Ogoh-Ogoh Sapuh Leger: Memvisualisasikan Pembersihan Diri Menjelang Nyepi
DENPASAR, NusaBali.com - Di tengah kemeriahan malam pangerupukan, ogoh-ogoh karya ST Satya Dharma Yowana, Banjar Pagan Kelod, Desa Sumerta Kauh, Denpasar Timur, menarik perhatian.
Mengangkat tema "Pengeruatan Sapuh Leger", ogoh-ogoh ini bukan hanya visualisasi artistik, tetapi juga sarat makna spiritual.
I Kadek Satrya Anggara Putra (Lecuk), arsitek ogoh-ogoh yang telah berkarya sejak tahun 2011, menjelaskan bahwa Sapuh Leger melambangkan pembersihan diri dari pengaruh negatif.
"Pada wuku ini, dipercaya sebagai hari keramat/sakral/tenget yang berkaitan dengan Bhatara Kala. Ogoh-ogoh ini menjadi pengingat untuk menyucikan diri pada hari Nyepi," ungkap Lecuk.
Kreativitas dan Makna Mendalam
Ogoh-ogoh setinggi 4,5 meter dan lebar 4x3 meter ini dibuat dengan sistem bongkar pasang. Bahan-bahannya pun hasil kreasi dari properti canang, gedebong pisang, kayon wayang, dan lain sebagainya yang terbuat dari kertas.
"Proses pengerjaan selama tiga bulan ini penuh suka dan duka. Tapi kami bangga karena bisa menyelesaikan karya ini dengan makna yang mendalam," ujar Lecuk.
Pesan Moral dan Harapan
Lecuk berharap ogoh-ogoh ini dapat mengingatkan masyarakat untuk menjaga budaya Bali, khususnya tradisi ogoh-ogoh.
"Bagian terumit dalam pembuatan ogoh-ogoh ini adalah ornamennya. Kami tidak menggunakan bahan asli, melainkan bahan daur ulang seperti kertas," terangnya.
Ogoh-ogoh Sapuh Leger karya ST Satya Dharma Yowana menjadi contoh bagaimana tradisi dan nilai spiritual dapat berpadu dengan indah. Di balik kemegahannya, ogoh-ogoh ini mengajak kita untuk melakukan introspeksi diri dan menyambut Tahun Baru Caka dengan hati yang bersih. *m03
1
Komentar