Hadapi Lonjakan Harga Cabai, Buleleng Perlu Adopsi Teknologi Budidaya
SINGARAJA, NusaBal - Ketersediaan komoditas cabai rawit maupun cabai merah besar menjadi perhatian serius Pemkab Buleleng. Komoditas cabai sering kali menjadi penyumbang inflasi setiap tahunnya.
Harga mulai tidak stabil jelang hari raya besar keagamaan, karena pasokan tidak seimbang dengan permintaan pasar yang tinggi. Pemkab Buleleng memandang perlu mengadopsi teknologi budidaya cabai yang dapat menstabilkan pasokan di semua musim.
Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana saat memantau Pasar Pangan Lokal dan Pasar Murah di Pelabuhan Tua Buleleng, Kamis (7/3) pagi kemarin. Menurutnya, peningkatan harga cabai merah besar dan cabai rawit karena produksinya terbatas. Terutama pada saat musim penghujan, produksi pasti merosot karena cabai tidak tahan air terlalu banyak.
Solusi jangka panjang, harus ada terobosan teknologi budidaya yang bisa diadopsi untuk mengatasi masalah tersebut. Teknologi budidaya yang dimaksudkan dapat membuat produksi cabai stabil sepanjang tahun.
“Perlu semacam terobosan adopsi teknologi. Bagaimana kita memproduksi cabai merah besar pada musim hujan. Sehingga jangan sampai ada alasan turun produksi karena musim,” terang Lihadnyana.
Pemerintah daerah menurutnya, bertanggung jawab melakukan upaya-upaya ekstra untuk mengendalikan harga dan menjaga ketersediaan. Solusi jangka pendek saat ini khusus untuk komoditas cabai rawit, Pemkab Buleleng telah menanam cabai di lahan urban city yang baru dilaunching awal bulan ini. Hasil tanam padi serentak ini diharapkan dapat membantu menstabilkan pasokan cabai di Buleleng.
Sementara itu dalam Pasar Pangan Lokal dan Pasar Murah, sejumlah kebutuhan pokok masyarakat disiapkan. Selain juga sejumlah kebutuhan hari raya seperti buah-buahan, jajanan produk UMKM Buleleng. Seluruh komoditas dan kebutuhan yang disediakan di pasar pangan lokal ini memiliki harga jual yang lebih murah dari harga di pasaran.
“Harapannya jelang hari raya ini harga bahan pokok stabil dan dapat dijangkau masyarakat untuk persiapan menyambut Hari Raya. Setelah Kuningan ada Nyepi dan nyambung Idul Fitri, mungkin nanti dijadwalkan setiap minggu sesuai dengan kebutuhan dan situasi harga,” terang pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, ini.7 k23
Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana saat memantau Pasar Pangan Lokal dan Pasar Murah di Pelabuhan Tua Buleleng, Kamis (7/3) pagi kemarin. Menurutnya, peningkatan harga cabai merah besar dan cabai rawit karena produksinya terbatas. Terutama pada saat musim penghujan, produksi pasti merosot karena cabai tidak tahan air terlalu banyak.
Solusi jangka panjang, harus ada terobosan teknologi budidaya yang bisa diadopsi untuk mengatasi masalah tersebut. Teknologi budidaya yang dimaksudkan dapat membuat produksi cabai stabil sepanjang tahun.
“Perlu semacam terobosan adopsi teknologi. Bagaimana kita memproduksi cabai merah besar pada musim hujan. Sehingga jangan sampai ada alasan turun produksi karena musim,” terang Lihadnyana.
Pemerintah daerah menurutnya, bertanggung jawab melakukan upaya-upaya ekstra untuk mengendalikan harga dan menjaga ketersediaan. Solusi jangka pendek saat ini khusus untuk komoditas cabai rawit, Pemkab Buleleng telah menanam cabai di lahan urban city yang baru dilaunching awal bulan ini. Hasil tanam padi serentak ini diharapkan dapat membantu menstabilkan pasokan cabai di Buleleng.
Sementara itu dalam Pasar Pangan Lokal dan Pasar Murah, sejumlah kebutuhan pokok masyarakat disiapkan. Selain juga sejumlah kebutuhan hari raya seperti buah-buahan, jajanan produk UMKM Buleleng. Seluruh komoditas dan kebutuhan yang disediakan di pasar pangan lokal ini memiliki harga jual yang lebih murah dari harga di pasaran.
“Harapannya jelang hari raya ini harga bahan pokok stabil dan dapat dijangkau masyarakat untuk persiapan menyambut Hari Raya. Setelah Kuningan ada Nyepi dan nyambung Idul Fitri, mungkin nanti dijadwalkan setiap minggu sesuai dengan kebutuhan dan situasi harga,” terang pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, ini.7 k23
1
Komentar