Air Dilarang untuk Cuci Kaki dan Wanita Haid Tidak Diizinkan Masuk
Air Klebutan Taman Mumbul, Sangeh, Dijadikan Air Minum karena Lebih Segar dan Alami
Tenggang waktu mengisi air di klebutan di Pura Taman Pancaka Tirta Mumbul, Banjar Brahmana, Desa Sangeh, Abiansemal, Badung, dibatasi pukul 06.00–19.00 Wita.
MANGUPURA, NusaBali
Sumber air klebutan di dalam area pelaba Pura Taman Pancaka Tirta Mumbul, Banjar Brahmana, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung menjadi favorit warga untuk air minum. Warga yang datang mengambil air rata-rata menggunakan galon, menyatakan air di lokasi tersebut terasa lebih segar dan alami, dan bisa langsung diminum tanpa dimasak lebih dulu.
Tidak hanya warga Desa Sangeh dan desa-desa sekitar di Kecamatan Abiansemal dan Petang, Badung, warga dari Badung selatan hingga kabupaten tetangga pun jauh-jauh ke kawasan yang populer disebut Taman Mumbul Sangeh ini untuk mengisi ulang air galon.
“Bahkan ada yang jauh-jauh dari Nusa Dua (Kuta Selatan) ke sini membawa banyak galon untuk diisi ulang,” kata Ketua Pengelola Tirta Taman Mumbul Panglukatan Pacoran Solas I Gusti Ngurah Putu Buda, saat ditemui pada Rabu (6/3), di Taman Mumbul.
Kawasan Taman Mumbul yang kini telah ditata menjadi wisata spiritual Panglukatan Pancoran Solas ini memang dikenal sebagai wilayah sumber mata air. Warga sekitar mempercayai ada banyak klebutan di Taman Mumbul yang membentuk telaga dan pancoran.
Salah satu dari klebutan di kawasan Taman Mumbul medal (muncul) di pelaba Pura Taman Pancaka Tirta. Klebutan ini ditata dan dibuatkan bak raksasa permanen oleh krama Banjar Brahmana selaku pangempon pura. Kemunculan air yang tidak putus-putus ini kemudian dialirkan ke lima pancoran.
Mantan Ketua Pengelola Taman Mumbul periode 2019–2023 I Gusti Agung Made Adi Wijaya, yang kebetulan mengisi ulang galon air minum pada Rabu lalu, menuturkan, warga lokal sudah sangat biasa mengambil air minum dari pancoran Pura Pancaka Tirta ini selama berpuluh tahun.
“Air dari pancoran ini sangat drinkable (dapat diminum) dan bisa diminum langsung glek (tanpa dimasak), karena secara berkala selalu dicek entah itu pH dan lain-lain oleh dinas kesehatan,” ujar Agung Adi.
Kata Agung Adi, sampai saat ini tidak pernah ditemukan kasus gangguan pencernaan akibat mengonsumsi air dari pancoran bersumber klebutan ini. Hampir setiap hari selalu ada saja warga yang datang silih berganti mengisi ulang air galon mereka.
Selain terasa lebih alami dan langsung dari sumbernya, mengisi ulang galon air minum di Taman Mumbul ini hanya dikenakan punia Rp 2.000 per galon atau jeriken. Secara ekonomis, biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibanding membeli segalon air isi ulang.
Salah seorang warga yang mengisi ulang air di klebutan pada Rabu (6/3), adalah I Made Aprianta, 35. Pria asal Desa CauBelayu, Kecamatan Marga, Tabanan ini memilih mengisi ulang air galon di Taman Mumbul karena airnya berkesan lebih alami setelah diambil sendiri langsung dari sumbernya.
“Secara khasiat memang tidak ada, tapi rasa airnya itu lebih segar, terasa lebih alami,” tutur Aprianta kepada NusaBali.com saat ditemui di lokasi pancoran Pura Taman Pancaka Tirta.
Sumber air klebutan di dalam area pelaba Pura Taman Pancaka Tirta Mumbul, Banjar Brahmana, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung menjadi favorit warga untuk air minum. Warga yang datang mengambil air rata-rata menggunakan galon, menyatakan air di lokasi tersebut terasa lebih segar dan alami, dan bisa langsung diminum tanpa dimasak lebih dulu.
