Bazar Ramadan ‘Kampung Jawa’ Denpasar Diserbu Pengunjung
Efek Tren 'War Takjil' yang Viral di Media Sosial Saat Bulan Ramadhan Tahun Ini
Bazar Kuliner Ramadan Masjid Raya Baiturrahmah ini akan berlangsung hingga H-5 lebaran. Bazar ini sudah berlangsung sejak Selasa (12/3) pekan lalu
DENPASAR, NusaBali
Bazar Kuliner Ramadan yang digelar Masjid Raya Baiturrahmah, Dusun Wanasari (Kampung Jawa), Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar mendapat efek positif tren 'war takjil'.
Fenomena yang dipicu umat non Muslim (Nonis) juga turut berlomba berburu takjil meski tidak menunaikan ibadah puasa ini mendorong ramainya istilah 'war takjil' di media sosial. Mereka yang tidak berpuasa ikut meramaikan lapak pedagang takjil untuk mencicipi menu-menu manis dan gurih khas iftar (buka puasa) Nusantara.
Tampaknya, fenomena war takjil ini juga terjadi di Bazar Ramadhan di Kampung Jawa, Denpasar. Pada Selasa (19/3), 46 lapak yang berbaris di halaman masjid sudah disesaki pengunjung sejak pukul 15.00 Wita. Barisan pengunjung bazar sudah mengular dari bahu Jalan Ahmad Yani Selatan hingga ke sisi timur halaman Masjid Raya Baiturrahmah. Mereka memburu berbagai jenis cemilan dan makanan khas berbuka puasa. Gorengan, sate, kue, hingga minuman segar dan manis tidak ada yang sepi pembeli.
"Pengunjung ini tentunya bukan dari warga Kampung Jawa saja. Apalagi sekarang viral di TikTok ya, saya amati, umat non Muslim juga ikut mencari takjil," kata Ketua Bazar Kuliner Ramadhan Masjid Baiturrahmah, Fatahillah,55, ketika ditemui pada, Selasa sore di lokasi acara. Kata Fatahillah, tren war takjil ini membawa berkah bagi para pelapak bazar. Sebab, dagangan mereka lebih cepat ludes dibandingkan sebelum tren ini ramai di jagat maya.
Bazar Kuliner Ramadan yang digelar Masjid Raya Baiturrahmah, Dusun Wanasari (Kampung Jawa), Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar mendapat efek positif tren 'war takjil'.
Fenomena yang dipicu umat non Muslim (Nonis) juga turut berlomba berburu takjil meski tidak menunaikan ibadah puasa ini mendorong ramainya istilah 'war takjil' di media sosial. Mereka yang tidak berpuasa ikut meramaikan lapak pedagang takjil untuk mencicipi menu-menu manis dan gurih khas iftar (buka puasa) Nusantara.
Tampaknya, fenomena war takjil ini juga terjadi di Bazar Ramadhan di Kampung Jawa, Denpasar. Pada Selasa (19/3), 46 lapak yang berbaris di halaman masjid sudah disesaki pengunjung sejak pukul 15.00 Wita. Barisan pengunjung bazar sudah mengular dari bahu Jalan Ahmad Yani Selatan hingga ke sisi timur halaman Masjid Raya Baiturrahmah. Mereka memburu berbagai jenis cemilan dan makanan khas berbuka puasa. Gorengan, sate, kue, hingga minuman segar dan manis tidak ada yang sepi pembeli.
"Pengunjung ini tentunya bukan dari warga Kampung Jawa saja. Apalagi sekarang viral di TikTok ya, saya amati, umat non Muslim juga ikut mencari takjil," kata Ketua Bazar Kuliner Ramadhan Masjid Baiturrahmah, Fatahillah,55, ketika ditemui pada, Selasa sore di lokasi acara. Kata Fatahillah, tren war takjil ini membawa berkah bagi para pelapak bazar. Sebab, dagangan mereka lebih cepat ludes dibandingkan sebelum tren ini ramai di jagat maya.
Foto: Ketua Bazar Kuliner Ramadan Masjid Baiturrahmah, Fatahillah. -NGURAH RATNADI
"Tren ini, menurut saya, bagus. Karena di hari ketujuh seperti sekarang ini biasanya sudah mulai sepi. Alhamdulillah, dengan adanya tren ini sudah ada yang habis, biasanya 18.30 Wita masih ada yang sisa," ungkap Fatahillah. Fatahillah yang juga Sekretaris Bidang Idaroh, Yayasan Masjid Baiturrahmah ini mengaku tidak khawatir dengan tren ini selama dampaknya baik. Dia juga tidak khawatir umat yang benar-benar puasa dan memerlukan takjil malah tidak kebagian. Syukurnya, hal itu belum pernah terjadi selama tren ini berlangsung. Di samping itu, masih banyak penjual takjil non bazar yang bisa dibantu dagangannya di sepanjang Jalan Ahmad Yani Selatan di Dusun Wanasari.
"Hasil penjualan dari pelapak 100 persen masuk ke mereka. Kami hanya meretribusi fasilitas tenda dan meja lapak per hari sebesar Rp 20.000 untuk lapak pendek dan Rp 30.000 untuk yang panjang," imbuh Fatahillah. Sementara itu, Rafida,19, salah satu pelapak pun mengakui antusiasme pengunjung bazar tahun ini luar biasa. Selain penjualan memang lebih laris saat momen bulan puasa, momen tahun ini dinilai lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya.
"Iya, penjualannya semakin ramai. Selain momennya pas, ini lebih ramai dari biasanya," ucap Rafida ketika ditemui di bazar pada, Selasa sore.
Kata Fatahillah, Bazar Kuliner Ramadan Masjid Raya Baiturrahmah ini akan berlangsung hingga H-5 lebaran. Bazar ini sudah berlangsung sejak Selasa (12/3) pekan lalu. 7 ol1
1
Komentar