Pengelola Sampah di Besakih Tunggu Suplai Listrik 66.000 VA
Ketua UPS Basuki Lestari
I Kadek Andreawan
Desa Besakih
TPA (Tempat Pen gelolaan Akhir)
Direktur BUMDes Desa Besakih
Riska Wandari
AMLAPURA, NusaBali - Pengelolaan sampah di TPA (Tempat Pen gelolaan Akhir) Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, kini menunggu suplai listrik 66.000 VA. Listrik ini untuk daya pembangkit mesin operasional TPA. Sedangkan fasilitas lainnya telah siap dioperasikan.
‘’Dengan daya listrik itu, harapan kami ke depan TPA ini mampu menangani masalah sampah di Desa Besakih, terutama selama Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh,’’ jelas Ketua UPS (Unit Pengelola Sampah) Basuki Lestari I Kadek Andreawan di lokasi TPA, Banjar Palak, Desa Besakih, Rabu (13/3).
Kata dia, UPS Basuki Lestari merupakan unit usaha BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Desa Besakih. Menurut Andreawan, mesin pemilah sampah dan mesin penyacah sampah telah tersedia, tenaga kerja sebanyak 8 orang telah mendapatkan pelatihan. “Kami telah amprah listrik, dan secara administrasi telah tuntas kami selesaikan. Hanya saja menurut penjelasan dari PT PLN, 20 hari sejak administrasi amprah listrik diselesaikan, barulah sambungan listrik bisa diproses,” kata Andreawan.
Kini tinggal menunggu sambungan listrik, panel listrik telah dipasang. Rencananya hasil produksi nanti, berupa sampah organik, dikemas kemudian dijual, agar nantinya memiliki dana operasional.
Selama ini sampah kiriman dari Pura Besakih dibuang begitu saja di Banjar Palak, Desa Besakih. Selanjutnya didorong ke sungai tanpa pengolahan.
Sebenarnya lanjut Andreawan, UPS Basuki Lestari telah mengolah sampah sejak tahun 2022, hanya saja, dalam volume kecil. “Kali ini dengan adanya bantuan mesin, berharap lebih banyak bisa mengolah sampah. Sebenarnya pengolahan sampah ini, merupakan pilot project, dengan bantuan pinjam pakai mesin dari Sukla Project,” tambahnya.
Direktur BUMDes Desa Besakih Riska Wandari juga mengatakan pengolahan sampah dari UPS Basuki Lestari, merupakan pilot project. “Jika berhasil, proyek ini berkelanjutan,” kata Riska.
Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengapresiasi adanya pengelolaan sampah dari Pura Besakih. Sebab, selama ini sampah tanpa pengolahan sehingga menumpuk di salah satu lokasi tepi sungai Banjar Palak.
Mangku Widiartha menambahkan untuk kondisi sehari-hari suplai sampah dari Pura Besakih mencapai 3 truk per hari. Sedangkan selama Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, suplai sampah mencapai 10 truk per hari.
“Kami berharap sampah di Desa Besakih tertangani, sehingga tidak ada lagi masalah sampah,” harapnya. Kata dia, selama ini sampah hanya dibuang begitu saja di Banjar Palak.
Kepala Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih I Gusti Lanang Muliarta berpesan, pengelolaan sampah hendaknya profesional. "Pengelolaan sampah itu seharusnya dilakukan tersendiri dan profesional," jelasnya.7k16
1
Komentar