100 Bartender Bali Cetak Rekor MURI
Ciptakan 1.000 Cocktail dalam 10 Menit
MANGUPURA, NusaBali - Dalam sebuah demonstrasi keahlian dan sinergi, 100 bartender terampil dari seluruh Bali berhasil mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan meracik 1.000 cocktail dalam waktu singkat, hanya 10 menit. Pencapaian ini diberikan langsung oleh perwakilan MURI, Yusuf Ngadri dalam dalam rangkaian acara Food, Hotel & Tourism Bali (FHTB) 2024 yang berlangsung di BNDCC Nusa Dua, Kamis (7/3) siang.
Ketua Indonesian Food & Beverage Executive Association (IFBEC) Bali Chapter, Ketut Darmayasa mengungkapkan Asosiasi Bartender Indonesia (ABI) menyumbang sebuah legacy (warisan) berupa pemecahan Rekor MURI tersebut. Tujuan mereka tidak hanya mencetak rekor melainkan juga untuk meningkatkan pengakuan terhadap kompetensi profesi Bartender Bali baik secara nasional maupun tingkat dunia
“Output kegiatan ini selain mendapatkan Rekor MURI juga ingin profesi bartender diakui oleh pameran kelas internasional terutama bartender lokal Bali,” ujarnya. Dengan partisipasi dari 100 profesional dan mahasiswa bartender dari Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK) se-Bali, kegiatan ini menunjukkan kredibilitas dan kompetensi dalam meracik minuman. Darmayasa menjelaskan ini bukan pertama kalinya mereka mendapatkan Rekor MURI, mengingat sebelumnya mereka telah mencetak rekor MURI dengan atraksi 700 bartender di Pantai Kuta. Saat itu mengenakan pakaian adat Bali. Darmayasa juga membeberkan, jika acara tersebut tidak hanya tentang mencetak rekor, namun ada misi yang lebih dalam.
“Kami ingin menggolkan kearifan lokal, produk Bali, agar bisa menjadi tren ke depannya,” tegasnya. Soal bahan baku yang digunakan, Darmayasa mengungkapkan jika cocktails yang diracik menggunakan bahan baku yang didominasi dari produk lokal. Menariknya, cocktail yang berhasil diciptakan dalam rekor ini diberikan kepada seluruh pengunjung yang hadir secara gratis dan hasilnya akan dipresentasikan kepada penikmat serta diinvestasikan kembali ke dalam promosi dan pengembangan kearifan lokal Bali. Ini menunjukkan komitmen ABI tidak hanya kepada industri bartending tapi juga kepada masyarakat luas.
“1.000 cocktails yang dibuat oleh bartender ini diberikan kepada seluruh pengunjung yang hadir saat kegiatan berlangsung,” tambahnya.
Dengan pencapaian ini, diharapkan profesi bartender di Bali memiliki legacy dan mendapatkan lebih banyak pengakuan, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga internasional. Sebab, dia mengakui jika keahlian para bartender Bali tidak kalah dengan bartender dari luar daerah. Hal itu terbukti dari banyaknya para bartender Bali yang sering mendapat nominasi pada perlombaan bartender kelas dunia.
“Selama ini bartender Bali kurang mendapat tempat di event internasional, sekarang di FHTB 2024 mendapat tempat. Sehingga pemuda bartender Bali sudah naik kelas. Kalau kami melihat keahlian para bartender Bali ke daerah lain tidak kalah, terbukti bartender Bali sering mendapat nominasi di perlombaan kelas dunia,” paparnya.
Darmayasa juga berharap acara seperti ini akan berlangsung secara berkelanjutan, meningkatkan personal branding, awareness, dan memastikan produk lokal bisa bersaing dan tumbuh bersama produk impor di bar-bar di Bali dan lebih luas lagi.
“Biasa di bar itu susah mendapat produk lokal, sekarang dengan adanya kegiatan FHTB 2024 atau sejenisnya saya yakin produk kearifan lokal Bali juga bisa sejajar dengan produk luar negeri. Sehingga event ini sangat penting dilakukan secara kontinu,” pungkasnya. 7 ol3
“Output kegiatan ini selain mendapatkan Rekor MURI juga ingin profesi bartender diakui oleh pameran kelas internasional terutama bartender lokal Bali,” ujarnya. Dengan partisipasi dari 100 profesional dan mahasiswa bartender dari Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK) se-Bali, kegiatan ini menunjukkan kredibilitas dan kompetensi dalam meracik minuman. Darmayasa menjelaskan ini bukan pertama kalinya mereka mendapatkan Rekor MURI, mengingat sebelumnya mereka telah mencetak rekor MURI dengan atraksi 700 bartender di Pantai Kuta. Saat itu mengenakan pakaian adat Bali. Darmayasa juga membeberkan, jika acara tersebut tidak hanya tentang mencetak rekor, namun ada misi yang lebih dalam.
“Kami ingin menggolkan kearifan lokal, produk Bali, agar bisa menjadi tren ke depannya,” tegasnya. Soal bahan baku yang digunakan, Darmayasa mengungkapkan jika cocktails yang diracik menggunakan bahan baku yang didominasi dari produk lokal. Menariknya, cocktail yang berhasil diciptakan dalam rekor ini diberikan kepada seluruh pengunjung yang hadir secara gratis dan hasilnya akan dipresentasikan kepada penikmat serta diinvestasikan kembali ke dalam promosi dan pengembangan kearifan lokal Bali. Ini menunjukkan komitmen ABI tidak hanya kepada industri bartending tapi juga kepada masyarakat luas.
“1.000 cocktails yang dibuat oleh bartender ini diberikan kepada seluruh pengunjung yang hadir saat kegiatan berlangsung,” tambahnya.
Dengan pencapaian ini, diharapkan profesi bartender di Bali memiliki legacy dan mendapatkan lebih banyak pengakuan, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga internasional. Sebab, dia mengakui jika keahlian para bartender Bali tidak kalah dengan bartender dari luar daerah. Hal itu terbukti dari banyaknya para bartender Bali yang sering mendapat nominasi pada perlombaan bartender kelas dunia.
“Selama ini bartender Bali kurang mendapat tempat di event internasional, sekarang di FHTB 2024 mendapat tempat. Sehingga pemuda bartender Bali sudah naik kelas. Kalau kami melihat keahlian para bartender Bali ke daerah lain tidak kalah, terbukti bartender Bali sering mendapat nominasi di perlombaan kelas dunia,” paparnya.
Darmayasa juga berharap acara seperti ini akan berlangsung secara berkelanjutan, meningkatkan personal branding, awareness, dan memastikan produk lokal bisa bersaing dan tumbuh bersama produk impor di bar-bar di Bali dan lebih luas lagi.
“Biasa di bar itu susah mendapat produk lokal, sekarang dengan adanya kegiatan FHTB 2024 atau sejenisnya saya yakin produk kearifan lokal Bali juga bisa sejajar dengan produk luar negeri. Sehingga event ini sangat penting dilakukan secara kontinu,” pungkasnya. 7 ol3
1
Komentar