Dipicu 'War Takjil', Jalur Pengunjung Bazar Ramadan Kampung Jawa Denpasar Akan Dibuat Satu Arah
DENPASAR, NusaBali.com - Bazar Kuliner Ramadan di Masjid Raya Baiturrahmah, Dusun Wanasari (Kampung Jawa), Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar diserbu pemburu takjil. Sirkulasi pengunjung menjadi tidak teratur lantaran berdesakan dan lajur keluar-masuk bertabrakan.
Hal ini menjadi sorotan warganet, terutama yang sempat berkunjung. Aktivitas ngabuburit dan berburu takjil yang sedap disebut jadi tidak maksimal lantaran situasi bazar yang terlalu sumpek.
Di samping itu, pengaturan lapak bazar dibuat membentuk lorong di halaman masjid di sisi selatan hingga ke timur masjid. Sedangkan, sirkulasi pengunjung berada di tengah barisan pelapak, begitu pula pengunjung yang sedang bertransaksi.
Sumpeknya pengunjung ini didorong oleh tren 'war takjil'. Sebuah tren di mana aktivitas berburu takjil bukan lagi milik warga Muslim tetapi juga yang non Muslim dan tidak berpuasa di bulan Ramadan.
Fatahillah, 55, Ketua Bazar Kuliner Ramadan Masjid Raya Baiturrahmah mengaku menyadari betul situasi ini. Baginya, selain mensyukuri ramainya pengunjung, kenyamanan pengunjung juga harus diperhatikan.
"Satu hari ini bisa 500 orang lebih keluar masuk ke sini. Supaya tidak macet seperti ini, kami akan coba buat satu arah lajurnya," kata Fatahillah ketika ditemui di bazar Ramadan pada Selasa sore.
Saking sumpeknya pengunjung, ada beberapa pengunjung nakal yang mencoba melepas alas kaki dan melewati batas suci masjid untuk keluar dari keramaian. Perilaku ini pun dicegah marbot yang berjaga di teras Masjid Raya Baiturrahmah.
Kata Fatahillah, nantinya, pintu masuk bazar bakal sama di sisi selatan masjid/halaman depan teras masjid. Namun, pengunjung tidak akan diizinkan keluar dari bazar dengan berbalik arah. Panitia akan membuka akses jalan gang untuk pintu keluar pengunjung bazar.
"Setiap tahun itu, sebenarnya dua arah ini biasa saja. Tapi, mungkin karena tren war takjil itu tadi, pengunjung jadi membludak," imbuh Fatahillah.
Sementara itu, bazar Ramadan di Kampung Jawa, Denpasar siap disidak Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM). Sebab, panitia sudah mewanti-wanti pelapak untuk memerhatikan khususnya zat aditif yang ditambahkan ke menu-menu khas buka puasa yang diajajakan.
"Setiap tahun memang selalu kedatangan BPOM. Dan, sebelum bazar ini mulai, kami sudah rapatkan dengan pelapak untuk menjaga kualitas bahan makanan," ucap Fatahillah yang juga Sekretaris Bidang Idaroh, Yayasan Masjid Baiturrahmah.
Yang disoroti panitia adalah penggunaan zat aditif berupa pewarna dan pengawet. Khususnya untuk pewarna, panitia mengingatkan ada yang namanya pewarna makanan dan tekstil. Hal ini, kata Fatahillah, harus dipahami pelapak.
Di samping itu, Fatahillah menjamin kehalalan menu buka puasa yang dijajakan. Bahan-bahan khususnya hewani diproses di dalam Kampung Jawa sudah sesuai kaidah-kaidah Islam. *rat
Di samping itu, pengaturan lapak bazar dibuat membentuk lorong di halaman masjid di sisi selatan hingga ke timur masjid. Sedangkan, sirkulasi pengunjung berada di tengah barisan pelapak, begitu pula pengunjung yang sedang bertransaksi.
Sumpeknya pengunjung ini didorong oleh tren 'war takjil'. Sebuah tren di mana aktivitas berburu takjil bukan lagi milik warga Muslim tetapi juga yang non Muslim dan tidak berpuasa di bulan Ramadan.
Fatahillah, 55, Ketua Bazar Kuliner Ramadan Masjid Raya Baiturrahmah mengaku menyadari betul situasi ini. Baginya, selain mensyukuri ramainya pengunjung, kenyamanan pengunjung juga harus diperhatikan.
"Satu hari ini bisa 500 orang lebih keluar masuk ke sini. Supaya tidak macet seperti ini, kami akan coba buat satu arah lajurnya," kata Fatahillah ketika ditemui di bazar Ramadan pada Selasa sore.
Saking sumpeknya pengunjung, ada beberapa pengunjung nakal yang mencoba melepas alas kaki dan melewati batas suci masjid untuk keluar dari keramaian. Perilaku ini pun dicegah marbot yang berjaga di teras Masjid Raya Baiturrahmah.
Kata Fatahillah, nantinya, pintu masuk bazar bakal sama di sisi selatan masjid/halaman depan teras masjid. Namun, pengunjung tidak akan diizinkan keluar dari bazar dengan berbalik arah. Panitia akan membuka akses jalan gang untuk pintu keluar pengunjung bazar.
"Setiap tahun itu, sebenarnya dua arah ini biasa saja. Tapi, mungkin karena tren war takjil itu tadi, pengunjung jadi membludak," imbuh Fatahillah.
Sementara itu, bazar Ramadan di Kampung Jawa, Denpasar siap disidak Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM). Sebab, panitia sudah mewanti-wanti pelapak untuk memerhatikan khususnya zat aditif yang ditambahkan ke menu-menu khas buka puasa yang diajajakan.
"Setiap tahun memang selalu kedatangan BPOM. Dan, sebelum bazar ini mulai, kami sudah rapatkan dengan pelapak untuk menjaga kualitas bahan makanan," ucap Fatahillah yang juga Sekretaris Bidang Idaroh, Yayasan Masjid Baiturrahmah.
Yang disoroti panitia adalah penggunaan zat aditif berupa pewarna dan pengawet. Khususnya untuk pewarna, panitia mengingatkan ada yang namanya pewarna makanan dan tekstil. Hal ini, kata Fatahillah, harus dipahami pelapak.
Di samping itu, Fatahillah menjamin kehalalan menu buka puasa yang dijajakan. Bahan-bahan khususnya hewani diproses di dalam Kampung Jawa sudah sesuai kaidah-kaidah Islam. *rat
1
Komentar