Loloan Pantai Dreamland Diterjang Sampah Kiriman
MANGUPURA, NusaBali - Pantai Dreamland, Desa Pecatu, Badung salah satu destinasi wisata favorit di Bali, terkena dampak serius dari sampah kiriman yang menerjang dan mengendap di loloan atau muara sungai area tersebut, Senin (18/3) pagi. Pantauan di lokasi, sampah yang terbawa arus dominan berupa ranting kayu, plastik, dan bekas styrofoam mengapung di sepanjang kurang lebih 200 meter area loloan.
Seorang petugas di Pantai Dreamland, Wayan Muntra mengungkapkan jika kondisi tersebut telah terjadi sejak tiga hari yang lalu. “Sampah bulan-bulan ini tidak terlalu banyak, tapi kalau angin kencang sampah banyak yang datang. Meskipun demikian, kondisi tahun ini tidak seburuk tahun lalu, dengan dominasi sampah plastik dan ranting kayu,” jelas Muntra saat ditemui di Pantai Dreamland, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin pagi kemarin.
Dia menambahkan, fenomena ini terjadi karena musim hujan yang terlambat datang tahun ini. Muntra menceritakan jika petugas pantai biasanya melakukan pembersihan sampah setiap hari. Sementara sampah kayu yang terdampar di pesisir langsung dibakar oleh petugas sebagai salah satu metode penanganan. Namun, untuk sampah yang mengendap di loloan akan dilakukan pembersihan secara gotong royong dan pihak desa adat setempat juga turut membantu dalam pengangkutan sampah.
“Rencananya, tim dari Sungai Watch akan turun pada tanggal 22 Maret 2024 untuk membersihkannya,” ujarnya. Meskipun sampah kiriman ini menjadi pemandangan yang tidak menyenangkan, Muntra mengatakan jika tanggapan dari wisatawan terbilang positif, karena sebagian besar wisatawan telah mengetahui kondisi tersebut. “Wisatawan tidak masalah dengan sampah kiriman ini. Yang mereka keluhkan biasanya kalau sampah berserakan di pesisir. Jadi kami langsung mengambil dan menaruhnya di dekat area parkir,” tuturnya yang juga dibenarkan oleh rekan lainnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Tramtib Kecamatan Kuta Selatan, Kadek Agus Alit Juwita mengatakan pihaknya sudah memantau langsung ke lokasi. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), komunitas Sungai Watch, dan pedagang sekitar telah merencanakan aksi bersih-bersih yang akan dilakukan pada Jumat, 22 Maret 2024 mendatang. “Sampah yang mengambang di sana merupakan sampah kiriman dari laut. Kondisi muara loloan yang tertutup pasir membuat sampah tersebut terjebak,” jelasnya.
Dia menjelaskan, dari penuturan paguyuban yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata mereka secara rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar pantai hingga ke loloan setiap hari Jumat. Namun saat cuaca ekstrem dan pasang laut yang tinggi, sampah kiriman yang banyak menepi ke loloan cukup membuat mereka kesulitan. “Mereka sebenarnya sudah sempat melakukan pembersihan loloan pasca pasang laut, namun karena sampah yang banyak, area yang luas dan ke dalam loloan, maka penanganan hanya bisa dilakukan pada area yang dekat pantai,” tuturnya.
Sementara, Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, AA Gede Dalem membenarkan jika pihaknya bersama dengan komunitas Sungai Watch dan paguyuban warung-warung sekitar akan melakukan aksi bersih-bersih pantai besar-besaran pada Jumat, 22 Maret 2024. “Kita akan melakukan evakuasi bersama. Kami sedang berkoordinasi, dan jika perlu alat berat, kami akan menyiapkannya. Kami telah mengalokasikan 10 unit truk dan 100 orang personel untuk operasi pembersihan ini,” ucapnya.
Penumpukan sampah di pantai, khususnya pasca-kejadian badai, bukanlah hal baru bagi pihaknya. Namun, menurut Gung Dalem, tantangan selalu muncul dalam mengantisipasi dan menangani sampah kiriman tersebut. “Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya juga pernah terjadi saat badai. Sangat sulit untuk mengantisipasi sampah karena sumbernya datang dari laut. Memasang jaring di loloan juga sulit, berbeda dengan di sungai dimana lebih mungkin untuk dilakukan," pungkasnya. 7 ol3
Dia menambahkan, fenomena ini terjadi karena musim hujan yang terlambat datang tahun ini. Muntra menceritakan jika petugas pantai biasanya melakukan pembersihan sampah setiap hari. Sementara sampah kayu yang terdampar di pesisir langsung dibakar oleh petugas sebagai salah satu metode penanganan. Namun, untuk sampah yang mengendap di loloan akan dilakukan pembersihan secara gotong royong dan pihak desa adat setempat juga turut membantu dalam pengangkutan sampah.
“Rencananya, tim dari Sungai Watch akan turun pada tanggal 22 Maret 2024 untuk membersihkannya,” ujarnya. Meskipun sampah kiriman ini menjadi pemandangan yang tidak menyenangkan, Muntra mengatakan jika tanggapan dari wisatawan terbilang positif, karena sebagian besar wisatawan telah mengetahui kondisi tersebut. “Wisatawan tidak masalah dengan sampah kiriman ini. Yang mereka keluhkan biasanya kalau sampah berserakan di pesisir. Jadi kami langsung mengambil dan menaruhnya di dekat area parkir,” tuturnya yang juga dibenarkan oleh rekan lainnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Tramtib Kecamatan Kuta Selatan, Kadek Agus Alit Juwita mengatakan pihaknya sudah memantau langsung ke lokasi. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), komunitas Sungai Watch, dan pedagang sekitar telah merencanakan aksi bersih-bersih yang akan dilakukan pada Jumat, 22 Maret 2024 mendatang. “Sampah yang mengambang di sana merupakan sampah kiriman dari laut. Kondisi muara loloan yang tertutup pasir membuat sampah tersebut terjebak,” jelasnya.
Dia menjelaskan, dari penuturan paguyuban yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata mereka secara rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar pantai hingga ke loloan setiap hari Jumat. Namun saat cuaca ekstrem dan pasang laut yang tinggi, sampah kiriman yang banyak menepi ke loloan cukup membuat mereka kesulitan. “Mereka sebenarnya sudah sempat melakukan pembersihan loloan pasca pasang laut, namun karena sampah yang banyak, area yang luas dan ke dalam loloan, maka penanganan hanya bisa dilakukan pada area yang dekat pantai,” tuturnya.
Sementara, Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, AA Gede Dalem membenarkan jika pihaknya bersama dengan komunitas Sungai Watch dan paguyuban warung-warung sekitar akan melakukan aksi bersih-bersih pantai besar-besaran pada Jumat, 22 Maret 2024. “Kita akan melakukan evakuasi bersama. Kami sedang berkoordinasi, dan jika perlu alat berat, kami akan menyiapkannya. Kami telah mengalokasikan 10 unit truk dan 100 orang personel untuk operasi pembersihan ini,” ucapnya.
Penumpukan sampah di pantai, khususnya pasca-kejadian badai, bukanlah hal baru bagi pihaknya. Namun, menurut Gung Dalem, tantangan selalu muncul dalam mengantisipasi dan menangani sampah kiriman tersebut. “Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya juga pernah terjadi saat badai. Sangat sulit untuk mengantisipasi sampah karena sumbernya datang dari laut. Memasang jaring di loloan juga sulit, berbeda dengan di sungai dimana lebih mungkin untuk dilakukan," pungkasnya. 7 ol3
1
Komentar