DBD di Denpasar Sejak Januari Sebanyak 115 Kasus
Dinkes Gencarkan Fogging dan Sosialisasi PSN
DENPASAR, NusaBali - Musim pancaroba saat ini membuat Pemkot Denpasar harus mawas terhadap kasus demam berdarah dengue (DBD).
Apalagi, sejak Januari hingga 17 Maret 2024, tercatat jumlah kasus di Kota Denpasar sebanyak 115 kasus. Hal itu membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar mulai menggencarkan fogging fokus dan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk menekan kasus DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Candrawati, Senin (18/3), mengatakan jumlah kasus ini dengan rincian pada Januari sebanyak 34 kasus, kemudian Februari 2024 sebanyak 42 kasus, dan hingga 17 Maret sebanyak 39 kasus.
Namun menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun 2023 lalu, kasus DBD ini jauh menurun. Pada periode Januari – Maret 2023 tercatat sebanyak 781 kasus dengan rincian Januari 296 kasus, Februari 255 kasus, dan Maret 230 kasus.
“Sampai saat ini tidak ada kematian karena kasus DBD di 2024 ini. Kalau dibandingkan tahun lalu jumlah kasus lumayan tinggi dan total kasus tahun 2023 sebanyak 1.332 kasus dengan 4 kematian,” kata dr Candrawati.
Meski demikian berbagai upaya dilakukan Dinkes Denpasar, di antaranya dengan terus mengedukasi masyarakat agar melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN secara konsisten. Di samping itu, para jumantik juga tetap melakukan kunjungan rumah untuk ikut memantau jentik dan sekaligus mengedukasi masyarakat.
“Kami juga melakukan fogging massal (ULV), dan sudah dilaksanakan mulai pertengahan Februari 2024 selama 1 bulan,” ujarnya.
Fogging fokus ini dilaksanakan sesuai indikasi yaitu adanya kasus dan ditemukan jentik saat PE (pemantauan epidemilogi) di lokasi adanya kasus.
“Akan tetapi masyarakat tetap diedukasi agar melaksanakan PSN, oleh karena fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau tetap ada jentik di tempat penampungan air atau genangan air, seminggu lagi akan berubah menjadi nyamuk dewasa, dan siap menyebarkan penyakit DBD dan begitu seterusnya,” beber dr Candrawati.
Menurutnya, jangan sampai dilakukan fogging setiap minggu, karena disamping biayanya tinggi, efek dari asap fogging juga tidak baik untuk kesehatan. “Untuk itu, peran masyarakat tetap diharapkan untuk mandiri PSN di lingkungan masing-masing,” tandasnya. 7 mis
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Candrawati, Senin (18/3), mengatakan jumlah kasus ini dengan rincian pada Januari sebanyak 34 kasus, kemudian Februari 2024 sebanyak 42 kasus, dan hingga 17 Maret sebanyak 39 kasus.
Namun menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun 2023 lalu, kasus DBD ini jauh menurun. Pada periode Januari – Maret 2023 tercatat sebanyak 781 kasus dengan rincian Januari 296 kasus, Februari 255 kasus, dan Maret 230 kasus.
“Sampai saat ini tidak ada kematian karena kasus DBD di 2024 ini. Kalau dibandingkan tahun lalu jumlah kasus lumayan tinggi dan total kasus tahun 2023 sebanyak 1.332 kasus dengan 4 kematian,” kata dr Candrawati.
Meski demikian berbagai upaya dilakukan Dinkes Denpasar, di antaranya dengan terus mengedukasi masyarakat agar melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN secara konsisten. Di samping itu, para jumantik juga tetap melakukan kunjungan rumah untuk ikut memantau jentik dan sekaligus mengedukasi masyarakat.
“Kami juga melakukan fogging massal (ULV), dan sudah dilaksanakan mulai pertengahan Februari 2024 selama 1 bulan,” ujarnya.
Fogging fokus ini dilaksanakan sesuai indikasi yaitu adanya kasus dan ditemukan jentik saat PE (pemantauan epidemilogi) di lokasi adanya kasus.
“Akan tetapi masyarakat tetap diedukasi agar melaksanakan PSN, oleh karena fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau tetap ada jentik di tempat penampungan air atau genangan air, seminggu lagi akan berubah menjadi nyamuk dewasa, dan siap menyebarkan penyakit DBD dan begitu seterusnya,” beber dr Candrawati.
Menurutnya, jangan sampai dilakukan fogging setiap minggu, karena disamping biayanya tinggi, efek dari asap fogging juga tidak baik untuk kesehatan. “Untuk itu, peran masyarakat tetap diharapkan untuk mandiri PSN di lingkungan masing-masing,” tandasnya. 7 mis
Komentar