Tawur Agung Kesanga Digelar di Jaba Pura Puspem Badung
MANGUPURA, NusaBali - Pemkab Badung turut menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1946 sesuai dengan Direktif Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Rentetan Nyepi mulai dari Upacara Melasti pun sudah dimulai Kamis (7/3). Kemudian dilanjutkan dengan Tawur Agung Kesanga, Pengerupukan, pawai Ogoh-ogoh, dan pelaksanaan Catur Brata Penyepian serta Ngembak Geni.
Kadisbud Badung I Gede Eka Sudarwitha, menjelaskan pelaksanaan rangkaian Hari Raya Nyepi akan diawali dengan prosesi Melasti. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Tawur Kesanga, Ngerupuk dan Nyepi. Puncak Melasti diprediksi Jumat (8/3) hari ini. Namun sesuai dresta adat masing-masing, ada juga yang mulai Melasti, Kamis (7/3).
“Ada empat titik pantai yang menjadi pusat melasti di Badung, yaitu Pantai Seseh, Pantai Batubolong, Pantai Petitenget dan Pantai Kuta. Kemudian sejumlah desa juga ada yang melasti di beji desa setempat,” ujar Sudarwitha saat memberikan keterangan pers di Kantor Diskominfo Badung, Rabu (6/3). Turut hadir Kadiskominfo IGN Jaya Saputra, Kadisbud I Gede Eka Sudarwitha, Kadishub AA Yudha Darma, dan Kepala Kesbangpolinmas I Nyoman Suendi.
Mantan Camat Petang ini menambahkan, setelah Melasti rangkaian Nyepi berikutnya adalah Tawur Agung Kesanga. Ritual Tawur Agung pada tahun ini akan mengambil lokasi Jaba Pura Lingga Bhuana Puspem Badung. Tawur Agung akan dipuput oleh 7 sulinggih sebagai perwakilan umat Hindu di Gumi Keris. “Tahun ini upacara Tawur Agung Kesangga tingkat kabupaten dipusatkan di Jaba Pura Lingga Bhuana Puspem Badung. Tawur ini akan dilanjutkan di tingkat kecamatan, desa hingga banjar,” ungkapnya.
Setelah pelaksanaan Tawur Agung Kesanga, maka malam harinya akan digelar pawai ogoh-ogoh di masing-masing desa dan banjar. Sudarwitha mengimbau dalam pelaksanaan pawai ini agar memperhatikan rambu-rambu yang telah disepakati, mulai dari adanya atraksi seni dan budaya serta yang terpenting pawai tidak boleh lewat dari pukul 22.00 Wita.
“Sedangkan untuk Nyepi umat Hindu diharapkan melaksanakan Catur Brata Penyepian yakni, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan dan Amayi Lelanguan,” pesannya.
Sementara Kadishub AA Rai Yuda Darma, menambahkan akan menerjunkan puluhan personel untuk membantu aparat kepolisian khusus untuk mengantisipasi kekroditan lalu lintas saat prosesi Melasti. Pihaknya pun mengimbau untuk menghindari jalan-jalan yang dipakai rute Melasti.
“Kami menurunkan kekuatan penuh dengan total personel berjumlah 188 orang. Personel akan dibagi dua yakni 70 orang dari UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan Badung Selatan dan 70 orang dari UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan Badung Utara,” jelasnya sembari menyebut 18 orang staf teknis ATCS dari bidang lalu lintas dengan Pengendali Operasional Lapangan akan bertugas mematikan PJU.
Menurutnya, ada beberapa titik simpang yang disinyalir akan mengalami kepadatan lalu lintas akibat terjadinya upacara pemelastian. Beberapa simpang yang diatensi mulai dari Simpang Gunung Sanghyang Kerobokan, Simpang Semer Kerobokan dan Simpang Petitenget. Sedangkan untuk di Badung Utara pelaksanaan melasti ke segara kebanyakan mempergunakan moda transportasi darat dengan waktu keberangkatan lebih pagi.
