Kisah Duka dan Murka Dewi Durga sebagai Refleksi Diri
DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh karya ST Jaladi Yowana, Banjar Busung Yeh Kangin, Pemecutan, Denpasar Barat, menarik perhatian saat malam pangerupukan, Minggu (10/3/2024).
Mengangkat tema ‘Duka dan Murka Dewi Durga’, ogoh-ogoh ini tak hanya memukau secara visual, tetapi juga sarat makna moral dan refleksi diri.
Putu Adi Wibawa (Tu Adi), arsitek ogoh-ogoh ini, menjelaskan bahwa temanya terinspirasi dari kisah Dewi Durga yang dikutuk Dewa Siwa dan murkanya saat diganggu di Setra Ganda Mayu.
"Ide ini murni dari saya dan karya ini dibuat oleh pemuda-pemudi di Banjar kami," ungkap Tu Adi.
Awalnya, mereka ingin mengikuti lomba di tingkat Kota Denpasar, namun karena keterbatasan waktu, mereka memutuskan untuk fokus menghibur masyarakat pada malam pangerupukan.
Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini dimulai dari November 2023 hingga Maret 2024 dengan anggaran dana Rp 25 juta. Ukurannya mencapai 5,5 meter.
"Banyak kendala yang kami hadapi tahun ini, sehingga tidak memungkinkan untuk mengikuti lomba," kata Tu Adi.
Meskipun ada kendala, Tu Adi tetap merasakan suka duka dalam prosesnya. "Sukanya, kami masih bisa berkarya di tengah kesibukan kegiatan agama dan politik. Dukanya, ada kendala waktu, kesehatan pemuda, dan banyak hal yang belum tercapai. Tapi, astungkara, semua itu menjadi pengalaman berharga bagi kami," tuturnya.
Bagian terumit dalam pembuatan ogoh-ogoh ini adalah karena ukurannya yang besar. Pemasangan aksesoris, pengecatan, dan rambut membutuhkan tangga dan ketelitian ekstra.
Tema ‘Duka dan Murka’ dipilih untuk menyampaikan pesan moral yang relevan dengan kehidupan saat ini. "Di satu sisi, tema ini terinspirasi dari isu kekerasan pada wanita, pemerkosaan, dan pembuangan bayi. Hal ini berkaitan dengan duka yang dialami wanita," jelas Tu Adi.
"Di sisi lain, tema ini juga mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam bertindak, bersikap, dan berfikir. Jika tidak bisa mengendalikan diri, maka orang akan bertindak kasar dan murka," imbuhnya.
Ogoh-ogoh Dewi Durga karya ST Jaladi Yowana menjadi contoh bagaimana tradisi dan pesan moral dapat berpadu dengan indah. Di balik kemegahannya, ogoh-ogoh ini mengajak kita untuk melakukan refleksi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. *m03
1
Komentar