Panitia Harap Pasokan Air Optimal
Selama Karya Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih
Air itu selain untuk kebutuhan tirta di Pura Penataran Agung Besakih, juga untuk memenuhi kebutuhan pangayah di Pasucian Pura Besakih.
AMLAPURA, NusaBali
Panitia Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, Karangasem, berharap agar pasokan air bersih selalu optimal selama karya berlangsung. Selain untuk kebutuhan tirta, air ini untuk kebutuhan pamedek terutama di jaba pasucian Pura Besakih.
Karena ribuan pamedek akan membeludak sejak pagi hingga tengah malam membutuhkan air bersih untuk tirta.
"Kami telah optimal berkoordinasi dengan petugas Perumda Tirta Tohlangkir, Unit Kecamatan Rendang, agar setiap hari menyuplai air selama Karya Ida Bhatara Turun Kabeh," jelas Pangrajeg Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, Jro Mangku Widiartha, di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (17/3).
Kata dia, selama ini memang tidak pernah kewalahan persediaan air untuk tirta. Namun tidak ada salahnya mengantisipasi dan mengoptimalkan koordinasi. Bendesa Adat Besakih ini mengatakan, puncak karya pada Purnama Kadasa, Redite Kliwon Pujut, Minggu (24/3).
Suplai air dari Perumda Tirta Tohlangkir selama ini, kata dia, dituangkan di bak penyimpanan hulu Pura Penataran Agung Besakih, tepatnya Mandala V Pura Penataran Agung Besakih. Air ini sebagian besar untuk kebutuhan tirta. Selanjutnya air tersebut dialirkan menuju Mandala IV, Mandala III, dan yang paling banyak membutuhkan tirta di Mandala II Pura Penataran Agung Besakih, sebagai pusat persembahyangan umat sedharma.
"Perumda Tirta Tohlangkir, menyuplai air melalui konsep ngayah, untuk memenuhi kebutuhan umat," tambahnya.
Kepala Unit Perumda Tirta Tohlangkir Kecamatan Rendang I Wayan Mangku mengatakan selama karya rata-rata per hari suplai satu tanki air berkapasitas 5.000 liter. "Air itu selain untuk kebutuhan tirta di Pura Penataran Agung Besakih, juga untuk memenuhi kebutuhan pangayah di Pasucian Pura Besakih," jelasnya.
I Wayan Mangku mengatakan, telah menerima surat permohonan air dari Panitia Karya Ida Bhatara Turun Kabeh. "Dalam waktu dekat saya koordinasi dengan pimpinan, suplai air nantinya kontinyu saya lakukan, jangan sampai kekurangan," tambahnya.
Berbeda katanya untuk memenuhi kebutuhan air buat masyarakat Desa Besakih, mengingat lokasinya di ketinggian mengangkat air menggunakan 6 pompa. Selama ini petugas suplai air untuk kebutuhan warga Desa Besakih, tiap 12 hari sekali, terkadang tiap 6 hari sekali.
I Wayan Mangku mengatakan, tidak mungkin suplai air gunakan 6 pompa, tiap hari. Jika salah satu pompa mengalami gangguan, otomatis air tidak bisa diangkat. Pelayanan pakai pompa, mulai dari pompa I di Banjar Tegenan setelah bak penampungan terisi air, maka air itu didistribusikan dulu ke Banjar Tegenan dan sekitarnya. Setelah warga di Banjar Tegenan terpenuhi kebutuhannya barulah air bisa dinaikkan ke pompa II. Dari bak di pompa II kemudian didistribusikan airnya bak III di Banjar Kedundung, Desa Besakih dan sekitarnya.
Begitu seterusnya hingga pompa VI yang lokasinya di hulu Pura Penataran Agung Besakih. Tercatat biaya operasional rata-rata sebulan di Desa Besakih dengan mengoperasikan enam pompa bayar listrik sebanyak Rp 700 juta, per bulan. Sedangkan pemasukannya hanya Rp 98 juta sebulan, lebih banyak subsidinya.7k16
Komentar