Menjelajah Makna di Balik Sang Bhuta Kala Raja Karya ST Karangmasdjati
DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh ST Karangmasdjati, Banjar Karangsuwung, Pedungan, Denpasar Selatan, menghadirkan tema unik tahun ini: Sang Bhuta Kala Raja.
"Tema ini bukan bermaksud untuk menyinggung siapapun atau menampilkan unsur SARA," jelas I Gede Yogi Pramanda Putra, anggota ST.
"Garapan ogoh-ogoh ini mengambil konsep yang berkaitan erat dengan Ida Sesuhunan di Banjar kami. Semoga masyarakat tidak salah persepsi."
Proses Kreatif yang Sakral
Proses pembuatan ogoh-ogoh ini dimulai dengan ritual adat yang khidmat. "Kami meminta izin dari pemangku pura, matur piuning, ngaturang canang, dan mencari hari baik," kata Yogi.
Konsep ogoh-ogoh ini terinspirasi dari Ida Sesuhunan di Banjar Karangmasdjati yang berwujud Rangda. Namun, atas arahan mangku pura, ogoh-ogoh tidak digambarkan sebagai Rangda, melainkan sebagai Bhuta Kala Raja, raksasa berkepala tiga.
Ogoh-ogoh Sang Bhuta Kala Raja setinggi 4,5 meter dan menghabiskan biaya sekitar Rp 40 juta.
Tokoh ogoh-ogoh sendiri terdiri dari sang Bhuta Kala Raja, dua penari Legong dan Dewa Siwa. "Ogoh-ogoh ini dilengkapi dengan mesin penggerak pada bagian senjata, badan, dan legong," kata Yogi.
"Hal ini membuat ogoh-ogoh terlihat lebih hidup dan menarik."
Kepuasan dan Harapan
Yogi merasa puas dengan hasil karya ogoh-ogoh tahun ini."Meskipun ada kendala waktu, kami berhasil menyelesaikannya dan mengikutsertakannya dalam lomba di Kota Denpasar," kata Yogi.
"Semoga di Tahun Caka 1946 ini, semua masyarakat Bali sehat dan rahayu."
Ogoh-ogoh ST Karangmasdjati bukan hanya indah dan kreatif, tetapi juga sarat makna spiritual.
Ogoh-ogoh ini menjadi simbol penghormatan kepada Ida Sesuhunan dan doa untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Bali. *m03
Komentar