Pengelola Jatiluwih Tertibkan Administrasi Pengunjung
Dua WNA yang Tewas Tertimbun Longsor Ter-cover Asuransi
TABANAN, NusaBali - Pasca dua Warga Negara Asing (WNA) yang tewas akibat diterjang longsor saat menginap di Villa Yeh Baat, kawasan Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, DTW Jatiluwih bersama desa/desa adat bakal menertibkan administrasi pengunjung. Terbaru bakal dibuatkan pararem untuk memastikan siapa saja orang yang berkunjung ke Jatiluwih.
Sementara di sisi lain, dua WNA yang tewas ini masing-masing Angelina N asal Amerika Serikat (AS) dan Luciano asal Belanda dipastikan mendapat asuransi kecelakaan. Asuransi diberikan langsung oleh manajemen Jatiluwih sebesar Rp 15 juta untuk masing-masing korban. Manager DTW Jatiluwih, I Ketut Purna mengatakan dua korban dipastikan mendapat asuransi. Asuransi didapatkan karena sesuai dengan aturan yang dibuat manajemen terhadap wisatawan yang berkunjung.
"Untuk pembayaran asuransi wisatawan diambil dari tiket yang dibeli wisatawan sebesar Rp 500," ujarnya, Minggu (17/3). Adapun harga tiket wisatawan ke objek wisata Jatiluwih, yakni WNA anak-anak Rp 40.000 dan WNA dewasa Rp 50.000. Dewasa domestik Rp 15.000 dan domestik anak-anak Rp 5.000. Sedangkan jenis asuransi yang diberikan kepada wisatawan saat berkunjung apabila mengalami musibah di Jatiluwih, adalah kecelakaan dengan penanganan medis diberikan maksimal Rp 3 juta, kecelakaan sampai cacat permanen diberikan Rp 15 juta, kecelakaan diri sampai meninggal diberikan Rp 15 juta. Kemudian jenis asuransi bila kecelakaan motor di-cover Rp 2,5 juta dan dan kecelakaan mobil maksimal di-cover Rp 5 juta.
Menurut Purna, sejauh ini pencairan asuransi masih dalam proses. Pihaknya tengah menunggu persetujuan dari penyedia asuransi yang diajak bekerja sama, yakni Asuransi Proteksindo. "Bila sudah acc maka kita akan koordinasi kepada Polsek Penebel terkait dengan keluarga. Tetapi jika asuransi sudah acc sementara pihak keluarga belum ada, maka akan dicairkan lewat kedutaan," beber Purna. Kemudian terkait dengan penertiban admnistrsi terhadap wisatawan yang berkunjung ke Jatiluwih pihaknya bersama dengan desa adat dan Desa Jatiluwih bakal menggelar rapat koordinasi.
Rapat akan membahas terkait dengan penertiban administrasi. Bahkan nantinya juga direncanakan bakal dibuatkan pararem. "Segera kita rapatkan, tujuannya untuk memastikan siapa saja yang berkunjung ke Jatiluwih. Karena biasanya banyak tamu yang check in itu setelah DTW tutup beroperasi atau sekitar pukul 18.00 Wita," katanya. Namun kata Purna untuk penertiban administrasi pihaknya bersama dengan divisi keamanan dan pecalang setempat setiap pagi telah mengecek ke semua penginapan untuk memastikan siapa saja wisatawan yang berkunjung.
"Itu sudah kita lakukan sejak seminggu lalu," tegasnya. Seperti diberitakan bencana tanah longsor menerjang Villa Yeh Baat di Banjar Jatiluwih Kangin, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Kamis (14/3). Akibatnya dua pasangan turis asing yang menginap di vila tersebut tewas. Peristiwa itu diperkirakan terjadi, Kamis pagi sekitar pukul 04.00 Wita ditandai dengan suara gemuruh. Kedua turis asing yang tertimbun longsor ini adalah Angelina Smith,47, warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat (AS) dan teman prianya Kross Luciano JH,51, asal Belanda.
