Dua Kubu Kader Golkar Gelar 'Diplomasi Kopi'
Kedatangan tokoh senior yang juga Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar Akbar Tanjung di Bali, Sabtu (29/7), menjadi momen pemersatu bagi kader Golkar Bali yang selama ini berseberangan.
DENPASAR, NusaBali
Dua kubu yang selama ini sering cekcok di media sosial (medsos) urusan Partai Golkar, mendadak akur duduk di satu meja dan ngopi bareng di sela-sela acara rehat ‘Diskusi Sosial, Politik, Ekonomi, dan Keamanan’ yang digelar Institut Lembang 9 dan Kaukus Perempuan Politik Partai Golkar, di Sanur, Denpasar Selatan.
Mereka adalah kubu yang berada di luar kepengurusan Partai Golkar yakni Dewa Ngakan Rai Budiasa yang mantan Ketua OKK DPD I Golkar Bali, Anak Agung Anie Asmoro yang mantan Ketua KPPG Golkar Bali, dan Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati yang mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali. Sementara kubu kader Golkar yang berada di dalam kepengurusan, Ketua DPD I Golkar Bali Anak Agung Citra Umbara dan Kusnandar. Dua kubu yang selama ini sering bersitegang itu kemarin seperti tidak pernah ada masalah. Bahkan kemarin mereka sama-sama membahas isu terkini politik menjelang Pilgub Bali 2018. Ngopi bareng sambil menikmati kudapan itu berlangsung sejak sekitar pukul 13.30 sampai 15.00 Wita.
Kusnandar hanya sebentar saja bertahan. Dia memilih pulang duluan, sehingga tinggal Rai Budiasa, Sri Wigunawati, Anie Asmoro, dan Citra Umbara.
Dewa Rai Budiasa, politisi asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar yang dua periode memegang jabatan Ketua OKK DPD I Golkar Bali curhat-curhatan soal kondisi Partai Golkar kepada Citra Umbara yang berada di dalam kepengurusan. “Saya mohon maaf saja. Selama ini saya mengkritik ke dalam bukan lantaran kecewa tidak diajak jadi pengurus. Perlu diingat itu. Tetapi saya melakukan kritik untuk membangun partai dan pengelolaan organisasi lebih maju,” beber Rai Budiasa yang membuat Citra Umbara manggut-manggut.
Citra Umbara pun bersilat lidah mendengar sindiran Rai Budiasa. Politisi asal Desa Sibang, Kecamatan Abiansemal, Badung yang Ketua AMPG Bali ini dengan terbuka menyampaikan pengurus tidak pernah merasa tersinggung kalau ada kritikan kader di luar kepengurusan. “Kalau pun ada debat di media sosial Facebook itu sebuah ruang diskusi saja. Dari hati yang paling dalam pemikiran Ajik (Dewa Rai Budiasa) dan Bu Sri Wigunawati kalau memang positif kami laksanakan kok,” kilah Citra Umbara.
Sri Wigunawati pun lantas menyanggah setengah menyindir. “Ya kalau debat-debat di medsos, Gung Citra ajak-ajak teman sesama kader di Golkar. Supaya tidak sendirian menjawab di medsos. Kita yang bukan pengurus tidak pernah membenci siapapun, apalagi saya ini dibesarkan Golkar. Jadikan kritik itu vitamin. Dan kita tidak pernah menjelekkan, justru saya sering berikan saran untuk pengurus di dalam. Mereka masih banyak menghubungi saya kok urusan organisasi kita,” tegas Sri Wigunawati.
Anie Asmoro kemarin lebih netral. Srikandi Golkar yang kemarin hadir selaku Ketua Komisi Perlindungan Anak Provinsi Bali ini banyak menyampaikan sarannya untuk kepengurusan yang ada sekarang. “Ya anggap saja sekarang ini ‘diplomasi kopi’. Kalau di pusat ada ‘diplomasi nasi goreng’. Sekali-sekali kita akur lah di satu meja, supaya nggak selalu saling serang di medsos,” ujar mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali periode 1999–2004 ini. Sampai acara selesai dan Akbar Tanjung juga sudah pulang, pertemuan para kader senior Golkar ini masih berlangsung. Saat bubaran Citra Umbara masih sempat mengantar Anie Asmoro dan Sri Wigunawati ke parkiran.
