Wisman Juga Minati Kain Endek
DENPASAR,NusaBali - Kain tenun tradisional seperti kain endek penggemarnya bukan saja datang dari warga lokal, wisatawan mancanegara (wisman) minat terhadap kain tradisional khas Bali itu. Karena untuk mendapatkannya, wisman ‘rela’ datang ke pusat kerajinan kain endek di Bali. Salah satunya di Klungkung, kabupaten di Bali yang memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tenun tradisional dengan produksi endek dan juga songket.
“Kebanyakan dipakai suvernir atau juga koleksi,” ungkap I Nyoman Sudira, salah seorang perajin tenun endek dari Desa Gelgel, Klungkung, Rabu (13/3).
Namun lanjutnya, ada juga yang dipakai untuk bahan busana. Karena itulah, kadang ada saja wisman yang mendatangi workshop milik Sudira di Desa Gelgel, yakni di Pertenunan Astiti.
“Selain membeli juga bisa melihat langsung proses pembuatan kain endek,” terangnya.
Itu juga menjadi daya tarik UMKM buat wisman. Atau wisatawan datang ke sentra penjualan kain di Pasar Semarapura, Klungkung.
“Di sana kan ada pasar tematik,” terangnya tentang Pasar Semarapura.
Yang dimaksud pasar tematik ialah tempat untuk memasarkan komoditas dengan tema tertentu.
Untuk Pasar Semarapura Klungkung, dengan tema wastra dan kerajinan emas dan perak,” terangnya.
Walau tidak sebanyak pembelian warga lokal, namun pembelian oleh wisman berguna untuk memperkenalkan Bali juga.
“Tidak saja alam yang indah dan adat-istiadat yang unik, namun Bali juga punya kerajinan tenun tradisional yang khas, endek dan juga songket,” terangnya panjang lebar.
Konsumen utama kain tradisional atau wastra, adalah warga Bali sendiri. Selain untuk busana adat, sejak beberapa tahun belakangan kain endek juga secara masif dimanfaatkan untuk busana kantoran atau seragam.
Hal itu seiring kebijakan Pemprov Bali melalui Pergub Bali Nomor 99/2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali dan Pergub Nomor 79/2028 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali. k17.
1
Komentar