Membuat Makanan Tradisional Entil
Tradisi Krama Wongaya Gede, Penebel saat Nyepi
Entil
Makanan Tradisiona
Dibuat saat Nyepi
Desa Wongaya Gede
Penyuluh Agama Hindu
Ni Made Ayu Suniari
TABANAN, NusaBali - Masyarakat Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan memiliki tradisi unik saat Hari Raya Nyepi. Sebagai bekal bagi yang tidak melaksanakan Catur Berata Penyepian, masyarakat membuat makanan tradisional entil.
Entil biasanya akan disiapkan saat hari Pangerupukan atau sehari sebelum Nyepi. Jika sudah memasak entil masyarakat pun tak lagi memasak nasi. Dan tradisi ini sudah dilakukan secara turun-turun atau warisan nenek moyang.
Penyuluh Agama Hindu Ni Made Ayu Suniari, menjelaskan entil adalah makanan tradisional masyakarat Desa Wongaya Gede yang dibuat pada saat Hari Raya Nyepi yang jatuh satu tahun sekali berdasar perhitungan kalender Bali. “Entil adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras yang dibungkus menggunakan daun nyelep atau daun lenggidi, kemudian direbus,” ujarnya, Senin (18/3).
Digunakannya daun jenis itu untuk membungkus entil tujuannya agar rasanya menjadi lebih sedap. Selain itu dalam proses perebusannya juga ditambahkan daun dadap, daun kayu suji, dan daun pandan. “Penambahan dedauan itu bertujuan untuk memberikan warna hijau serta rasa gurih dan aroma yang sedap pada entil,” papar Suniari.
Praktisnya proses pembuatan entil hampir sama dengan pembuatan ketupat. Pertama beras yang sudah dicuci bersih dibungkus daun nyelep, kemudian dipasang-pasangkan dan diikat dengan tali yang terbuat dari bambu atau tali plastik. “Kami biasanya memasak entil menggunakan kayu bakar, tujuannya untuk mendapatkan rasa yang khas,” tutur Suniari.
Bahkan, kata dia, untuk mendapat kualitas entil yang lembut, legit, dan tidak cepat basi, proses merebusnya pun bisa sampai sehari penuh. “Entil yang kami buat biasanya ditemani dengan timbungan yang terbuat dari daging ayam atau babi dicampur bumbu bali,” terang Penyuluh Agama Hindu dari Banjar Bendul, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, itu.
Terpisah Bendesa Adat Wongaya Gede I Ketut Sucipto menerangkan entil dibuat saat Nyepi, karena memang sudah menjadi tradisi masyarakat setempat. “Tradisi membuat entil ini adalah warisan, dresta, dan sampai sekarang masih tetap dilestarikan,” ucapnya.
Disebutkan, entil menjadi bekal masyarakat saat Hari Raya Nyepi karena bisa bertahan lama. Selain itu pada saat Hari Raya Nyepi tidak boleh menyalakan api. “Entil dibuat sebagai bekal bagi yang tidak melaksanakan Catur Berata Penyepian,” tandasnya. 7 des
1
Komentar