“Simpang-simpang tersebut akan menjadi jalur melasti tiga desa adat yang akan menuju Segara Petitenget. Desa adat yang akan melalui simpang ini adalah Desa Adat Kerobokan, Desa Adat Padang Luwih Dalung, Desa Adat Padangsambian. Mereka akan berjalan kaki melakukan pemelastian,” sambungnya. @ ind
Kadisbud Badung I Gede Eka Sudarwitha, menjelaskan pelaksanaan rangkaian Hari Raya Nyepi akan diawali dengan prosesi Melasti. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Tawur Kesanga, Ngerupuk dan Nyepi. Puncak Melasti diprediksi Jumat (8/3) hari ini. Namun sesuai dresta adat masing-masing, ada juga yang mulai Melasti, Kamis (7/3).
“Ada empat titik pantai yang menjadi pusat melasti di Badung, yaitu Pantai Seseh, Pantai Batubolong, Pantai Petitenget dan Pantai Kuta. Kemudian sejumlah desa juga ada yang melasti di beji desa setempat,” ujar Sudarwitha saat memberikan keterangan pers di Kantor Diskominfo Badung, Rabu (6/3). Turut hadir Kadiskominfo IGN Jaya Saputra, Kadisbud I Gede Eka Sudarwitha, Kadishub AA Yudha Darma, dan Kepala Kesbangpolinmas I Nyoman Suendi.
Mantan Camat Petang ini menambahkan, setelah Melasti rangkaian Nyepi berikutnya adalah Tawur Agung Kesanga. Ritual Tawur Agung pada tahun ini akan mengambil lokasi Jaba Pura Lingga Bhuana Puspem Badung. Tawur Agung akan dipuput oleh 7 sulinggih sebagai perwakilan umat Hindu di Gumi Keris. “Tahun ini upacara Tawur Agung Kesangga tingkat kabupaten dipusatkan di Jaba Pura Lingga Bhuana Puspem Badung. Tawur ini akan dilanjutkan di tingkat kecamatan, desa hingga banjar,” ungkapnya.
Setelah pelaksanaan Tawur Agung Kesanga, maka malam harinya akan digelar pawai ogoh-ogoh di masing-masing desa dan banjar. Sudarwitha mengimbau dalam pelaksanaan pawai ini agar memperhatikan rambu-rambu yang telah disepakati, mulai dari adanya atraksi seni dan budaya serta yang terpenting pawai tidak boleh lewat dari pukul 22.00 Wita.
“Sedangkan untuk Nyepi umat Hindu diharapkan melaksanakan Catur Brata Penyepian yakni, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan dan Amayi Lelanguan,” pesannya.
Sementara Kadishub AA Rai Yuda Darma, menambahkan akan menerjunkan puluhan personel untuk membantu aparat kepolisian khusus untuk mengantisipasi kekroditan lalu lintas saat prosesi Melasti. Pihaknya pun mengimbau untuk menghindari jalan-jalan yang dipakai rute Melasti.
“Kami menurunkan kekuatan penuh dengan total personel berjumlah 188 orang. Personel akan dibagi dua yakni 70 orang dari UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan Badung Selatan dan 70 orang dari UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan Badung Utara,” jelasnya sembari menyebut 18 orang staf teknis ATCS dari bidang lalu lintas dengan Pengendali Operasional Lapangan akan bertugas mematikan PJU.
Menurutnya, ada beberapa titik simpang yang disinyalir akan mengalami kepadatan lalu lintas akibat terjadinya upacara pemelastian. Beberapa simpang yang diatensi mulai dari Simpang Gunung Sanghyang Kerobokan, Simpang Semer Kerobokan dan Simpang Petitenget. Sedangkan untuk di Badung Utara pelaksanaan melasti ke segara kebanyakan mempergunakan moda transportasi darat dengan waktu keberangkatan lebih pagi.
“Simpang-simpang tersebut akan menjadi jalur melasti tiga desa adat yang akan menuju Segara Petitenget. Desa adat yang akan melalui simpang ini adalah Desa Adat Kerobokan, Desa Adat Padang Luwih Dalung, Desa Adat Padangsambian. Mereka akan berjalan kaki melakukan pemelastian,” sambungnya. @ ind
1
Komentar