Pasien RSUD Payangan Kecewa, Jari Robek Dapat Satu Jaritan
RSUD Payangan
Pasien Kecewa
RSUP Prof dr IGNG Ngoerah
Direktur RSUD Payangan
dr I Gusti Ngurah Gede Putra
Standar Prosedur Operasional (SPO)
GIANYAR, NusaBali - Seorang pasien mengungkapkan kekecewaannya dengan tindakan medis di RSUD Payangan, Gianyar. Penyebabnya, pasien inisial NS ini mengalami luka robek cukup panjang pada jari tangan, namun hanya mendapatkan satu jaritan. Menurut pasien, jaritan tersebut asal-asalan. Hanya menggunakan satu benang sehingga luka tersebut terlihat masih menganga. Pasien ini pun kemudian berobat lagi ke RSUP Prof dr IGNG Ngoerah, Denpasar.
Saking kecewanya, diduga keluarga pasien ini mengunggah foto jari luka tersebut ke media sosial. “jaritan luka sebuah RUMAH SAKIT UMUM DAERAH @rsupayangan. Luka robek yg panjang, hanya d jarit 1 saja,, akhirnya dijarit ulang d RSUP SANGLAH. Apakah begitu pelayanannya d RSUD PAYANGAN???” tulis warga itu di media social.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD Payangan, Kabupaten Gianyar, dr I Gusti Ngurah Gede Putra membenarkan pasien tersebut merupakan pasien RSUD Payangan. Pasien inisial NS, laki-laki berusia 59 tahun. Menurut dr Ngurah Gede, rumah sakit telah melakukan penangan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ada. "Sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (dengan sarana yang lebih memadai) untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut dari bidang Bedah Saraf yang kami rujuk Konsulkan,” ujar dr Ngurah Gede, Senin (18/3).
dr Ngurah Gede menjelaskan, pasien merupakan korban kecelakaan lalu lintas yang diterima di UGD RSU Payangan pada tanggal 16 Maret 2024 dalam keadaan penurunan kesadaran dan gelisah. "Pada pasien ditemukan luka multiple pada kepala, wajah, tangan, dan kaki," terangnya. Berdasarkan pemeriksaan dokter yang bertugas serta konsulen bedah yang bertugas saat itu, kemudian dilakukan penanganan kegawatdaruratan dengan mengutamakan penanganan suspek cedera kepala yang dialami oleh pasien guna penyelamatan nyawa pasien. "Primary survey,” jelas dr Ngurah Gede.
Sementara penanganan pada luka-luka lainnya (pada extremitas tangan, kaki) yang termasuk Secondary Survey dilakukan dengan perawatan luka situasional yang bersifat sementara dan berfungsi untuk mencegah terjadinya pendarahan lebih lanjut dan akan dirawat lebih lanjut setelah Primary Survey tertangani. “Hal ini dilakukan karena pada kondisi ini penanganan mengutamakan penyelamatan nyawa yang disebabkan oleh kecurigaan adanya pendarahan intra kranial akibat cedera kepala (suspek Fraktur Basis Cranii), dan penanganan luka lainnya akan dilakukan lebih lanjut setelah kondisi kegawatdaruratan tersebut tertangani,” ungkap dr Ngurah Gede.
Oleh karena kondisi pasien yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut, pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut agar mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut dari bidang bedah saraf, monitoring, dan evaluasi lanjutan untuk pelayanan kondisi pasien. "Dapat kami sampaikan bahwa penanganan Primary Survey pasien sudah memenuhi kesesuaian dengan SPO dalam bidang kegawat daruratan," tegasnya.
dr Ngurah Gede menyampaikan apresiasi atas atensi yang tinggi dari masyarakat demi perbaikan pelayanan RSUD Payangan di masa yang akan datang. "Kami pun terbuka kepada seluruh masyarakat dalam menyampaikan masukan membangun melalui media yang sudah kami sediakan atau disampaikan secara langsung ke petugas di Rumah Sakit," imbuh dr Ngurah Gede. 7 nvi
Komentar