Besok lanjut saling serang di medsos lagi? “Ah, namanya politik. Perubahannya setiap detik. Saya datang ke sini kan diundang. Tadi Anda lihat, kami sebenarnya damai-damai saja. Karena situasi saja ada perdebatan. Itu biasa. Mereka teman dan senior saya semua. Saya yakin mereka nggak akan ke mana-mana,” tutur Citra Umbara kepada NusaBali sambil bergegas menuju mobilnya. *nat
Dua kubu yang selama ini sering cekcok di media sosial (medsos) urusan Partai Golkar, mendadak akur duduk di satu meja dan ngopi bareng di sela-sela acara rehat ‘Diskusi Sosial, Politik, Ekonomi, dan Keamanan’ yang digelar Institut Lembang 9 dan Kaukus Perempuan Politik Partai Golkar, di Sanur, Denpasar Selatan.
Mereka adalah kubu yang berada di luar kepengurusan Partai Golkar yakni Dewa Ngakan Rai Budiasa yang mantan Ketua OKK DPD I Golkar Bali, Anak Agung Anie Asmoro yang mantan Ketua KPPG Golkar Bali, dan Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati yang mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali. Sementara kubu kader Golkar yang berada di dalam kepengurusan, Ketua DPD I Golkar Bali Anak Agung Citra Umbara dan Kusnandar. Dua kubu yang selama ini sering bersitegang itu kemarin seperti tidak pernah ada masalah. Bahkan kemarin mereka sama-sama membahas isu terkini politik menjelang Pilgub Bali 2018. Ngopi bareng sambil menikmati kudapan itu berlangsung sejak sekitar pukul 13.30 sampai 15.00 Wita.
Kusnandar hanya sebentar saja bertahan. Dia memilih pulang duluan, sehingga tinggal Rai Budiasa, Sri Wigunawati, Anie Asmoro, dan Citra Umbara.
Dewa Rai Budiasa, politisi asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar yang dua periode memegang jabatan Ketua OKK DPD I Golkar Bali curhat-curhatan soal kondisi Partai Golkar kepada Citra Umbara yang berada di dalam kepengurusan. “Saya mohon maaf saja. Selama ini saya mengkritik ke dalam bukan lantaran kecewa tidak diajak jadi pengurus. Perlu diingat itu. Tetapi saya melakukan kritik untuk membangun partai dan pengelolaan organisasi lebih maju,” beber Rai Budiasa yang membuat Citra Umbara manggut-manggut.
Citra Umbara pun bersilat lidah mendengar sindiran Rai Budiasa. Politisi asal Desa Sibang, Kecamatan Abiansemal, Badung yang Ketua AMPG Bali ini dengan terbuka menyampaikan pengurus tidak pernah merasa tersinggung kalau ada kritikan kader di luar kepengurusan. “Kalau pun ada debat di media sosial Facebook itu sebuah ruang diskusi saja. Dari hati yang paling dalam pemikiran Ajik (Dewa Rai Budiasa) dan Bu Sri Wigunawati kalau memang positif kami laksanakan kok,” kilah Citra Umbara.
Sri Wigunawati pun lantas menyanggah setengah menyindir. “Ya kalau debat-debat di medsos, Gung Citra ajak-ajak teman sesama kader di Golkar. Supaya tidak sendirian menjawab di medsos. Kita yang bukan pengurus tidak pernah membenci siapapun, apalagi saya ini dibesarkan Golkar. Jadikan kritik itu vitamin. Dan kita tidak pernah menjelekkan, justru saya sering berikan saran untuk pengurus di dalam. Mereka masih banyak menghubungi saya kok urusan organisasi kita,” tegas Sri Wigunawati.
Anie Asmoro kemarin lebih netral. Srikandi Golkar yang kemarin hadir selaku Ketua Komisi Perlindungan Anak Provinsi Bali ini banyak menyampaikan sarannya untuk kepengurusan yang ada sekarang. “Ya anggap saja sekarang ini ‘diplomasi kopi’. Kalau di pusat ada ‘diplomasi nasi goreng’. Sekali-sekali kita akur lah di satu meja, supaya nggak selalu saling serang di medsos,” ujar mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali periode 1999–2004 ini. Sampai acara selesai dan Akbar Tanjung juga sudah pulang, pertemuan para kader senior Golkar ini masih berlangsung. Saat bubaran Citra Umbara masih sempat mengantar Anie Asmoro dan Sri Wigunawati ke parkiran.
Besok lanjut saling serang di medsos lagi? “Ah, namanya politik. Perubahannya setiap detik. Saya datang ke sini kan diundang. Tadi Anda lihat, kami sebenarnya damai-damai saja. Karena situasi saja ada perdebatan. Itu biasa. Mereka teman dan senior saya semua. Saya yakin mereka nggak akan ke mana-mana,” tutur Citra Umbara kepada NusaBali sambil bergegas menuju mobilnya. *nat
Komentar