STY Dinilai Enggan Ikuti Liga 1
Diminta Ikuti Semangat PSSI Kalahankan Vietnam
Bisa dibilang STY terlalu malas nongkrongin Liga 1 langsung di stadion-stadion. Jadi jangan heran, jika tidak ada nama baru dari skuad timnas yang dipanggil STY menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2026.
JAKARTA, NusaBali
Pengamat sepakbola Tommy Welly menilai pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong (STY) malas dan enggan mengikuti Liga 1 karena merasa mendapat dukungan penuh dari PSSI. Dukungan itu dalam bentuk sering dikabulkannya permintaan STY terhadap para pemain naturalisasi atau berdarah Indonesia.
Sosok yang akrab disapa Bung Towel itu mengingatkan STY pernah mengkritisi Liga 1 seusai memimpin tim di Piala Asia 2023. Namun saat Liga 1 kembali bergulir pada Februari lalu, STY malah berlibur ke kampung halamannya, sekaligus menjalankan pekerjaan sampingan sebagai Ketua Komite Penasehat Seongnam FC.
“Bisa dibilang STY terlalu malas nongkrongin Liga 1 langsung di stadion-stadion. Jadi jangan heran, jika tidak ada nama baru dari skuad timnas yang dipanggil STY menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2026, “back to back” lawan Vietnam, di GBK dan Stadion My Dinh Hanoi. Istilahnya yang itu-itu lagi saja,” kata Tommy Welly, Minggu (17/3).
Tommy juga menilai akibat kemalasan Shin meninjau langsung performa para pemain di liga domestik, maka sejumlah pemanggilan pemainnya dapat dipertanyakan. Seperti kiper Adi Satryo dan Wahyu Prasetyo asal PSIS, yang sempat membuat kesalahan saat membela timnya melawan Persib Bandung, akhir Februari lalu.
Lebih jauh, Tommy merasa para pemain naturalisasi selalu menjadi senjata STY. Maka setelah STY kembali ke Jakarta usai berlibur, dia langsung terbang lagi ke Belanda, Belgia, dan Italia.
Namun STY cukup beruntung, karena PSSI juga sangat responsif dalam merespon permintaannya agar Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, dan Nathan Tjoe A-On dapat segera dinaturalisasi.
Faktanya urusan birokrasi di DPR RI, pengambilan sumpah WNI, pembuatan KTP dan paspor, serta perpindahan federasi ketiga pemain itu memang berlangsung cukup cepat. Nathan bahkan menjalani pengambilan sumpah di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, Senin (11/3) lalu.
"Bayangkan, Senin 11 Maret itu tanggal merah, hari libur nasional yaitu Hari Suci Nyepi. Tapi demi timnas dan permintaan STY, sumpah terhadap Nathan Tjoe A-On dapat dilaksanakan. Sebuah extra effort dan lobi yang sangat powerful," ucap Tommy.
Sayangnya dengan berbagai dukungan dan kemudahan tersebut, Tommy menilai STY salah saat mengatakan tidak dapat menjanjikan kemenangan dua kali atas Vietnam.
Lebih jauh pendiri Football Institute Budi Setiawan juga meminta STY menunjukkan keselarasan dengan semangat PSSI jelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Vietnam.
"PSSI sangat aktif untuk dapat mengalahkan Vietnam untuk dua laga ke depan di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Sedangkan STY, kalau kita lihat pernyataannya, justru tidak yakin Timnas dapat menang dua kali atas Vietnam," kata Budi Setiawan, Jumat lalu.
Budi menambahkan keseriusan PSSI jelang laga lawan Vietnam ini dapat dilihat dari terus diupayakannya proses naturalisasi pemain-pemain yang kini tengah berkarier di luar negeri. Menurut Budi, hal ini sikap keseriusan PSSI dalam membangun timnas yang kuat dan STY perlu menunjukkan optimisme yang serupa.
"Naturalisasi (sumpah WNI) tengah malam itu menunjukkan bahwa PSSI via Ketua umum Erick Thohir kerja keras sekali. Setelah Nathan, ada tiga pemain lain yang akan menyusul untuk pengambilan sumpah," kata Budi Setiawan.ant
1
Komentar