing kecamatan terutama kawasan Catur Muka.
“Kami harapkan masyarakat memahami dan menghindari penggunaan kendaraan roda 4 kecuali emergency,” imbuhnya.
Sementara, Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar Anak Agung Ketut Sudiana mengatakan Tawur Agung Kasanga akan digelar pada 10 Maret 2024. Akan tetapi, rangkaiannya sudah mulai dari sebelumnya yakni 21 Februari 2024 dengan maturan artos pamuput acara yakni nyukat genah, netegan beras, ngingsah, mapepada, puncak karya.
Selanjutnya di 24 Februari 2024 dilakukan Mepiuning Karya, Tawur Agung Kasanga Kota Denpasar di Pura Prajanatha, Pura Agung Lokanatha, Pura Agung Jagatnatha. Pada 2 Maret 2024 dilakukan Nyukat Genah Catur Muka Denpasar Yadnyamana Karya.
Selanjutnya pada 4 Maret 2024 digelar netegang beras di Pura Agung Jagatnatha, pada 7 Maret 2024 dilakukan nunas tirta Pakuluh. Sementara pada 8 Maret 2024 digelar Ngingsah di Pura Agung Jagatnatha, Ngalinggihin Ida Betara Manik Galih yang dilanjutkan dengan Mapepada di Jaba Pura Agung Jagatnatha.
“Selanjutnya pada 9 Maret 2024 pukul 13.00 Wita digelar Ngunggahang Banten, Nedunang Pakuluh/Tirta, Madatengan yang dilanjutkan dengan Memben. Sementara 10 Maret 2024 merupakan Puncak Karya Tawur Agung Tilem Kasanga Tahun Caka 1946 yang dilakukan mulai pukul 10.00 Wita,” ungkapnya.
Untuk prosesi melasti (melis), menurut Sudiana, bisa digelar pada 7, 8, 9, dan 10 Maret pagi sesuai dengan dresta masing-masing. “Untuk pamelisannya yakni tanggal 7, 8, 9, dan 10 (Maret). Pamelisannya itu bisa diambil salah satu sesuai dengan dresta masing-masing. Sudah sosialisasi juga ke banjar adat. Biasanya tanggal 10 pagi ada juga yang masih melis,” ujar Sudiana. 7 mis
Komentar