Tidak hanya warga Desa Sangeh dan desa-desa sekitar di Kecamatan Abiansemal dan Petang, Badung, warga dari Badung selatan hingga kabupaten tetangga pun jauh-jauh ke kawasan yang populer disebut Taman Mumbul Sangeh ini untuk mengisi ulang air galon.
“Bahkan ada yang jauh-jauh dari Nusa Dua (Kuta Selatan) ke sini membawa banyak galon untuk diisi ulang,” kata Ketua Pengelola Tirta Taman Mumbul Panglukatan Pacoran Solas I Gusti Ngurah Putu Buda, saat ditemui pada Rabu (6/3), di Taman Mumbul.
Kawasan Taman Mumbul yang kini telah ditata menjadi wisata spiritual Panglukatan Pancoran Solas ini memang dikenal sebagai wilayah sumber mata air. Warga sekitar mempercayai ada banyak klebutan di Taman Mumbul yang membentuk telaga dan pancoran.
Salah satu dari klebutan di kawasan Taman Mumbul medal (muncul) di pelaba Pura Taman Pancaka Tirta. Klebutan ini ditata dan dibuatkan bak raksasa permanen oleh krama Banjar Brahmana selaku pangempon pura. Kemunculan air yang tidak putus-putus ini kemudian dialirkan ke lima pancoran.
Mantan Ketua Pengelola Taman Mumbul periode 2019–2023 I Gusti Agung Made Adi Wijaya, yang kebetulan mengisi ulang galon air minum pada Rabu lalu, menuturkan, warga lokal sudah sangat biasa mengambil air minum dari pancoran Pura Pancaka Tirta ini selama berpuluh tahun.
“Air dari pancoran ini sangat drinkable (dapat diminum) dan bisa diminum langsung glek (tanpa dimasak), karena secara berkala selalu dicek entah itu pH dan lain-lain oleh dinas kesehatan,” ujar Agung Adi.
Kata Agung Adi, sampai saat ini tidak pernah ditemukan kasus gangguan pencernaan akibat mengonsumsi air dari pancoran bersumber klebutan ini. Hampir setiap hari selalu ada saja warga yang datang silih berganti mengisi ulang air galon mereka.
Selain terasa lebih alami dan langsung dari sumbernya, mengisi ulang galon air minum di Taman Mumbul ini hanya dikenakan punia Rp 2.000 per galon atau jeriken. Secara ekonomis, biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibanding membeli segalon air isi ulang.
Salah seorang warga yang mengisi ulang air di klebutan pada Rabu (6/3), adalah I Made Aprianta, 35. Pria asal Desa CauBelayu, Kecamatan Marga, Tabanan ini memilih mengisi ulang air galon di Taman Mumbul karena airnya berkesan lebih alami setelah diambil sendiri langsung dari sumbernya.
“Secara khasiat memang tidak ada, tapi rasa airnya itu lebih segar, terasa lebih alami,” tutur Aprianta kepada NusaBali.com saat ditemui di lokasi pancoran Pura Taman Pancaka Tirta.
Foto: Warga mengisi ulang air menggunakan galon di sumber air klebutan Pura Taman Pancaka Tirta Mumbul, Banjar Brahmana, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Rabu (6/3). -NGURAH RATNADI
Aprianta biasanya membawa dua galon kosong untuk diisi ulang. Dua galon air minum ini cukup untuk empat hari. Sehingga, dalam satu pekan, dia mengisi ulang air galon sebanyak dua kali.
Meski warga dibebaskan lalu lalang, keluar masuk area pancoran, tetap ada pantangannya. Air dari pancoran dilarang untuk mencuci kaki, dan wanita cuntaka (haid) tidak diperkenankan memasuki area pancoran sebab masih termasuk area pelaba Pura Taman Pancaka Tirta Taman Mumbul.
Jika ada wanita sedang haid namun tetap ingin mengambil air, diminta agar melapor ke petugas jaga supaya dibantu mengambilkan air dengan galon atau jeriken kosong yang dibawa. Selain pantangan ini, masa mengisi ulang juga dibatasi pukul 06.00–19.00 Wita. 7 ol1
1
Komentar