Pemilik vila, Ni Nyoman Ayu Suratnasih sebelumnya mengaku tak menyangka akan kejadian tersebut. Dua wisatawan yang menginap ini sebenarnya sudah disarankan menginap ke tempat lain karena vila yang dikelolanya sedang mengalami mati listrik. "Menurut penjaga saya, mereka datang, Rabu (13/3) malam sekitar pukul 20.00 Wita hendak menginap," ujarnya. Namun meskipun sudah disarankan ke tempat lain, mereka diakui tetap ingin melihat kamar. Kata mereka bila lampu tidak hidup sampai pukul 21.00 Wita baru mereka tak jadi menginap. "Tapi kemungkinan karena lelah sebelum lampu hidup mereka ini ketiduran makanya ketika diminta identitas untuk administrasi mereka minta mengurusnya besok pagi (hari ini)," katanya. 7 des
"Untuk pembayaran asuransi wisatawan diambil dari tiket yang dibeli wisatawan sebesar Rp 500," ujarnya, Minggu (17/3). Adapun harga tiket wisatawan ke objek wisata Jatiluwih, yakni WNA anak-anak Rp 40.000 dan WNA dewasa Rp 50.000. Dewasa domestik Rp 15.000 dan domestik anak-anak Rp 5.000. Sedangkan jenis asuransi yang diberikan kepada wisatawan saat berkunjung apabila mengalami musibah di Jatiluwih, adalah kecelakaan dengan penanganan medis diberikan maksimal Rp 3 juta, kecelakaan sampai cacat permanen diberikan Rp 15 juta, kecelakaan diri sampai meninggal diberikan Rp 15 juta. Kemudian jenis asuransi bila kecelakaan motor di-cover Rp 2,5 juta dan dan kecelakaan mobil maksimal di-cover Rp 5 juta.
Menurut Purna, sejauh ini pencairan asuransi masih dalam proses. Pihaknya tengah menunggu persetujuan dari penyedia asuransi yang diajak bekerja sama, yakni Asuransi Proteksindo. "Bila sudah acc maka kita akan koordinasi kepada Polsek Penebel terkait dengan keluarga. Tetapi jika asuransi sudah acc sementara pihak keluarga belum ada, maka akan dicairkan lewat kedutaan," beber Purna. Kemudian terkait dengan penertiban admnistrsi terhadap wisatawan yang berkunjung ke Jatiluwih pihaknya bersama dengan desa adat dan Desa Jatiluwih bakal menggelar rapat koordinasi.
Rapat akan membahas terkait dengan penertiban administrasi. Bahkan nantinya juga direncanakan bakal dibuatkan pararem. "Segera kita rapatkan, tujuannya untuk memastikan siapa saja yang berkunjung ke Jatiluwih. Karena biasanya banyak tamu yang check in itu setelah DTW tutup beroperasi atau sekitar pukul 18.00 Wita," katanya. Namun kata Purna untuk penertiban administrasi pihaknya bersama dengan divisi keamanan dan pecalang setempat setiap pagi telah mengecek ke semua penginapan untuk memastikan siapa saja wisatawan yang berkunjung.
"Itu sudah kita lakukan sejak seminggu lalu," tegasnya. Seperti diberitakan bencana tanah longsor menerjang Villa Yeh Baat di Banjar Jatiluwih Kangin, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Kamis (14/3). Akibatnya dua pasangan turis asing yang menginap di vila tersebut tewas. Peristiwa itu diperkirakan terjadi, Kamis pagi sekitar pukul 04.00 Wita ditandai dengan suara gemuruh. Kedua turis asing yang tertimbun longsor ini adalah Angelina Smith,47, warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat (AS) dan teman prianya Kross Luciano JH,51, asal Belanda.
Pemilik vila, Ni Nyoman Ayu Suratnasih sebelumnya mengaku tak menyangka akan kejadian tersebut. Dua wisatawan yang menginap ini sebenarnya sudah disarankan menginap ke tempat lain karena vila yang dikelolanya sedang mengalami mati listrik. "Menurut penjaga saya, mereka datang, Rabu (13/3) malam sekitar pukul 20.00 Wita hendak menginap," ujarnya. Namun meskipun sudah disarankan ke tempat lain, mereka diakui tetap ingin melihat kamar. Kata mereka bila lampu tidak hidup sampai pukul 21.00 Wita baru mereka tak jadi menginap. "Tapi kemungkinan karena lelah sebelum lampu hidup mereka ini ketiduran makanya ketika diminta identitas untuk administrasi mereka minta mengurusnya besok pagi (hari ini)," katanya. 7 des
1
Komentar